Analisis Produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac Minyak Sawit

2,204,895 yang juga diikuti oleh penurunan nilai RCA sebesar 88.55 persen menjadi hanya 0.01. Penurunan ekspor produk ini terus dialami di tahun 2005, dengan penurunan yang terbesar selama periode 2000-2006 yaitu sebesar 97.22 persen dari tahun sebelumnya menjadi hanya US 61,235 pada tahun 2005. Hal ini mengakibatkan nilai RCA yang semakin jauh dari angka satu yaitu di nilai 0.0003. Tahun 2006 terjadi peningkatan ekspor Coniferous of wood kayu serabut Indonesia yang cukup signifikan setelah mengalami penurunan yang cukup besar di tahun-tahun sebelumnya. Ekspor produk Coniferous of wood kayu serabut Indonesia di pasar dunia pada tahun tersebut meningkat menjadi US 466,209 atau naik sebesar 661.34 persen. Peningkatan nilai ekspor tersebut juga disertai peningkatan pada nilai RCA sebesar 593.33 persen, sehingga nilai RCA di tahun 2006 menjadi 0.002. Namun hal tersebut belum mampu merubah keadaan produk Coniferous of wood kayu serabut Indonesia, karena nilainya masih dibawah satu yang berarti produk ini masih belum mempunyai keunggulan komparatif. Dari hasil estimasi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu 2000-2006, produk Coniferous of wood Kayu serabut Indonesia tidak mempunyai keunggulan komparatif di pasar dunia, sehingga seharusnya produk tersebut lebih ditinjau kembali jika masih tetap diekspor ke pasar dunia.

5.1.1.4. Analisis Produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac Minyak Sawit

Terlihat dari hasil estimasi RCA, produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac yang merupakan sub produk dari Palm Oil atau minyak sawit mempunyai kaunggulan komparatif selama periode 2000-2006. Hal tersebut bisa disimpulkan dari nilai RCA yang selalu lebih dari satu dengan rentang nilai 71.99- 89.61 Tabel 8. Nilai RCA produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac minyak sawit Indonesia adalah nilai RCA yang tertinggi dibandingkan dengan ketiga produk sensitif lingkungan lainnya dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah pemasok utama minyak sawit dunia, sehingga volume ekspornya lebih besar dibandingkan negara pesaing lainnya. Selama periode 2000-2006, volume ekspor produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac minyak sawit Indonesia di pasar dunia terus tumbuh dan mengalami peningkatan walaupun persentase peningkatannya tidak begitu besar bahkan cenderung menurun, namun volume ekspor tetap bertambah dari tahun ke tahun, kecuali di tahun 2001 yang sempat mengalami penurunan yang diduga karena adanya peningkatan pajak ekspor untuk komoditi Palm Kernel or Babassu Oil and Frac minyak sawit. Tabel 8. Hasil Estimasi RCA Produk Palm kernel or babassu oil and frac Minyak Sawit Year Trade Value in World Trade Value Growth RCA Value RCA Growth 2000 169,550,221 - 82.31 - 2001 111,937,376 -33.98 71.99 -12.54 2002 200,997,230 79.56 83.12 15.45 2003 206,241,794 2.61 84.30 1.42 2004 385,997,314 87.16 83.59 -0.84 2005 448,954,959 16.31 81.25 -2.80 2006 506,001,876 12.71 89.61 10.29 Pada tahun 2000, ekspor produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac Indonesia di pasar dunia adalah sebesar US 169,550,221 dengan nilai RCA sebesar 82.31. Tahun berikutnya yaitu tahun 2001, terjadi penurunan ekspor sebesar 33.98 persen menjadi US 111,937,376 yang disertai oleh penurunan nilai RCA sebesar 12.54 persen yaitu menjadi 71.99. Penurunan nilai ekspor tersebut tidak bertahan lama, karena pada tahun 2002-2005 ekspor Palm Kernel or Babassu Oil and Frac Indonesia ke pasar dunia terus tumbuh tumbuh dengan kenaikan nilai RCA. Namun kenaikan volume ekspor Palm Kernel or Babassu Oil and Frac minyak sawit Indonesia tidak selalu disertai oleh kenaikan nilai RCA. Pada tahun 2004, ekspor produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac minyak sawit Indonesia tumbuh sebesar 87.16 persen menjadi US 385,997,314 dari sebelumnya US 206,241,794, namun nilai RCA di tahun tersebut mengalami penurunan sebesar 0.84 persen menjadi 83.59 dari yang sebelumnya 84.30. Hal ini terjadi karena proporsi peningkatan volume total ekspor produk Indonesia dan dunia negara pesaing lainnya lebih besar daripada proporsi peningkatan ekspor produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac minyak sawit Indonesia di tahun tersebut yang mengakibatkan nilai RCA melemah Lampiran 6. Demikian pula yang terjadi pada tahun 2005, dimana terjadi peningkatan ekspor produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac minyak sawit Indonesia di pasar dunia sebesar 16.31 persen namun terjadi penurunan nilai RCA sebesar 2.80 menjadi 81.25. Nilai RCA kembali mengalami peningkatan di tahun 2006 seiring dengan peningkatan ekspor produk Palm Kernel or Babassu Oil and Frac minyak sawit Indonesia di pasar dunia. Nilai RCA di tahun ini mengalami peningkatan sebesar 10.29 persen, dari yang sebelumnya 81.25 menjadi 89.61.

5.1.2. Analisis Keunggulan Kompetitif Produk Ekspor Dinamis Export Product Dynamic