degradasi lingkungan atau untuk mengurangi pengaruh buruk terhadap sumberdaya alam dan lingkungan.
Adapun dalam teknik replacement cost, nilai sumberdaya alam didekati dari biaya atau pengeluaran untuk restorasi sumberdaya alam. Sebagai contoh,
berkurangnya produktivitas sumberdaya perikanan dapat ditunjukkan dari hilangnya hutan mangrove, sehingga dalam teknik ini, biaya yang dibutuhkan
untuk menanam kembali hutan mangrove yang hilang dapat dikonversikan sebagai sebuah pendugaan minimum dari manfaat yang dihasilkan sumberdaya
Fauzi 2000.
Travel Cost Method TCM dapat dikatakan sebagai metode yang tertua untuk pengukuran nilai ekonomi tidak langsung terhadap sumberdaya alam.
Metode ini kebanyakan digunakan untuk menganalisis permintaaan terhadap rekreasi di alam terbuka, seperti memancing, berburu dan hiking Fauzi 2010.
Secara prinsip, metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat rekreasi, misalnya untuk menyalurkan hobi memancing atau
berekreasi di pantai, seseorang akan mengorbankan biaya dalam bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat tersebut. Dengan mengetahui pola ekspenditure
dari konsumen ini, maka akan dapat dikaji barapa nilai value yang diberikan konsumen kepada sumberdaya alam dan lingkungan.
Dengan demikian, menurut Fauzi 2010 metode ini dapat digunakan untuk mengukur manfaat dan biaya akibat dari : i perubahan biaya akses tiket masuk
bagi suatu tempat rekreasi; ii penambahan tempat rekreasi baru; iii perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi; dan iv penutupan tempat rekreasi yang ada.
Tujuan dasar TCM adalah ingin mengatahui nilai kegunaan dari sumberdaya alam melalui pendekatan proxy. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan untuk
mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam digunakan sebagai proxy untuk menentukan harga dari sumberdaya alam tersebut.
Asumsi mendasar yang digunakan pada pendekatan TCM adalah bahwa utilitas dari setiap konsumen terhadap aktivitas, misalnya bersifat dapat
dipisahkan separable. Artinya, fungsi permintaan dari kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lokasi yang menjadi obyek penelitian tidak dipengaruhi
independent oleh permintaan kegiatan rileks lainnya, seperti menonton televisi, dan belanja atau shopping Fauzi 2010.
Secara umum ada dua teknik sederhana yang digunakan untuk menentukan nilai ekonomi berdasarkan TCM, yaitu : i pendekatan sederhana melalui zonasi;
dan ii pendekatan individual. Pendekatan TCM melalui zonasi adalah pendekatan yang relatif simpel dan murah karena data yang diperlukan relatif
lebih banyak mengandalkan data sekunder dan beberapa data sederhana dari responden pada saat survai. Dalam teknik ini, tempat rekreasi pantai dibagi dalam
beberapa zona kunjungan dan diperlukan data jumlah pengunjung per tahun untuk memperoleh data kunjungan per seribu penduduk. Dengan memperoleh data ini
dan data jarak, waktu perjalanan, serta biaya setiap perjalanan per satuan jarak per km, maka akan diperoleh biaya perjalanan secara keseluruhan dan kurva
permintaan untuk kunjungan ke tempat wisata Fauzi 2010.
TCM berdasarkan pendekatan individual menggunakan data yang sebagian besarnya berasal dari kegiatan survai di lapangan. Metodologi pendekatan
individual TCM secara prinsip sama dengan sistem zonasi, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui
survey dan teknik statistika yang relatif kompleks. Kelebihan dari metode TCM dengan pendekatan individu adalah hasil yang diperoleh relatif akurat daripada
metode zonasi Fauzi 2010.
Beberapa asumsi dasar yang harus dibangun agar penilaian terhadap sumberdaya alam tidak bias melalui TCM sebagaimana dikemukakan oleh Haab
dan McConnel 2002 diacu dalam Fauzi 2010, antara lain : i biaya perjalanan dan biaya waktu digunakan sebagai proxy atas harga rekreasi; ii waktu
perjalanan bersifat netral, artinya tidak menghasilkan utilitas maupun disutilitas; dan iv biaya perjalanan merupakan perjalanan tunggal bukan multiple travel.
Selain itu, menurut Fauzi 2010, TCM harus dibangun berdasarkan asumsi bahwa setiap individu hanya memiliki satu tujuan untuk mengunjungi tempat wisata yang
dituju sehingga tidak menganalisis aspek kunjungan ganda multipurpose visit. Selanjutnya, para pengunjung atau individu juga harus dibedakan tempat mereka
berasal untuk memilah pengunjung yang datang dari wilayah setempat penduduk di sekitar lokasi wisata.
