Model Dinamik Pengelolaan Jasa Ekosistem Waduk Koto Panjang

Jumlah Penduduk Vol Tinja per Orang + Limbah Penduduk + Total Limbah di Waduk + Jumlah Hari dalam setahun Jumlah KJA Jumlah Ikan dipelihara Jumlah Pakan + Berat Ikan + + Lama Ikan dipelihara Limbah KJA + + + + Jumlah Wisatawan Limbah Wisatawan Jumlah Nelayan Limbah Nelayan Vol Tinja per Orang 0 Vol Tinja per Orang 1 + + + + + + + Jumlah Hari dihabiskan Wisatawan + Jumlah Hari Penangkapan Ikan + + Daya Dukung Lingkungan + - - + Populasi Ikan Stok Jumlah Nelayan Nelayan Mesin Nelayan Dayung Jumlah Wisatawan Wisatawan Penangkapan Ikan + + + Rata-rata Tangkapan Ikan per Hari + Total Tangkapan Ikan Rata-rata Tangkapan Ikan per Hari 0 Jumlah Trip Tangkapan ND Jumlah Trip Tangkapan NM Jumlah Tangkapan NM Jumlah Tangkapan ND Fraksi Tangkapan ND Alat Tangkap ND + + + + - - + - Rata-rata Tangkapan Wisatawan + + + + + + Alat Tangkap NM Fraksi Tangkapan NM + + Jumlah Tangkapan Wisatawan + + + + Fraksi Tangkapan Wisatawan + Alat Tangkap Wisatawan Jumlah Trip Tangkapan Wisatawan + + Gambar 3.14 Diagram simpal kausal causal loop limbah waduk Gambar 3.15 Diagram simpal kausal causal loop penangkapan ikan Gambar 3.16 Diagram simpal kausal causal loop produksi budidaya KJA - Membuat diagram alir merupakan penggambaran hubungan timbal balik dari struktur-struktur yang ada dalam bentuk stock level, flow, auxiliary, constant dan information link dapat dilihat pada Lampiran 9. - Membuat persamaan matematika persamaan powersim yakni mendefinisikan variabel-variabel yang ada dalam satuan matematis. - Melakukan simulasi. Simulasi dilakukan dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2020. Tahun 2010 dijadikan sebagai basis data. - Melakukan validasi. Validasi model meliputi; validasi struktur dan validasi kinerjaouput. Valiadasi struktur yakni pengujian keabsahan terhadap sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata. Verifikasi struktur dilakukan melalui pemeriksaan konsistensi struktur model dengan pengetahuan deskriptif sistem yang terlibat dalam proses pemodelan. Validasi kinerja, yakni untuk memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai compatible dengan kinerja dunia nyatanya, sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta. Berbagai pengujian perilaku model dapat digunakan untuk memvalidasi model yang dikembangkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode statistika yang direkomendasikan Tasrif 2007. Validasi secara visual dan statistika juga telah dipergunakan Hartrisari 2007, dimana dalam pengujian model yang dikembangkan menggunakan system dynamics. Salah satu metode yang digunakan dalam pengujian model adalah uji MAPE Mean Absolute Percentage Error. MAPE atau nilai tengah kesalahan persentase absolut adalah salah satu ukuran relatif yang menyangkut Jumlah KJA Fraksi Pertambahan KJA Lama Waktu Peliharaan Ikan Survival Rate Padat Tebar Jumlah Produksi Ikan per KJA Total Produksi KJA + + + + + Laju Pertambahan KJA + + + + Pendapatan KJA Harga Ikan KJA Daya Dukung KJA - + + Biaya Produksi KJA + + Jumlah Pakan + - + + + kesalahan persentase. Uji ini dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian data hasil perkiraan dengan data aktual. 100 1    x X X X n MAPE d d m Dimana: X m = Data hasil simulasi, X d = Data aktual n = Banyaknya data Katagori nilai MAPE dari suatu model dapat diklasifikasi sangat tepat menggambarkan kondisi sesungguhnya jika nilai MAPE 5. Nilai MAPE diantara 5 sampai 10 termasuk dalam katagori cukup tepat menggambarkan kondisi sesungguhnya dan nilai MAPE lebih besar dari 10 tidak tepat dalam menggambarkan kondisi sesungguhnya Morecroft 2007. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Jasa Ekosistem Waduk Koto Panjang

