Analisis Produk Plywood consisting solely of sheets Kayu Lapis

babassu oil and frac minyak sawit, faktor yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspornya adalah faktor pertumbuhan impor saja.

5.1.1. Analisis Keunggulan Komparatif Revealed Comparative Advantage

Daya saing suatu negara pada suatu produk atau komoditi dapat diestimasi melalui keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif. Analisis keunggulan komparatif pada penelitian ini menggunakan analisis RCA Revealed Comparative Advantage . Nilai RCA merupakan gambaran dari kinerja ekspor suatu komoditi. Nilai RCA yang lebih besar dari satu dianggap memiliki kinerja ekspor yang baik. Komoditi dengan nilai RCA lebih dari satu tersebut dapat dikatakan memiliki keunggulan komparatif sehingga disarankan untuk terus dikembangkan dengan melakukan spesialisasi pada komoditi tersebut. Berdasarkan hasil estimasi RCA dapat diketahui bahwa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif pada komoditi 1 Plywood consisting solely of sheets kayu lapis, 2 Semi-bleached or bleached Pulp of Paper bubur kertas, dan 3 Palm kernel or babassu oil and frac minyak sawit, terlihat dari nilai RCA yang selalu lebih dari satu selama periode 2000-2006. Namun produk Coniferous of Wood kayu serabut tidak mempunyai keunggulan komparatif, karena hasil estimasi RCA memperlihatkan bahwa produk ini mempunyai nilai estimasi yang selalu kurang dari satu selama periode 2000-2006.

5.1.1.1. Analisis Produk Plywood consisting solely of sheets Kayu Lapis

Selama periode 2000-2006, hasil estimasi RCA memperlihatkan bahwa produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis yang merupakan sub produk dari wood and article of wood kayu dan artikel kayu memiliki keunggulan komparatif, terlihat dari nilai RCA yang selalu lebih dari satu selama periode 2000-2006 dengan rentang nilai RCA 49.74-70.25 Tabel 5. Tabel 5. Estimasi RCA Produk Plywood consisting solely of sheets Kayu Lapis Year Trade Value in World Trade Value Growth RCA Value RCA Growth 2000 1,501,021,458 - 66.37 - 2001 1,330,285,568 -11.37 70.24 5.50 2002 1,289,258,255 -3.08 68.02 -3.25 2003 1,235,127,450 -4.20 70.25 3.16 2004 1,178,467,834 -4.59 63.15 -11.24 2005 974,424,627 -17.31 53.89 -17.19 2006 1,011,491,745 3.80 49.74 -8.32 Pada tahun 2000, nilai RCA produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis adalah 66.37 dengan total ekspor ke pasar dunia sebesar US 1, 501,021,458. Selama periode 2001-2006, ekspor produk kayu lapis Indonesia di pasar dunia terus mengalami penurunan kecuali di tahun 2006. Nilai RCA produk ini pun cenderung mengalami penurunan, karena terjadi kenaikan volume ekspor produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis negara-negara pesaing lainnya di pasar dunia disertai kenaikan total ekspor Indonesia di pasar dunia dilihat dari rasio nilai ekspor komoditi I Indonesia ke dunia per nilai total ekspor Indonesia ke dunia Lampiran 6. Nilai RCA mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2004 dan 2005. Nilai RCA pada tahun 2004 adalah 63.15 atau mengalami penurunan pertumbuhan RCA sebesar 11.24 persen dengan jumlah ekspor Plywood consisting solely of sheets kayu lapis Indonesia di tahun tersebut sebesar US 1,178,467,834 yang juga mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 4.59 persen. Pada tahun 2005, nilai RCA produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis Indonesia adalah 53.89 atau turun sebesar 17.19 persen. Hal ini terjadi karena volume ekspor total Indonesia ke pasar dunia mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yaitu US 85,659,952,615 dari total ekspor tahun sebelumnya yang hanya US 71,584,608,796. Hal ini bisa diartikan bahwa di tahun tersebut, produk-produk Indonesia lainnya lebih mendominasi pangsa ekspor Indonesia di pasar dunia, karena ekspor produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis Indonesia sendiri mengalami penurunan sebesar 17.31 persen. Walaupun tergolong masih mempunyai keunggulan komparatif namun penurunannya adalah yang tertinggi selama periode 2000-2006. Namun sempat juga terjadi kenaikan nilai RCA pada tahun 2001 dan 2003. Pada tahun 2001 terjadi penurunan ekspor produk Plywood consisting solely of sheets Indonesia yang cukup besar yaitu 11.37 persen dari total tahun sebelumnya, tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi keunggulan komparatif dari produk ini karena hasil estimasi RCA memperlihatkan bahwa Plywood consisting solely of sheets masih mempunyai daya saing yang cukup bagus dengan nilai RCA yang tumbuh sebesar 5.50 persen menjadi 70.24. Hal tersebut disinyalir terjadi karena adanya penurunan volume ekspor komoditi kayu lapis negara- negara pesaing lainya. Sedangkan penurunan ekspor total negara-negara pesaing di pasar dunia masih lebih kecil dibandingkan penurunan volume ekspor total Indonesia Lampiran 6, sehingga pada tahun tersebut nilai RCAdaya saing produk kayu lapis Indonesia bisa mengalami peningkatan. Pertumbuhan nilai RCA yang positif juga terjadi pada tahun 2003 dengan nilai 70.25 atau tumbuh sebesar 3.16 persen. Pada tahun 2006, terjadi peningkatan volume ekspor produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis Indonesia sebesar 3.80 persen menjadi US 1,011,491,745 dari yang sebelumnnya hanya US 974,424,627. Namun peningkatan volume ekspor tersebut tidak disertai dengan peningkatan nilai RCA, nyatanya nilai RCA di tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 8.32 persen atau menjadi 49.74. Penurunan pada tahun 2006 tersebut disebabkan oleh adanya rasio kenaikan total ekspor produk Indonesia di pasar dunia disertai peningkatan ekspor produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis dan ekspor total negara- negara pesaing lainnya yang proporsinya lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Dari hasil deskripsi di atas, terlihat bahwa performa daya saing produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis Indonesia di pasar dunia cenderung mengalami penurunan di tahun-tahun terakhir. Hal ini yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan pemerintah, seharusnya produk ini mempunyai potensi tinggi untuk terus dikembangkan sebagai produk ekspor jika peningkatan dari segi kualitas terus dipertahankan, karena nyatanya performa daya saing produk ini cenderung mengalami penurunan. Apalagi ditambah bahwa pengembangan produk ini mempunyai kecenderungan yang tinggi untuk kerusakan lingkungan.

5.1.1.2. Analisis Produk Semi-bleached or bleached Pulp of Paper Bubur Kertas