Tantangan utama dalam penilaian adalah informasi tidak sempurna. Bagi individu misalnya, tempat tidak memiliki nilai pada jasa ekosistem jika mereka
tidak tahu peran peranan jasa bagi kehidupan mereka Norton 1998 Berikut adalah analogi. Jika pohon jatuh di hutan dan tidak ada satu sekitar
mendengarnya, apakah itu masih membuat suara? Jawabannya ini pertanyaan lama jelas tergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan suara. Jika
suara didefinisikan sebagai persepsi gelombang suara oleh orang-orang, maka jawabannya adalah tidak. Jika Suara didefinisikan sebagai pola energi fisik
dalam udara, maka jawabannya adalah ya. Dalam kasus kedua, expressed atau state preference menyatakan tidak akan mencerminkan manfaat sebenarnya dari
jasa ekosistem. Kunci lainnya tantangan secara akurat mengukur fungsi sistem untuk benar menghitung jumlah jasa yang diberikan berasal dari bahwa sistem
Barbier et al. 2008; Koch 2009.
2.6 Sistem, Pendekatan Sistem dan Model
Secara leksikal, sistem berarti susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas dan sebagainya. Dengan kata lain, sistem adalah suatu kesatuan usaha yang
terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks Marimin 2004.
Hartrisari 2007, mendefinisikan sistem sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan terorganisasi untuk mencapai tujuan. Menurut Muhammadi
2001, sistem adalah keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Pengertian keseluruhan
adalah lebih dari sekedar penjumlahan atau susunan aggregate, yaitu terletak pada kekuatan power yang dihasilkan oleh keseluruhan itu jauh lebih besar dari
suatu penjumlahan atau susunan.
Pengertian interaksi adalah pengikat atau penghubung antar unsur, yang memberi bentukstruktur kepada obyek, membedakan dengan obyek lain dan
mempengaruhi perilaku dari objek. Pengertian unsur adalah benda, baik konkret atau abstrak yang menyusun objek sistem. Kinerja sistem ditentukan oleh fungsi
unsur. Gangguan salah satu fungsi unsur mempengaruhi unsur lain sehingga
mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan. Unsur yang menyusun sistem disebut bagian sistem atau sub-sistem Muhammadi 2001.
Sistem terdiri atas komponen, atribut dan hubungan yang dapat didefinisikan sebagai berikut: 1 komponen adalah bagian-bagian dari sistem
yang terdiri atas input, proses dan output. Setiap komponen sistem mengansumsikan berbagai nilai untuk menggambarkan pernyataan sistem sebagai
seperangkat aksi pengendalian atau lebih sebagai pembatasan. Sistem terbangun atas komponen-komponen, komponen tersebut dapat dipecah menjadi komponen
yang lebih kecil. Bagian komponen yang lebih kecil disebut dengan sub-sistem, 2 atribut adalah sifat-sifat atau manifestasi yang dapat dilihat pada komponen
sebuah sistem. Atribut mengkarakteristikkan parameter sebuah sistem, 3 hubungan merupakan keterkaitan di antara komponen dan atribut Muhammadi
2001.
Menurut Chechland 1981, ada beberapa persyaratan dalam berfikir sistem system thinking, di antaranya adalah: 1 holistik tidak parsial; system thinkers
harus berfikir holistik tidak reduksionis; 2 sibernitik goal oriented; system thinkers harus mulai dengan berorientasi tujuan goal oriented tidak mulai
dengan orientasi masalah problem oriented; 3 efektif; dalam ilmu sistem erat kaitannya
dengan prinsip
dasar manajemen, dimana
suatu aktivitas
mentransformasikan input menjadi output yang dikehendaki secara sistematis dan terorganisasi guna mencapai tingkat yang efektif dan efisien. Jadi dalam ilmu
sistem, hasil harus efektif dibanding efisien; ukurannya adalah cost effective bukan cost efficient, akan lebih baik apabila hasilnya efektif dan sekaligus efisien.
Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis Marimin 2004. Menurut
Eriyatno 1999 karena pemikiran sistem selalu mencari keterpaduan antar bagian melalui pemahaman yang utuh, maka diperlukan suatu kerangka fikir baru yang
dikenal sebagai pendekatan sistem system approach. Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya
identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Pendekatan sistem
dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk memahami
penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem.