4.1.1 Keadaan Umum Ekosistem Waduk Koto Panjang

Waduk Koto Panjang seluas 12.400 ha ini mendapat pasokan air utama dari Sungai Batang Mahat dan Sungai Kampar. Waduk Koto Panjang mempunyai tingkat kemiringan yang tinggi 60-80 terutama pada bahagian outlet dam atau bendung, sehingga pada kondisi air surut banyak teluk-teluk terbentuk yang terpisah-pisah, memungkinkan jenis-jenis ikan yang ada di Waduk Koto Panjang dapat hidup, berlindung dan berkembang di wilayah yang berteluk ini. Bentuk waduk PLTA Koto Panjang dapat digolongkan pada waduk dengan bentuk dendritik. Waduk ini luas dan cukup dalam, jumlah teluk banyak, garis pantai yang panjang, daerah tangkapan hujan luas dan termasuk perairan yang subur Nastiti et al. 2006. Pada sisi kiri kanan waduk pada saat ini, fungsi hutan sudah banyak mengalami perubahan menjadi pertanian, perkebunan dan lahan terbuka akibat adanya penebangan liar. Apabila penebangan liar ini dibiarkan terus menerus akan menyebabkan penurunan kualitas air, meningkatkan kesuburan dan sedimen yang masuk ke dalam perairan Nur 2006 dalam Siagian 2010. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kondisi biolimnologis oleh Nastiti et al. 2006 dalam Siagian 2010, Waduk Koto Panjang dibagi beberapa zona yaitu zona bahaya terlarang untuk berbagai kegiatan yaitu di Desa Rantau Berangin sekitar dam. Daerah muara Batang Mahat, Desa Koto Tuo, Teluk Pulau Gadang sebahagian perairannya terlindung dan jauh dari pemukiman sebagai zona suaka perikanan dan sebahagian sebagai zona bebas dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Zona budidaya meliputi perairan yang sifatnya tergenang sepanjang tahun adalah sekitar perairan Teluk Muara Mahat dan Desa Batu Basurat. Dari zona tersebut kegiatan KJA di waduk pada saat ini terdapat di Rantau Berangin sekitar dam yang merupakan zona bahaya, Tanjung Alai dan Jembatan Gulamo. Berdasarkan pola arusnya, arus permukaan di perairan Waduk Koto Panjang sangat dipengaruhi oleh gerakan angin. Pada musim yang berbeda terdapat kecenderungan pola arus yang berbeda. Pada musim kemarau April- Juli arus permukaan bergerak dari zona mengalir ke zona tergenang menuju dam dengan kecepatan arus berkisar 0.12-0.14 mdet. Pada musim peralihan September-Nopember arah arus permukaan cenderung bergerak ke arah dam dengan kecepatan arus 0.03-0.04 mdet. Pada kawasan yang terdapat KJA sekitar dam site, jembatan Sungai Gulamo, Tanjung Alai arah arus permukaan pada umumnya menuju sungai utama dengan kecepatan berkisar 0.001-0.015 mdet Ernawati 2003; Amir 2003; Susilawati 2003 dalam Siagian 2010. Perkembangan jumlah penduk, nelayan, KJA, produksi penangkapan dan produksi KJA dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Jumlah penduduk, nelayan, KJA, produksi penangkapan dan produksi KJA di Waduk Koto Panjang No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah penduduk 19.043 21.995 22.634 22.790 23.460 2 Jumlah nelayan 102 587 582 599 624 3 Jumlah KJA 867 941 1.201 1.228 1.311 4 Produksi penangkapan 96 545 550 759 781 5 Produksi KJA 3.891 7.554 13.032 12.899 13.286

