Penilaian Surplus Konsumen PENILAIAN EKONOMI JASA LINGKUNGAN

Tabel 16. Perbandingan Nilai Surplus Konsumen di Pulau Untung Jawa dan Pulau Pramuka Keterangan P. Untung Jawa

P. Pramuka Rasio

Jumlah kunjungan orang tahun 36 400 5 200 7: 1 Luas wilayah ha 40.1 16 2.5: 1 Surplus konsumen responden Juta Rp total kunjungan 11 495 24 359 0.5: 1 Surplus konsumen rata-rata per responden Rp kunjungan 19 762 846 8 884 624 2.2: 1 Total surplus konsumen responden Juta Rp tahun 719 367 46 200 15.6: 1 Total surplus konsumen per area Juta Rp Ha 17 939 2 887 6.2: 1 Analisis valuasi ekonomi di atas telah mencoba mengestimasi nilai ekonomi dari jasa lingkungan untuk kegiatan wisata. Hal ini menjadi tantangan lebih lanjut untuk menangkap proporsi penting dari nilai tersebut. Jika manfaat ekonomi berkaitan dengan ekowisata digunakan untuk mendukung peningkatan insentif untuk upaya konservasi, selanjutnya manfaat yang dapat dicapai harus pula mempertimbangkan biaya pada tingkat lokal dan nasional. Salah satu upaya untuk meningkatkan perolehan manfaat adalah melalui peningkatan harga, baik dalam bentuk tarif masuk entry fee kawasan ataupun pada harga barang dan jasa yang disediakan oleh sektor swasta transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, pemandu serta lainnya. Upaya lain untuk meningkatkan manfaat adalah melalui pembangunan fasilitas untuk wisatawan, hal ini penting utnuk jasa pendukung dan meminimumkan kebocoran Linberg, 1991. Tarif masuk kawasan wisata yang berada pada protected area di negara berkembang umumnya sangat murah. Rekomendasi peningkatan tarif menjadi standar rekomendasi bagi studi ekonomi pada protected areas Dixon dan Sherman, 1990; Linberg dan Huber, 1993. Rekomendasi ini menjadi titik penting ketika tarif di pintu masuk merupakan sumber utama dari penerimaan kawasan tersebut. Hal ini ramai dilakukan sejak sebagian besar lembaga konservasi menyadari bahwa mereka mengalami penurunan biaya, sehingga penetapan tarif untuk memaksimumkan pendapatan menjadi penting. Hal ini telah banyak dilakukan oleh pengelola lokasi ekowisata di sejumlah negara, dimana membebankan tarif yang lebih tinggi kepada pengunjung merupakan satu-satunya upaya untuk memperoleh bagian yang lebih besar dari nilai ekonomi suatu kawasan. Terkait dengan upaya peningkatan biaya tarif masuk kawasan, maka penelitian ini mencoba menganalisis sejauhmana kesediaan membayar wisatawan terhadap tarif masuk di masing-masing lokasi. Objek wisata P. Untung Jawa saat ini telah menerapkan tarif masuk sebesar Rp 3 000 per kunjungan sedangkan di P. Pramuka hingga saat ini belum terdapat tarif masuk. Setelah dilakukan survei awal, umumnya wisatawan merasa keberatan jika dibebankan tarif masuk, mereka lebih menyetujui untuk suatu dana konservasi. Selanjutnya penelitian ini mencoba menganalisis lebih dalam kesediaan wisatawan dalam membayar suatu dana konservasi. Kesediaan membayar atau WTP diperoleh dengan menggunakan teknik pengukuran langsung direct yang didasarkan pada survei terhadap responden. Metode yang digunakan dalam kasus ini adalah CVM dengan close ended question .

7.4 Kesediaan Membayar Dana Konservasi

Pada peneiltian ini responden wisatawan ditanyakan kesediaannya terhadap dana konservasi untuk upaya perbaikan kualitas lingkungan di sekitar objek wisata. Jika responden bersedia membayar maka selanjutnya akan ditanyakan, berapa nilai maksimal yang sanggup mereka bayarkan untuk dana konservasi tersebut untuk setiap kunjungan. Secara umum persentase wisatawan yang bersedia membayar dana konservasi jumlahnya lebih tinggi di P. Untung Jawa namun dengan nilai WTP yang lebih rendah dibandingkan P. Pramuka. Rendahnya nilai WTP wisatawan dikarenakan wisatawan di P. Untung Jawa menganggap kondisi lingkungan pantai dan laut di lokasi objek wisata ini semakin lama semakin buruk, sehingga mereka sudah tidak dapat lagi menikmati keindahan bawah laut seperti terumbu karang dan hanya menikmati pemandangan pantai. Nilai WTP yang lebih rendah juga dikarenakan wisatawan di P. Untung Jawa merasa adanya biaya konservasi akan membuat biaya tiket masuk semakin tinggi. Selama ini di objek wisata ini telah menerapkan biaya masuk sebesar Rp 3 000 per orang sehingga dana konservasi yang tinggi akan semakin memberatkan wisatawan. Sebanyak 80 persen responden di P. Untung Jawa menyatakan bersedia membayar sejumlah dana konservasi lingkungan, dimana 40 persennya menyatakan bersedia membayar antara Rp 2 000 – 3 000 untuk satu kali kunjungan. Sedangkan dari 43 responden di P. Pramuka hanya 70 persen yang bersedia membayar sejumlah dana konservasi, dimana 60 persen menyatakan bersedia membayar antara Rp 3 000 – 5 000 untuk satu kali kunjungan. Nilai rata- rata mean WTP wisatawan di P. Untung Jawa adalah Rp 3 471.4 sedangkan di P. Pramuka Rp 7 433.3. Kurva lelang bid curve diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai variabel tidak bebas dependent variable dengan beberapa variabel bebas. Variabel bebas yang digunakan untuk memformulasikan persamaan WTP