Dampak Ekonomi Induced DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM

seperti membayar biaya sekolah anak. Biaya transportasi lebih tinggi di P. Pramuka, hal ini dikarenakan lokasi pulau yang relatif jauh dari daratan Jakarta, sehingga biaya transportasi pun jauh lebih tinggi. Tabel 12. Proporsi Rata-Rata Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal Terhadap Penerimaan di Pulau Untung Jawa dan Pulau Pramuka Tahun 2008 Komponen Proporsi terhadap Penerimaan Keterangan P. Untung Jawa

P. Pramuka

Kebutuhan pangan harian 86 86 Lokal Biaya transportasi 4 8 Lokal Retribusi dan pajak 1 - Lokal Biaya lainnya 10 5 Lokal

6.4 Nilai Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan

Estimasi dampak pengganda multiplier dan kebocoran dengan tingkat akurasi yang tinggi sangat sulit dilakukan. Tingkat kesempurnaan dan kebakuan model multiplier masih dalam perdebatan. Ketidaksempurnaan data terkadang menjadi alasan utama rendahnya kredibilitas analisis multiplier Mathiesen dan Wall, 1982. Dampak ekonomi dari pengeluaran wisatawan yang terjadi di kedua pulau dapat diukur dengan menggunakan nilai efek pengganda atau multiplier dari aliran uang yang terjadi. Terdapat dua nilai pengganda berdasarkan META 2001 dalam mengukur dampak ekonomi kegiatan pariwisata di tingkat lokal, yaitu: 1 Keynesian Local Income Multiplier yang menunjukkan seberapa besar pengeluaran wisatawan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan 2 Ratio Income Multiplier yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran wisatawan berdampak pada keseluruhan ekonomi lokal. Nilai pengganda mengukur dampak langsung, tidak langsung dan induced. Hasil penelitian menunjukkan dari keseluruhan nilai pengganda di P. Untung Jawa memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai di P. Pramuka. Tabel 13 menunjukkan nilai Keynesian Local Income multiplier di P. Untung Jawa sebesar 1.85 artinya peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 1 rupiah akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal sebesar 1.85 rupiah. Sedangkan nilai di P. Pramuka sebesar 1.16, artinya peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 1 rupiah akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal sebesar 1.16 rupiah. Tabel 13. Nilai Multiplier dari Aliran Uang Kegiatan Wisata Bahari di Pulau Untung Jawa dan Pulau Pramuka Tahun 2008 Kriteria Nilai Multiplier P. Untung Jawa P. Pramuka Keynesian Local Income multiplier 1.85 1.16 Ratio Income Multiplier Tipe 1 1.47 1.40 Ratio Income Multiplier Tipe 2 1.94 1.78 Nilai Ratio Income Multiplier Tipe 1 di P. Untung Jawa sebesar 1.47, artinya peningkatan 1 rupiah pendapatan unit usaha dari pengeluaran wisatawan akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1.47 rupiah pada total pendapatan masyarakat yang meliputi dampak langsung dan tidak langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha dan tenaga kerja lokal, demikian halnya dengan nilai di P. Pramuka. Sedangkan nilai Ratio Income Multiplier Tipe 2 di P. Untung Jawa sebesar 1.94 artinya peningkatan 1 rupiah pengeluaran wisatawan akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1.94 rupiah pada total pendapatan masyarakat