Jasa Cultural Wisata Identifikasi Jasa Ekosistem Waduk Koto Panjang

Hasil pengukuran TDS yang dilakukan diperoleh kisaran 3,70-12,03 mg . L -1 pada musim hujan dan 3,90 – 13,33 mg . L -1 pada musim kemarau, konsentrasi terkecil terdapat pada stasiun pengamatan di daerah Rimbo Datar dan tertinggi terdapat di daerah Tanjung Alai. Hasil pengukuran TSS yang dilakukan diperoleh kisaran 4,70-10,30 mg . L -1 pada musim hujan dan 4,00-9,00 pada musim kemarau, konsentrasi tertinggi terdapat di daerah Jembatan Gulamo dan terendah terdapat didaerah Jembatan Kampar Kanan. Kegunaan pengukuran TDS dan TSS yakni untuk penentuan produktifitas pendukung kehidupan. TDS menggambarkan jumlah kepekatan suatu materi atau massa dalam suatu contoh air. Dari nilai yang diperoleh jauh dari nilai baku mutu yang ditetapkan yaitu 1000-2000 mg . L -1 . Hal ini membuktikan bahwa perairan ini cenderung dangkal, memiliki tingkat kecerahan yang tinggi. TSS dalam air umumnya terdiri dari fitoplakton, zooplankton, kotoran manusia, kotoran hewan, lumpur, sisa tanaman atau hewan, dan limbah industri. Sebaran nilai TDS dan TSS di perairan Waduk Koto Panjang disajikan pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Nilai pH normal suatu perairan danau adalah 6-9 Goldman dan Horne 1983. Pengukuran pH di Waduk Koto Panjang diperoleh hasil 6,40-7,00 pada musim hujan dan 6,50 – 7,00 pada musim kemarau. pH perairan sering dinyatakan sebagai petunjuk baik atau buruknya suatu perairan, karena pH perairan dapat mempengaruhi kehidupan organisme perairan. Menurut Susanto 2004 pH air sangat berperan dalam kehidupan ikan, pada umumnya pH yang sangat cocok untuk semua jenis ikan berkisar 6,7 - 8,2. Kisaran pH di Waduk Koto Panjang masih mendukung untuk kehidupan ikan di Waduk Koto Panjang. Sebaran nilai pH di perairan Waduk Koto Panjang disajikan pada Gambar 4.5. Gambar 4.2 Sebaran nilai suhu di perairan Waduk Koto Panjang Gambar 4.3 Sebaran nilai TDS di perairan Waduk Koto Panjang Gambar 4.4 Sebaran nilai TSS di perairan Waduk Koto Panjang Dissolved oxygen DO atau oksigen terlarut dalam perairan merupakan konsentrasi gas oksigen yang terlarut di dalam air yang berasal dari proses fotosintesa oleh fitoplankton atau tumbuhan air lainnya di zona eufotik, serta difusi dari udara APHA 1989. Oksigen terlarut merupakan zat yang paling penting dalam sistem kehidupan diperairan, dalam hal ini berperan dalam proses metabolisme oleh makro dan mikroorganisme yang memanfaatkan bahan organik yang berasal dari fotosintesis. Selain itu juga mempunyai peranan yang penting dalam penguraian bahan-bahan organik oleh berbagai jenis mikroorganisme yang bersifat aerobik APHA 1989 sehingga jika ketersedian oksigen tidak mencukupi akan mengakibatkan lingkungan perairan dan kehidupan dalam perairan menjadi terganggu, sekaligus akan menurunkan kualitas air. Nilai DO Disolved Oxygen hasil analisis diperoleh kisaran 6,20 – 6,70 mg . L -1 pada musim hujan dan 6,20 – 6,80 mg . L -1 pada musim kemarau. Konsentrasi DO ini masih berada pada kisaran baku mutu air yang diharapkan di Perairan, yaitu ≥ 3 mg . L -1 . Kandungan konsentrasi oksigen terlarut di periran tergantung pada : 1 suhu, 2 kehadiran tanaman dalam melakukan proses fotosintesis, 3 tingkat penetrasi cahaya yang tergantung pada kedalaman dan kekeruhan air, 4 tingkat kederasan air arus, 5 jumlah bahan organik yang diuraikan dalam air seperti sampah, ganggang mati, atau limbah industri, dan 6 musim kemarau atau musim hujan. Sebaran nilai DO di perairan Waduk Koto Panjang disajikan pada Gambar 4.6. Nilai BOD Biological Oxygen Demand berkisar antara 3,36-5,33 mg . L -1 pada musim hujan dan 3,90 – 6,62 mg . L -1 pada musim kemarau. Konsentrasi BOD tertinggi terdapat di daerah Jembatan RantauBerangin dan terendah terdapat di daerah Jembatan Kampar Kanan. Secara umum kadar BOD di Waduk Koto Panjang digolongkan ke dalam Kelas III. Konsentrasi BOD di perairan dipengaruhi oleh limbah alami, kemampuan organisme memanfaatkan limbah, dan suhu perairan. Diprediksi di perairan ini banyak memperoleh input limbah alami dari aktifitas pertanian, perkebunan, dan perikanan sehingga menyebabkan Gambar 4.5 Sebaran nilai pH di perairan Waduk Koto Panjang