faktor yang mempengaruhi daya saingnya adalah faktor komposisi komoditi.
Faktor daya saing yang terus mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi hanya 99.49 persen rupanya secara langsung mempengaruhi laju
pertumbuhan ekspor Coniferous of Wood kayu serabut Indonesia di pasar dunia, walaupun pada tahun 2006 faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor
pertumbuhan impor sebesar 195.68 persen, yang berarti pada tahun tersebut, faktor yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor Coniferous of Wood
kayu serabut Indonesia adalah masih dibutuhkannya impor produk tersebut oleh negara tujuan yang merupakan pusat pertumbuhan impor Coniferous of Wood
kayu serabut Indonesia.
5.2.1.4. Analisis CMS Produk Palm kernel or babassu oil and frac Minyak Sawit
Selama periode 2000-2006, faktor pertumbuhan impor dunia adalah faktor yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor produk Palm kernel or
babassu oil and frac minyak sawit Indonesia di pasar dunia. Terlihat dari hasil
estimasi CMS Tabel 13 dimana faktor pertumbuhan impor selalu menjadi faktor dengan proporsi persentase yang paling besar selama kurun waktu 2000-2006.
Sebaliknya, faktor komposisi produk malah menekan laju pertumbuhan ekspor produk ini, namun masih terselamatkan oleh proporsi faktor pertumbuhan impor
dunia yang lebih besar.
Tabel 13. Hasil Estimasi CMS Produk Palm kernel or babassu oil and frac Minyak Sawit
CMS Year
Import Growth
Commodity Composition
Competitiveness World Import
Value
2000 -
- -
290,188,602
2001 731.20
-674.23 43.03
234,027,320
2002 698.58 -639.97 41.39
343,148,244
2003 64,854.61 -63,528.13 -1,226.47
461,558,548
2004 2,510.73 -2,451.21
40.48
701,573,953
2005 8,821.24 -8,818.97
97.73
704,189,512
2006 10,185.56
-10,115.58 30.02
766,807,103
Faktor Daya saing pun tidak terlalu memberikan pengaruh yang begitu berarti, karena bila dibandingkan dengan proporsi persentase dari faktor
pertumbuhan impor, proporsi persentase faktor daya saing tidak terlalu besar hanya sedikit berpengaruh, sehingga bisa dikatakan bahwa produk Palm kernel
or babassu oil and frac minyak sawit Indonesia akan selalu dibutuhkan selama
ketergantungan impor dunia akan produk ini terus berlangsung. Persentase faktor pertumbuhan impor terus tumbuh selama periode 2000-
2006, dengan persentase pertumbuhan tertinggi pada tahun 2003, dimana faktor pertumbuhan impor paling mempengaruhi laju pertumbuhan ekspor Palm kernel
or babassu oil and frac minyak sawit Indonesia di pasar dunia sebesar 64,854.61
persen yang berarti masih dibutuhkannya impor produk tersebut oleh negara tujuan yang merupakan pusat pertumbuhan impor Palm kernel or babassu oil and
frac minyak sawit Indonesia Cina, Belanda, India. Walaupun pada tahun yang
sama, efek daya saing malah menekan laju pertumbuhan ekspor produk Palm kernel or babassu oil and frac
minyak sawit, terlihat dari nilainya yang negatif
yang berarti Indonesia lemah dalam persaingan minyak sawit dunia. Namun laju ekspor masih terselamatkan oleh kebutuhan dunia yang sangat tinggi akan produk
tersebut.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Produk Plywood consisting solely of sheets kayu lapis lebih memiliki
keunggulan komparatif, terlihat dari nilai RCA yang selalu lebih dari satu selama periode 2000-2006. Sedangkan dari hasil analisis CMS terlihat
bahwa faktor pertumbuhan impor dan faktor komposisi komoditi adalah faktor yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor produk Plywood
consisting solely of sheets kayu lapis Indonesia di pasar dunia.
2. Produk Semi-bleached or bleached Pulp of Paper bubur kertas lebih
memiliki keunggulan komparatif, yang terlihat dari nilai RCA yang selalu lebih dari satu selama periode 2000-2006, namun daya saing produk ini di
pasar dunia masih lebih rendah dibandingkan produk-produk lainnya yang terlihat dari nilai RCA yang relatif paling kecil diantara keempat produk
yang dianalisis. Analisis CMS memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekspor produk ini paling dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan impor dan
faktor komposisi komoditi. 3.
Analis untuk produk Coniferous of Wood kayu serabut mengindikasikan bahwa produk ini tidak mempunyai keunggulan komparatif maupun
kompetitif, terlihat dari nilai RCA yang selalu kurang dari satu selama periode 2000-2006 dan estimasi EPD menunjukan bahwa produk
Coniferous of Wood kayu serabut berada di posisi “Retreat” yang berarti
produk tersebut sudah tidak diinginkan lagi di pasar. Sedangkan dari hasil analisis CMS, terlihat bahwa faktor pertumbuhan impor dan faktor
komposisi komoditi.adalah faktor yang paling mempengaruhi