4.1.2 Aspek Teknis Budidaya Keramba Jaring Apung

Penentuan Lokasi. Lokasi merupakan faktor penting dalam budidaya keramba jaring apung, penentuan lokasi yang baik dan strategis memungkinkan kemudahan dalam proses budidaya baik secara produksi maupun ekonomi. Lokasi kegiatan usaha budidaya ikan pada KJA di Waduk Koto Panjang dipilih berdasarkan pada ketersediaan lahan perairan yang memadai, yaitu : sumber air waduk berasal dari aliran sungai sehingga sirkulasi air dalam kondisi baik. Memiliki kedalaman lebih dari lima meter sesuai dengan persyaratan minimal kedalaman untuk kegiatan budidaya pada KJA. Kontruksi Keramba Jaring Apung. Kontruksi dan ukuran KJA yang ada di lokasi penelitian relatif seragam yakni rangkanya terbuat dari pipa besi dan ukurannya 6 x 6 x 3 m 3 . Kontruksi keramba terdiri dari: 1 Rangka keramba berupa pipa besi dengan ukuran diameter 1,5 cm. 2 Jaring dipasang dengan cara diikatkan diseluruh sudut kerangka keramba sehingga bisa terbentang dengan sempurna. Satu unit jaring keramba dipasang pemberat atau jangkar dibawahnya agar bisa terbentang sempurna. Jaring yang dipakai umumnya terdiri dari dua lapis dengan ukuran mata jaring dalam 1 inci, 3 Pelampung rakit berfungsi sebagai pengapung kerangka rakit atau sebagai tumpuan rakit dan jaring. Oleh karena itu pelampung rakit harus memiliki daya apung yang tinggi dan tidak mudah rusak. Sedangkan pelampung yang biasanya digunakan antara lain berupa batang bambu, batang kayu, styrofoam dan drum. Pelampung yang digunakan di lokasi penelitian, umumnya terbuat dari drum plastik. Selain, mudah didapat dipasaran, penggunaan drum ini dirasa jauh lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan untuk kondisi perairan waduk tersebut, 4 Jangkar yang berfungsi sebagai penahan rakit agar tidak terbawa oleh arus dan untuk tali jangkar dapat digunakan tali berdiameter 5 mm, panjang tiga kali dari kedalaman perairan. Pemberat jaring dibuat dari batu semen yang beratnya berkisar 2-5 Kg. pemberat ini dipasang pada setiap sudut jaring agar jaring tetap simetris dan tidak mudah berubah atau terlipat karena gerakan air. Proses budidaya. 1. Pengadaan dan penebaran benih Pembudidaya mendapatkan benih dari Rao, Payakumbuh dan balai benih ikan di Bangkinang. Ada dua tipe benih ikan mas yang dijual ke pembudidaya yakni benih timbang dan benih hitung. Pembudidaya lebih menyukai benih hitung dibanding benih timbang. Hal ini dikarenakan dengan ukuran tipe benih ini yang lebih besar dibandingkan tipe benih timbang. Sehingga, waktu pemeliharaan ikan lebih cepat dan penggunaan pakan lebih efisien. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan harga rata- rata benih ikan Mas adalah Rp. 389,09ekor 2. Pemberian pakan Pakan diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari sebanyak 3 hingga 5 dari berat badan total ikan. Jumlah pakan yang dibutuhkan untuk satu tahun rata - rata sebanyak 185,45 sak per unit keramba, harga pakan buatan Rp 355.000,00 per sak. Merek pakan pellet yang diberikan kepada ikan bermacam-macam seperti: Star Fish, Malindo, Bintang 888-S, Super dan Comfeed. 3. Pemanenan Proses produksi pemeliharaan ikan mas pada usaha keramba jaring apung di Waduk Koto Panjang umumnya dilaksanakan selama empat bulan dalam sekali periode produksi. Sehingga, dalam setahun pembudidaya mampu panen dalam tiga kali produksi. Dalam setiap kali produksi hasil ikan yang didapat tergantung dengan jumlah benih yang ditebar. Selain itu, tingkat kematian menjadi salah satu faktor dalam menetukan jumlah produksi ikan yang dihasilkan. Pemanenan dilakukan dengan cara mempersempit daerah berenang ikan yakni dengan mengangkat dan menggulung jaring apung kesatu sisi. Sehingga, ikan-ikan berkumpul pada satu titik dan mudah untuk diambil dengan tangguk dan ditimbang. Kemudian, di kemas atau packing didalam kantong plastik yang sudah dipersiapkan sesuai dengan takaran berat ikan per kantong plastik yakni 10 kg ikan. Serta, dalam pengemasan jangan lupa ikan-ikan diberi asupan oksigen agar dapat tetap hidup segar hingga ke tangan konsumen. Penebaran benih per KJA dengan ukuran 6×6×3 m 3 rata-rata 28.636 ekor,dengan tingkat mortalitas 20 akan menghasilkan sebanyak 22.909 ekor dengan berat rata-rata 250 gram. Sehingga, berat panen ikan yang didapat per tahun sekitar 5.727,25 kg per unit keramba per tahun. Pengunaan pakan per tahun mampu menghabiskan sekitar 185,45 sak pelet 9.272,5 kg per unit keramba. Nilai konversi pakan FCR Food Convertion Ratio untuk usaha KJA yang diamati didapat sekitar 1,62 kg. Artinya, dalam setiap dihasilkannya 1 kg ikan mas konsumsi. Maka, diperlukan pelet sebesar 1,62 kg. Menurut Siagian 2010 bahwa semakin kecil nilai konversi maka semakin efisien pakan diberikan.

