Tabel 3.5 Konversi produksi ikan dari PP per tahun Beverage, 1984 PP
gCm
2
y Conversion Annual of Fish Yield
g fish Cm
2
y 1000
1,0-1,2 1000-1500
1,2-1,5 1500-2000
1,5-2,1 2000-2500
2,1-3,2 2500-3000
3,2-2,1 3000-3500
2,1-1,5 3500-4000
1,5-1,2 4000-4500
1,2-1,0 4500
-1,0 3.5.2.6
Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha dalam penelitian ini menggunakan analisis finansial yang meliputi analisis usaha dan analisis kriteria investasi Kadariah, et
al. 1999. Komponen yang dipakai dalam melakukan analisis usaha meliputi menghitung biaya investasi, biaya-biaya produksi dan pendapatan. Analisis
kriteria investasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis Net Present Value NPV dan Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate Return
IRR.
3.5.2.6.1 Analisis Usaha
Analisis usaha dilakukan analisis keuntungan, analisis imbangan penerimaan dan biaya revenue cost ratio, analisis payback period PP dan
analisis return of investment ROI. Analisis keuntungan digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan
yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang dilakukan dan rumus yang digunakan sebagai berikut Sugiarto et al. 2002:
π = TR - TC Keterangan :
TR : Total revenue penerimaan total
TC : Total cost biaya total
Dengan kriteria: TR TC : Usaha menguntungkan
TR = TC : Usaha pada titik keseimbangan titik impas TR TC : Usaha mengalami kerugian
Analisis imbangan penerimaan dan biaya revenue
– cost ratio dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan dan rumus yang digunakan sebagai
berikut Sugiarto et al. 2002:
⁄
Dengan kriteria : RC 1 : Usaha menguntungkan
RC = 1 : Usaha pada titik keseimbangan titik impas RC 1 : Usaha mengalami kerugian
Payback period PP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan aliran kas. Dengan kata lain, PP dapat pula
diartikan sebagai rasio antara pengeluaran investasi dengan keuntungan yang dihasilkannya dalam satuan waktu. Perhitungan PP dapat dilakukan dengan
rumus:
Kriteria: Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback periode maka usaha tersebut dikatakan layak untuk dilanjutkan
Return of investment ROI adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktifitas untuk menghasilkan keuntungan
bersih. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROI yaitu :
3.5.2.6.2 Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi dilakukan analisis Net Present Value NPV, Internal Rate of return IRR dan Net Benefit Cost Ratio Net BC. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya KJA dan perikanan tangkap di Waduk Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau untuk waktu
10 tahun ke depan. Cara menghitung analisi kriteria investasi:
1. Net Present Value NPV. Secara matematis dirumuskanKadariah et al.
1999:
n t
t i
Ct Bt
NPV 1
1
Keterangan : Bt
: Seluruh manfaat benefit usaha budidayapenangkapan per tahun
Ct : Seluruh biaya cost usaha budidayapenangkapan per tahun
n : Umur proyek
i : tingkat bunga
t : Interval waktu
2. Internal Rate of return IRR
Formula untuk IRR Kadariah et al. 1999, adalah sebagai berikut :
1 2
2 1
1 1
i i
NPV NPV
NPV i
IRR
Keterangan : i1 : Discount Rate yang menghasilkan NPV1
i2 : Discount Rate yang menghasilkan NPV2 3.
Net Benefit- Cost Ratio Net BC. Net BC dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan : Bt
: Seluruh manfaat benefit usaha budidayapenangkapan per tahun
Ct : Seluruh biaya cost usaha budidayapenangkapan per tahun
n : Umur proyek
i : tingkat bunga
t : Interval waktu
3.5.2.7 Analisis Daya Dukung Kawasan
Daya dukung kawasan DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu
tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia Yulianda 2007 dengan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan DDK : Daya Dukung Kawasan oranghari
K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area orang
Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan m
2
m Lt
: Unit area untuk kategori tertentu m
2
m Wt
: Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari jamhari
Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu
jam Potensi ekologis adalah jumlah pengunjung per aktivitas yang dapat ditolerir
oleh alam. Sedangkan luas area yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan disesuaikan dengan jenis kegiatannya Tabel 3.6.
