merupakan negara peng-impor utama komoditi Palm kernel or babassu oil and frac
minyak sawit karena seperti yang diketahui, kebanyakan lahan perkebunan kelapa sawit untuk produksi Palm kernel or babassu oil and frac minyak sawit
di Indonesia merupakan lahan alih fungsi dari yang semula hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Alih fungsi lahan sebenarnya bisa berlangsung dengan
tertib tanpa mengakibatkan eksternalitas negatif jika pada pengalihan fungsinya, hutan yng dijadkan subjek merupakan hutan yang benar-benar difungsikan untuk
hutan industri dan bukan merupakan hutan lindung yang dijadikan sebagai kawasan suaka margasatwa.
Sumber : Comtrade, 2007
Gambar 10. Perkembangan Ekspor Palm kernel or babassu oil and frac minyak sawit Indonesia di Pasar Dunia Tahun 2000-2006
4.3. Perkembangan Impor Dunia
4.3.1. Perkembangan Impor Plywood Consisting Solely of Sheets Kayu Lapis Dunia
Perkembangan impor dunia atas produk hasil hutan terutama impor kayu jenis kayu lapis atau Plywood Consisting Solely of Sheets selama periode 2000-
2006 relatif mengalami peningkatan.
Sumber : Comtrade, 2007
Gambar 11. Perkembangan Impor Plywood consisting solely of sheets Kayu Lapis Dunia Tahun 2000-2006
Berdasarkan Gambar 11, dari tahun ke tahun impor dunia akan produk Plywood consisting solely of sheets
Kayu Lapis relatif meningkat. Walaupun pernah terjadi beberapa kali penurunan pertumbuhan impor produk tersebut oleh
pasar dunia. Penurunan terjadi pada tahun 2001, dimana terjadi penurunan impor dunia sebesar 9.33 persen dari yang sebelumnya volume impor dunia akan produk
Plywood consisting solely of sheets Kayu Lapis mencapai US 2,551,931,382
pada tahun 2000 menjadi US 2,334,076,770 di tahun berikutnya, namun penurunan yang terjadi terbilang relatif kecil. Pada periode 2002, 2003 dan 2004,
impor dunia produk Plywood consisting solely of sheets Kayu Lapis terus mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar 15 persen.
Peningkatan pertumbuhan impor tertinggi terjadi pada tahun 2004 dimana terjadi peningkatan pertumbuhan impor sebesar 17 persen. Hal ini dikarenakan adanya
peningkatan permintaan dunia akan produk kayu lapis. Namun di tahun berikutnya terjadi penurunan pertumbuhan impor dunia akan kayu lapis sebesar
5.21 persen, walaupun penurunannya tidak sebesar penurunan pertumbuha impor Plywood consisting solely of sheets
Kayu Lapis pada tahun 2001. Pada tahun 2006, impor dunia akan produk ini mencapai US 4,016,581,698 atau mengalami
pertumbuhan sebesar 11.24 persen.
4.3.2. Perkembangan Impor Coniferous of Wood Kayu Serabut Dunia
Jenis kayu serabut atau Coniferous of Wood merupakan jenis kayu dengan nilai impor yang relatif tinggi terkait dengan jenisnya yang digunakan sebagai
bahan baku industri kertas. Namun volume impor dunia akan produk Coniferous of Wood
Kayu Serabut cenderung berfluktuasi, seperti yang terlihat pada Gambar 12.
Selama periode 2000-2006, terjadi peningkatan dan pertumbuhan impor dunia atas produk Coniferous of Wood Kayu Serabut secara signifikan.
Penurunan pertumbuhan impor terjadi pada tahun 2001 dan 2004, dimana pada tahun 2001 penurunan pertumbuhan impor terjadi sebesar 9.52 persen. Dari total
volume impor dunia produk Coniferous of Wood Kayu Serabut pada tahun sebelumnya yang mencapai US 17,162,695,809 menjadi US 15,670,658,961.
Sumber : Comtrade, 2007
Gambar 12. Perkembangan Impor Coniferous of Wood Kayu Serabut Dunia Tahun 2000-2006
Penurunan pertumbuhan impor tertinggi selama periode 2000-2006 terjadi pada tahun 2004, dimana penurunan impor dunia atas produk Coniferous of Wood
Kayu Serabut mencapai 7014.52 persen. Dari volume impor dunia yang pada tahun sebelumnya mencapai US 17,372,269,788 menjadi hanya US
243,547,878 di tahun 2004. Penurunan yang sangat besar tersebut dikarenakan terjadi penurunan nilai ekspor produk Coniferous of Wood Kayu Serabut dari
negara-negara eksportir ke pasar dunia, yang diakibatkan oleh kenaikan pajak ekspor dan persyaratan perdagangan khususnya standarisasi lingkungan yang
diperketat. Penurunan impor dunia akan produk ini tidak berlangsung lama, karena di tahun berikutnya terjadi peningkatan pertumbuhan impor dunia atas
produk Coniferous of Wood Kayu Serabut sebesar 98.9 persen. Hal ini dikarenakan oleh permintaan pasar dunia atas produk tersebut yang masih besar
terkait dengan kepentingan impor produk tersebut sebagi bahan baku industri kertas yang besar pula. Hingga tahun 2006, impor dunia produk Coniferous of
Wood Kayu Serabut masih terus meningkat hingga mencapai US
22,903,112,610.
4.3.3. Perkembangan Impor Semi Bleached or Bleached Pulp of paper Bubur Kertas Dunia