4.1.3 Identifikasi Jasa Ekosistem Waduk Koto Panjang

Tipologi jasa ekosistem menyediakan berbagai manfaat untuk manusia, termasuk jasa penyediaan provisioning service, jasa pengaturan regulating service , jasa kultural cultural service dan jasa pendukung supporting service. Jasa penyediaan adalah hasil yang diperoleh manusia dari ekosistem. Jasa pengaturan adalah manfaat yang diperoleh manusia dari hasil pengaturan proses ekosistem. Jasa kultural adalah manfaat non-material yang diperoleh manusia dari ekosistem. Jasa pendukung adalah jasa yang diperlukan untuk memproduksi semua jasa ekosistem lainnya. Jasa ekosistem adalah manfaat yang diperoleh manusia dari ekosistem Costanza et al. 2011; de Groot et al. 2002; MEA 2003. Jenis jasa yang dinilai pada penelitian ini adalah adalah sebanyak dua jenis, yaitu jasa penyediaan provisioning service dan jasa cultural cultural service. Jasa penyediaan yang dinilai adalah jasa budidaya keramba jaring apung dan perikanan tangkap sedangkan jasa kultural adalah wisata.

4.1.3.1 Jasa Penyediaan PLTA

Ekositem Wwduk Koto Panjang beroperasi pada tahun 1998 yang mempunyai tujuan untuk memenuhi tenaga listrik sistim Riau yang juga interkoneksi dengan sistim Sumatera Barat dengan menggunakan jaringan transmisi 150 kV. Lembaga yang mengatur operasional PLTA Koto Panjang adalah Unit Pengaturan Beban Sumatera Barat dan Riau UPBSR. PLTA Koto Panjang memiliki kapasitas total 114 MW yang diharapkan dapat menghasilkan energi listrik 542 GWh per tahun.

4.1.3.2 Jasa Penyediaan Budidaya Keramba Jaring Apung

Budidaya keramba jaring apung KJA menggunakan jasa ekosistem untuk degradasi bahan organik yang dihasilkan akibat pemberian pakan White et al. 2013. Jika dilihat dari hasil zonasi yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara 2005, Waduk Koto Panjang dibagi menjadi beberapa zona yaitu perikanan tangkap, budidaya perikanan, konservasi sumberdaya ikan, rekreasi atau wisata air, pasang surut waduk, lindung sempadan pantai, pulau timbul dan keamanan. Zona untuk budidaya perikanan terletak disebelah hulu dan hilir jembatan sungai Kampar Kanan, sekitar Jembatan Gulamo, desa Pongkai istiqomah dan Batang Mahat dengan total luasan 1.034,85 Ha. Zona untuk budidaya perikanan terletak disebelah hilir jembatan Sungai Kampar Kanan serta Jembatan Gulamo mempunyai luasan 422,59 ha. Jika 1 ha luasan bisa menampung 32 Unit KJA dimana 1 Unit terdiri dari 4 petak maka jumlah petak KJA yang diperolehkan adalah sebesar 54.092 petak. Penetapan lokasi ini sebagai lokasi pengembangan budidaya didasarkan atas pertimbangan : 1. Lokasi cukup luas, 2. Perairan cukup dalam yaitu berkisar antara 9,4 – 33,6 m, 3. Dekat dengan jalan raya dan 4. Kondisi kualitas air yang mendukung. Selanjutnya berdasarkan kelimpahan fitoplankton 2.012 selliter dan indeks keragaman 4,537, kelimpahan zooplankton 983 selliter dan indeks keragaman 3,596 perairan dikategorikan cukup subur. Sedangkan kelemahannya adalah belum ada jalan yang menghubungkan antara rencana lokasi dengan jalan raya diujung Jembatan Gulamo. Apabila lokasi ini akan dikembangkan sebagai lokasi budidaya jaring apung, maka perlu dibuat jalan kurang lebih sepanjang 1 km mulai dari ujung Jembatan Gulamo sampai ke rencana lokasi budidaya sehingga aksesnya menjadi lancar. Sedangkan untuk lokasi disebelah hulu jembatan Sungai Kampar mempunyai luas 226,27 dan dapat menampung KJA sebanyak 28.963 petak. Penetapan lokai ini sebagai lokasi pengembangan budidaya jaring apung dengan pertimbangan : 1. Dekat dengan jalan raya, 2. Telah ada jalan tanah yang menghubungkan rencana lokasi dengan jalan raya, 3. Perairan cukup dalam yaitu berkisar antara 6,7 – 30,7 m dan 4. Kondisi kualitas air yang mendukung. Selanjutnya berdasarkan kelimpahan fitoplankton 1.953 selliter dan indeks keragaman 4,393, kelimpahan zooplankton 647 selliter dan indeks keragaman 2,935 perairan dikategorikan cukup subur. Sedangkan kelemahannya lokasi ini tidak begitu luas jika dibandingkan dengan lokasi yang terletak di sebelah hilir jembatan Sungai Kampar atau sekitar Jembatan Gulamo.