Model Permintaan Rekreasi di Pulau Pramuka

berpengaruh negatif terhadap permintaan rekreasi ke P. Pramuka. Hal ini menunjukkan wisatawan responsif terhadap biaya rekreasi ke lokasi tersebut. Scatter Plot hubungan biaya perjalanan dan jumlah kunjungan dari responden wisatawan di P. Pramuka ditunjukkan oleh Gambar 13. 50 1 1 5 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 Total Biaya Perjalanan Rpperjalanan Gambar 13. Scatter Plot Biaya Perjalanan dan Jumlah Kunjungan dari Responden Wisatawan di Pulau Pramuka Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, biaya dan waktu ke lokasi substitusi, lama mengetahui objek wisata, jumlah rekreasi yang dilakukan dalam setahun, memiliki pengaruh positif terhadap permintaan rekreasi ke lokasi ini. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin lama mengetahui keberadaan lokasi wisata, semakin banyak kegiatan rekreasi yang dilakukan dalam setahun minat orang tersebut untuk berwisata ke P. Pramuka semakin meningkat pula. Sedangkan biaya dan waktu ke lokasi wisata substitusi juga berpengaruh positif, artinya biaya yang mahal dan waktu tempuh ke lokasi alternatif yang dibutuhkan merupakan insentif bagi wisatawan untuk berekreasi ke P. Pramuka. Perbandingan koefisien regresi dari setiap fungsi permintaan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Estimasi Parameter Beberapa Model Permintaan Rekreasi ke Pulau Pramuka Variabel Nilai Koefisien Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 X 1 -1.03E-06 a 1.27E-06 a 1.27E-06 a -5.06E-07 a 1.01E-06 a X 2 -0.15 a -0.07 a -0.07 a -0.12 a -0.134 a X 3 0.39 a 0.05 0.04 0.27 a 0.10 a X 4 -0.02 a 0.07 a 0.07 a 0.01 c 0.06 a X 5 -0.05 a -0.08 a -0.09 a -0.08 a -0.08 a X 6 0.08 a -0.00 X 7 1.81E-07 a -1.58E-08 X 8 -0.07 a -0.08 a X 9 -0.02 a -0.01 a X 10 0.15 a 0.12 a X 11 0.08 a 0.08 a X 12 -0.12 a -0.03 b D 1 1.67 a 1.29 a D 2 0.69 a 0.05 D 3 0.78 a 0.71 a Cons 0.71 a 0.56 a 0.61 a 1.94 a -0.36 a Log likelihood -173.79 -533.02 -532.95 -248.16 -473.18 LR chi215 1 206.14 487.68 487.83 1 057.39 607.36 Pseudo R2 0.78 0.31 0.31 0.68 0.39 Ket: tanda a, b, c menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variabel berturut-turut pada = 1, 5 dan 25. Variabel pendapatan, usia, jumlah rombongan, waktu menuju lokasi dan waktu yang dihabiskan di lokasi berpengaruh negatif pada permintaan rekreasi ke P. Pramuka. Artinya semakin tinggi pendapatan, semakin tua usia, semakin banyak jumlah rombongan, semakin lama waktu menuju lokasi dan semakin lama waktu yang dihabiskan di lokasi akan menurunkan jumlah permintaan rekreasi ke P. Pramuka. Seluruh variabel penjelas nyata secara statistik pada = 1 dan 5 persen. Fungsi permintaan ini juga menunjukkan bahwa status pernikahan, jenis kelamin dan keahlian diving wisatawan turut mempengaruhi fungsi permintaan rekreasi, dimana permintaan rekreasi semakin meningkat pada wisatawan pria, wisatawan yang telah menikah serta wisatawan yang memiliki keahlian diving. Berdasarkan kedua fungsi permintaan rekreasi di atas, dapat dilihat bahwa permintaan rekreasi ke objek wisata P. Untung Jawa, tidak responsif terhadap biaya perjalanan. Hal ini menunjukkan bahwa P. Untung Jawa merupakan objek wisata yang terjangkau bagi wisatawan. Sedangkan permintaan rekreasi ke obyek wisata di P. Pramuka, responsif terhadap biaya perjalanan.

7.3 Penilaian Surplus Konsumen

Economic value dari keberadaan obyek wisata dianalisis lebih lanjut berdasarkan persamaan permintaan rekreasi yang diperoleh sebelumnya. Berdasarkan fungsi permintaan linier sebelumnya, maka nilai surplus konsumen SK per kunjungan per individu wisatawan diperoleh dengan rumus SK=V-2 1 . Sedangkan nilai surplus konsumen total kunjungan per individu diperoleh dari rumus SK = V 2 -2 1 Garrod dan Willis, 1999; Grafton et al. 2004, dimana V adalah jumlah kunjungan dan 1 adalah koefisien biaya perjalanan. Selanjutnya, dari kedua nilai tersebut diketahui nilai guna langsung direct use dari total kunjungan responden lebih tinggi di P. Pramuka jauh dibandingkan di P. Untung Jawa. Artinya manfaat jasa lingkungan yang dirasakan oleh wisatawan yang berkunjung ke P. Pramuka lebih tinggi, namun karena jumlah kunjungan wisatawan per tahun di P. Untung Jawa jauh lebih tinggi perbandingan 7:1 maka nilai total economic value per tahun total SK per tahun lebih tinggi di pulau ini perbandingan 15.6:1. Tabel 16 menunjukkan besarnya surplus konsumen. Tabel 16. Perbandingan Nilai Surplus Konsumen di Pulau Untung Jawa dan Pulau Pramuka Keterangan P. Untung Jawa

P. Pramuka Rasio

Jumlah kunjungan orang tahun 36 400 5 200 7: 1 Luas wilayah ha 40.1 16 2.5: 1 Surplus konsumen responden Juta Rp total kunjungan 11 495 24 359 0.5: 1 Surplus konsumen rata-rata per responden Rp kunjungan 19 762 846 8 884 624 2.2: 1 Total surplus konsumen responden Juta Rp tahun 719 367 46 200 15.6: 1 Total surplus konsumen per area Juta Rp Ha 17 939 2 887 6.2: 1 Analisis valuasi ekonomi di atas telah mencoba mengestimasi nilai ekonomi dari jasa lingkungan untuk kegiatan wisata. Hal ini menjadi tantangan lebih lanjut untuk menangkap proporsi penting dari nilai tersebut. Jika manfaat ekonomi berkaitan dengan ekowisata digunakan untuk mendukung peningkatan insentif untuk upaya konservasi, selanjutnya manfaat yang dapat dicapai harus pula mempertimbangkan biaya pada tingkat lokal dan nasional. Salah satu upaya untuk meningkatkan perolehan manfaat adalah melalui peningkatan harga, baik dalam bentuk tarif masuk entry fee kawasan ataupun pada harga barang dan jasa yang disediakan oleh sektor swasta transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, pemandu serta lainnya. Upaya lain untuk meningkatkan manfaat adalah melalui pembangunan fasilitas untuk wisatawan, hal ini penting utnuk jasa pendukung dan meminimumkan kebocoran Linberg, 1991. Tarif masuk kawasan wisata yang berada pada protected area di negara berkembang umumnya sangat murah. Rekomendasi peningkatan tarif menjadi standar rekomendasi bagi studi ekonomi pada protected areas Dixon dan Sherman, 1990; Linberg dan Huber, 1993. Rekomendasi ini menjadi titik penting ketika tarif di pintu masuk