n
t t
i Bt
Ct n
t t
i Ct
Bt C
NetB 1
1 1
1
Tabel 3.6 Potensi ekologis Jenis
Kegiatan ∑ Pengunjung
Orang Unit Area
Luas Lahan Keterangan
Perahu 6
20.000 m
2
Dihitung luas
situ yang
dibutuhkan untuk 6 orang 1 perahu kayu untuk mengelilingi
situ sebesar 20.000 m
2
Memancing 1
240 m² Setiap satu orang membutuhkan area untuk memancing sebesar
240 m² Duduk santai
2 16 m setiap dua orang membutuhkan
ruang untuk
duduk santai
sepanjang 16 m Outbond
10 700 m
2
Dihitung luas
lokasi yang
dibutuhkan untuk 10 orang 1 team untuk outbound adalah 700
m
2
Berkemah 2
169 Dihitung luas satu tenda 2 otang 9 m
2
dan jarak antar tenda 10 m Sumber: Yulianda, 2010
3.5.3 Nilai Ekonomi Total Jasa Ekosistem Waduk Koto Panjang
Untuk menghitung nlai ekonomi total jasa ekosistem Waduk Koto Panjang menggunakan kerangka total economic value dan kerangka millenium ecosystem
assesment seperti Tabel 3.7. Nilai ekonomi total dapat dituliskan secara matematis:
TEV = UV + NUV = DUV +IUV+OV+XV+BV Dimana
TEV :
Total Economic Value IUV
: Indirect Use Value
UV :
Use Values OP
: Option value
NUV :
Non Use Value EV
: Existence value
DUV :
Direct Use Value BV
: Bequest Value
Tabel 3.7 Kerangka Total Ekonomic Value dan kerangka Millenium Ecosystem Assesment Waduk Koto Panjang
Kerangka MA Kerangka TEV
MA Grup Jasa
Direct Use
Indirect Use
Option Value
Non use value
Penyediaan Provisioning
Perikanan tangkap Budidaya perikanan
KJA EoP
EoP
Kultural Cultural
Wisata TCM
Nilai ekonomi Perikanan tangkap dan budidaya KJA diestimasi dengan menggunakan produktivitas Effect on Production Approach, EOP. Nilai
ekonomi yang menggunakan pendekatan EOP dapat dilakukan dengan analisis
permintaan demand analysis Adrianto 2006. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung nilai ekonomi budidaya KJA dan perikanan tangkap
berdasarkan adalah sebagai berikut :
1. Pendugaan fungsi permintaan untuk nilai penggunaan langsung direct
uses value : Q = a
– b
1
X
1
+ b
2
X
2
+..+b
n
X
n
Keterangan : Nilai ekonomi budidaya KJA :
Q : Produksi KJA kgtahun
X
1
: Harga ikan tertimbang Rpkg X
2
: Umur responden tahun X
3
: Tingkat pendidikan X
4
: Jumlah anggota keluarga X
5
: Jumlah pendapatan rumah tangga Rp.bulan Nilai ekonomi perikanan tangkap :
Q : Produksi ikan kgtahun
X
1
: Harga ikan tertimbang Rpkg X
2
: Umur responden tahun X
3
: Tingkat pendidikan X
4
: Jumlah anggota keluarga X
5
: Jumlah pendapatan rumah tangga Rpbulan Hubungan antara harga X
1
diasumsikan negatif terhadap permintaan sumberdaya. Artinya semakin mahal harga sumberdaya semakin rendah tingkat
permintaan sumberdaya tersebut. 2.
Penentuan nilai surplus konsumen Consumer Surplus, CS dihasilkan dari rumus luas segitiga pada Gambar 3.8.
