Masyarakat Lokal Peran Strategis Pemangku Kepentingan
2. Mendorong partisipasi masyarakat dengan mengajak pemimpin lokal, asosiasi lokal, gagasan dan harapan masyarakat lokal menjadi sentral dalam
penyusunan pariwisata. 3. Membentuk kelompok pemangku kepentingan lokal yang akan terlibat intensif
dalam pariwisata. Hal ini dapat melibatkan individu ataupun institusi. Jika pada masyarakat terdapat tokoh kunci maka dapat diajak sebagai pelaku usaha
wisata atau terlibat dalam perencanaan pariwisata. 4. Memadukan manfaat yang diperoleh dengan kegiatan konservasi secara
langsung dan pastikan bahwa manfaat yang dirasakan dinikmati oleh masyarakat setempat.
5. Mendorong organisasi-organisasi lokal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui aktivitas ekonomi, misal koperasi, asosiasi pengrajin dan
lainnya. 6. Memberikan pemahaman bahwa setiap kawasan memiliki situasi yang khusus
sehingga kesepakatan bersama selalu tidak mudah dicapai, jika kesepakatan tercapai, maka akan ada kepentingan beberapa kelompok masyarakat yang
tidak terakomodir. Peran masyarakat dalam pengelolaan pariwisata di P. Untung Jawa dan P.
Pramuka sangat terlihat. Masyarakat berperan sebagai penyedia jasa wisata, sebagian pemilik modal lokal bertindak sebagai pemilik unit usaha, sebagian
lainnya yang tidak memiliki akses terhadap modal berperan sebagai tenaga kerja lokal. Perbedaan peran masyarakat di kedua pulau, terlihat dalam pengelolaan
objek wisata. Objek wisata P. Untung Jawa dikelola oleh masyarakat setempat dengan bantuan Sudin Pariwisata dan keberadaan organisasi pengelola ini telah
berlangsung selama lebih kurang lima tahun. Sedangkan di P. Pramuka walaupun jumlah pengunjung semakin meningkat, hingga saat ini belum terbentuk suatu
organisasi pengelola kawasan wisata, selain itu peran pemerintah dalam mendukung kegiatan wisata di pulau ini kurang terlihat. Hingga saat ini ekowisata
di P. Pramuka dilakukan masyarakat lokal dengan didampingi oleh sebuah LSM.