Keunggulan pendekatan sistem antara lain: 1 pendekatan sistem diperlukan karena makin lama makin dirasakan interdependensinya dari berbagai
bagian dalam mencapai tujuan sistem, 2 sangat penting untuk menonjolkan tujuan yang hendak dicapai, dan tidak terikat pada prosedur koordinasi atau
pengawasan dan pengendalian itu sendiri, 3 dalam banyak hal pendekatan manajemen tradisional seringkali mengarahkan pandangan pada cara-cara
koordinasi dan kontrol yang tepat, seolah-olah inilah yang menjadi tujuan manajemen, padahal tindakan-tindakan koordinasi dan kontrol ini hanyalah suatu
cara untuk mencapai tujuan, dan harus disesuaikan dengan lingkungan yang dihadapi, 4 konsep sistem terutama berguna sebagai cara berfikir dalam suatu
kerangka analisa, yang dapat memberi pengertian yang lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuan.
Model adalah suatu penggambaran abstrak dari sistem dunia real atau nyata yang akan bertindak seperti sistem dunia nyata untuk aspek-aspek tertentu.
Menurut Eriyatno 1999, model merupakan suatu abstraksi dari realitas yang akan memperlihatkan hubungan langsung maupun tidak langsung serta timbal
balik atau hubungan sebab akibat. Suatu model dapat dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang dikaji. Biasanya model dibangun
untuk tujuan peramalan forecasting dan evaluasi kebijakan, yaitu menyusun strategi perencanaan kebijakan dan memformulasikan kebijakan Tasrif 2004.
Menurut Muhammadi 2001, berdasarkan adanya pemahaman tentang kejadian sistemik, ada lima langkah yang dapat ditempuh untuk menghasilkan
bangunan pemikiran model yang bersifat sistemik, yaitu: a
Identifikasi proses, yaitu mengungkapkan pemikiran tentang proses nyata actual transformation yang menimbulkan kejadian nyata actual state.
Proses nyata tersebut merujuk kepada objektivitas dan bukan proses yang dirasakan atau subjektivitas.
b Identifikasi kejadian yang diinginkan adalah memikirkan kejadian yang
seharusnya, yang diinginkan, yang dituju, yang ditargetkan ataupun yang direncanakan desired state. Keharusan, keinginan, target dan rencana
merujuk kepada waktu yang akan datang, sehingga disebut pandangan ke depan atau visi. Visi yang baik perlu dirumuskan dengan kriteria layak
feasible dan dapat diterima aceptable.
c Memikirkan tingkat kesenjangan antara kondisi faktual dengan yang
diinginkan. Kesenjangan adalah masalah yang harus dipecahkan atau merupakan tugas misi yang harus diselesaikan. Perumusan masalah
secara konkrit bisa dinyatakan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif.
d Identifikasi mekanisme tentang variabel-variabel untuk menutup
kesenjangan antara faktual dengan kejadian yang diinginkan. Dinamika tersebut adalah aliran informasi tentang keputusan-keputusan yang telah
bekerja dalam sistem, yang merupakan hasil pemikiran dari proses pembelajaran yang dapat bersifat reaktif ataupun kreatif. Pemikiran reaktif
ditunjukkan oleh aksi yang bentuk atau polanya sama dengan tindakan masa lampau dan kurang antisipatif terhadap kejadian yang akan datang.
Sedangkan pemikiran kreatif ditunjukkan oleh aksi yang bentuk atau polanya berbeda dengan masa lampau yang dapat bersifat penyesuaian
tindakan masa lampau adjustment atau berorientasi masa depan visionary.
e Analisis kebijakan, yaitu menyusun alternatif tindakan atau keputusan
policy yang akan diambil untuk mempengaruhi proses nyata sebuah sistem dalam menciptakan kejadian nyata. Keputusan tersebut
dimaksudkan untuk mencapai kejadian yang diinginkan. Alternatif tersebut dapat satu atau kombinasi bentuk-bentuk intervensi, baik yang bersifat
struktural atau fungsional. Intervensi struktural artinya mempengaruhi mekanisme interaksi pada sistem, sedangkan intervensi fungsional artinya
mempengaruhi fungsi unsur dalam sistem. Pengembangan dan penetapan alternatif intervensi tersebut dipilih setelah dilakukan pengujian simulasi
komputer atau simulasi pendapat pakar.
Perilaku dinamis dalam model dapat dikenali dari hasil simulasi model. Simulasi model terdiri atas beberapa tahap, yaitu penyusunan konsep, pembuatan
model, simulasi dan validasi hasil simulasi. Model dapat dinyatakan baik bila kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang terjadi
di dunia nyata relatif kecil. Hasil simulasi yang sudah divalidasi digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dan telah dilakukan disampaikan pada Tabel 2.3.