Karena; y = a+bx, maka: x ~ P
rata
CS
Q
rata
P
max
P
rata
Kurva permintaan
Gambar 3.8 Kurva permintaan sumberdaya
Keterangan : a
: Intercept b
1
: Koefisien regresi X1 P
max
: Harga maksimum P
rata
: Harga rata-rata Q
rata
: Jumlah produksi rata-rata CS
: Surplus konsumen N
: Jumlah pembudidayanelayan L
: Luas lahan ha NE
: Nilai ekonomi hatahun Pendekatan yang dilakukan untuk menghitung nilai ekonomi wisata waduk
yang merupakan sumberdaya yang tidak dipasarkan non market valuation adalah menggunakan teknik valuasi Travel Cost Method TCM. TCM dibangun
atas dasar teori permintaan konsumen dengan mengunakan pendekatan individual TCM dimana data yang digunakan sebagian besar dari survei. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam menghitung nilai ekonomi jasa kultural wisata di Waduk Koto Panjang dilakukan sebagai berikut:
1. Menduga fungsi permintaan sebagai berikut :
V = a – b
1
X
1
+ b
2
X
2
+..+b
n
X
n
Keterangan : V
: Jumlah kunjungan dalam setahun X
1
: Travel cost Rp X
2
: Jumlah pendapatan rumah tangga Rpbulan X
3
: Jarak km 2.
Penentuan nilai surplus konsumen Consumer Surplus, CS dihasilkan dari rumus luas segitiga pada Gambar 3.9.
CS
Q
rata
P
max
P
rata
Kurva permintaan
Gambar 3.9 Kurva permintaan wisata
Karena y = a+bx, maka: x ~ P
rata
Keterangan : a
: Intercept b
1
: Koefisien regresi X1 P
max
: Harga maksimum P
rata
: Harga rata-rata Q
rata
: Jumlah produksi rata-rata CS
: Surplus konsumen N
: Wisatawan L
: Luas lahan ha NE
: Nilai ekonomi hatahun
3.5.4 Model Dinamik Pengelolaan Jasa Ekosistem Waduk Koto Panjang
Metode analisis data dilakukan dengan pendekatan sistem dinamis dengan bantuan software powersim. Lebih rinci sebagai berikut tentang data dapat
ditampilkan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Metode pengumpulan data model dinamik
Aspek kajian
Variabel Metode
Analisis Output
Pemodelan
-
Pertumbuhan penduduk
-
Potensi ikan stok
-
Budidaya KJA
-
Penangkapan ikan
-
Wisata
-
Sistem dinamik
-
Simulasi produksi ikan dari kegiatan penangkapan dan
budidaya KJA
-
Simulasi pendapatan dari jasa-jasa ekosistem
-
Simulasi surplus konsumen dari jasa-jasa ekosistem
-
Simulasi nilai ekonomi dari jasa- jasa ekosistem
Tahapan operasional perancangan model dinamik pengelolaan jasa ekosistem Waduk Koto Panjang dimodifikasi dari Yusuf 2016, sebagai berikut:
- Membangun konsep model yang meliputi, konsepsi makro dan konsepsi
mikro. Konsepsi makro adalah konsepsi umum dari model yang dibangun. Sedang konsepsi mikro adalah konsepsi yang lebih detil dari hubungan
timbal balik antara struktur-struktur yang ada di dalam model.
- Konsepsi makro model dinamik pengelolaan ekonomi jasa ekosistem
Waduk Koto Panjang, didasarkan pada hubungan antara penduduk, sumberdaya ikan stok, jasa-jasa ekosistem dan limbah. Pertumbuhan
penduduk dari tahun ketahun akan meningkat jumlah penduduk seiring dengan pemenuhan akan kebutuhan dan peningkatan limbah yang
dihasilkan. Limbah yang dihasilkan baik bersumber dari penduduk,
Penduduk
Potensi Ikan Stok
Limbah Jasa-Jasa
Ekosistem
Penduduk Potensi Ikan Stok
Pembudidaya Limbah
Wisatawan
Daya Dukung Lingkungan
Nelayan
Jasa-Jasa Ekosistem
Budidaya KJA Wisata Pancing
Penangkapan Ikan Limbah1
Limbah2
pemanfaatan jasa-jasa lingkungan wisata, budidaya KJA dan kegiatan penangkapan ikan serta potensi blooming yang dapat terjadi di waduk
akibat tingginya produktivitas primer kesuburan perairan dapat dilihat pada Gambar 3.10.
