Revealed Comparative Advantage RCA

3.2.1. Revealed Comparative Advantage RCA

Revealed Comparative Advantage digunakan dengan obyektif untuk menganalisis keunggulan komparatif atau daya saing suatu komoditi dalam suatu negara, yang cukup sering digunakan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada tahun 1965, yang menganggap bahwa keunggulan komparatif suatu negara direfleksikan atau terungkap dalam ekspornya Syahresmita dalam Pramudito, 2004. Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu wilayah. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produk terhadap total ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia. Dengan metode RCA, posisi daya saing dan ekspor produk Indonesia yang sensitif terhadap lingkungan di pasar dunia dapat diketahui. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor 1 Plywood consisting solely of sheets kayu lapis, 2 Semi-bleached or bleached non-c pulp of paper bubur kertas, 3 Coniferous of Wood kayu serabut , 4 Palm kernel or babassu oil and frac minyak sawit, di pasar dunia, dengan menghitung nilai pangsa produk ekspor Indonesia terhadap total ekspor ke luar negeri yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai ekspor lima produk tersebut di dunia.: X ij X it RCA = 1 3.2.1.1 W j W t Dimana : X ij = Nilai ekspor komoditi i Indonesia ke dunia X it = Nilai total ekspor Indonesia ke dunia W j = Nilai ekspor komoditi i dunia ke dunia W t = Nilai total ekspor dunia ke dunia Jika nilai RCA lebih besar dari satu RCA1, maka negara tersebut mempunyai keunggulan komparatif dalam produknya. Keunggulan metode Revealed Comparative Advantage adalah mengurangi dampak pengaruh campur tangan pemerintah sehingga kita dapat melihat keunggulan komparatif yang jelas suatu produk dari waktu ke waktu. Sedangkan kelemahannya yaitu : 1. Asumsi bahwa suatu negara dianggap mengekspor semua komoditi. 2. Indeks RCA tidak dapat menjelaskan apakah pola perdagangan yang sedang berlangsung tersebut sudah optimal. 3. Tidak dapat mendeteksi dan memprediksi produk - produk yang berpotensi di masa yang akan datang.

3.2.2. Constant Market Share Analysis CMS