- Konsepsi model dinamik pengelolaan jasa ekosistem Waduk Koto
Panjang, mengacu pada konsepsi makro yang lebih didetilkan hubungannya antara struktur-struktur yang ada didalamnya. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi, akan menghasilkan limbah domestik yang tinggi pula dan disisi lain akan meningkatkan kebutuhan akan jasa-jasa ekosistem
wisata, budidaya KJA dan kegiatan penangkapan ikan dapat dilihat pada Gambar 3.11.
-
- Gambar 3.10 Konsepsi makro model dinamik pengelolaan jasa ekosistem Waduk
Koto Panjang
Gambar 3.11 Konsepsi mikro model dinamik pengelolaan jasa ekosistem Waduk Koto Panjang
Penduduk Kematian
Penduduk Kelahiran
Penduduk
Tingkat Kelahiran Tingkat Kematian
+ +
+ +
- +
+ -
- Membuat diagram simpal kausal causal loop merupakan gambaran
hubungan timbal balik atau sebab akibat causal relationship dari struktur-struktur yang ada dapat dilihat pada Gambar 3.12, Gambar 3.13,
Gambar 3.14, Gambar 3.15 dan Gambar 3.16
Gambar 3.13 Diagram simpal kausal causal loop potensi ikan stok
Stok Ikan Pengurangan Stok
Penambahan Stok Fraksi
Pertumbuhan Fraksi
Pengurangan +
+ +
- +
Rasio Stok
Kelimpahan LuasWaduk
Survival Rate Alami
Pengaruh Kelimpahan thd Penambahan Stok
+
+ +
- +
+ -
- +
Gambar 3.12 Diagram simpal kausal causal loop pertumbuhan penduduk
Jumlah Penduduk
Vol Tinja per Orang
+ Limbah Penduduk
+ Total Limbah di
Waduk +
Jumlah Hari dalam setahun
Jumlah KJA Jumlah Ikan
dipelihara Jumlah Pakan
+
Berat Ikan +
+
Lama Ikan dipelihara
Limbah KJA +
+ +
+ Jumlah Wisatawan
Limbah Wisatawan
Jumlah Nelayan
Limbah Nelayan Vol Tinja per
Orang 0
Vol Tinja per Orang 1
+
+ +
+ +
+ +
Jumlah Hari dihabiskan Wisatawan
+
Jumlah Hari Penangkapan Ikan
+ +
Daya Dukung Lingkungan
+ -
- +
Populasi Ikan Stok
Jumlah Nelayan
Nelayan Mesin Nelayan Dayung
Jumlah Wisatawan Wisatawan
Penangkapan Ikan +
+
+
Rata-rata Tangkapan Ikan per Hari
+ Total Tangkapan
Ikan Rata-rata Tangkapan
Ikan per Hari 0 Jumlah Trip
Tangkapan ND
Jumlah Trip Tangkapan NM
Jumlah Tangkapan NM
Jumlah Tangkapan ND
Fraksi Tangkapan ND
Alat Tangkap ND +
+ +
+ -
-
+ -
Rata-rata Tangkapan Wisatawan
+
+ +
+ +
+ Alat Tangkap NM
Fraksi Tangkapan NM
+ +
Jumlah Tangkapan Wisatawan
+
+ +
+ Fraksi Tangkapan
Wisatawan +
Alat Tangkap Wisatawan
Jumlah Trip Tangkapan Wisatawan
+ +
Gambar 3.14 Diagram simpal kausal causal loop limbah waduk
Gambar 3.15 Diagram simpal kausal causal loop penangkapan ikan