mempunyai nilai yang lebih besar dari laju pertumbuhan pengembangan komoditas perkebunan di Kutai Timur. Namun demikian, berdasarkan nilai
pergeseran differensial pengembangan komoditi kelapa sawit data tidak tersedia 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan pengembangan komoditi
kelapa sawit lebih disebabkan oleh adanya pertumbuhan pengembangan komoditi tersebut di wilayah Kutai Timur. Untuk itu dilakukan analisis untuk wilayah yang
lebih luas yaitu kawasan agropolitan Sangsaka. Hasil perhitungan analisis SSA untuk pengembangan komoditas tanaman perkebunan di kawasan agropolitan
Sangsaka tertera pada Tabel 23, sedangkan data selengkapnya tertera pada Lampiran 6.
Tabel 23 Nilai Shift-Share Analysis Pengembangan Komoditas Tanaman Perkebunan di Kawasan Agropolitan Sangsaka, Kabupaten Kutai
Timur
Komponen Share
No. Komoditas
Pertumbuhan Proporsional Differensial
SSA 1 Karet
1,3071 -1,8474
0,0000 -0,5403 2 Lada
1,3071 -1,2835
0,0073 0,0308 3 Kopi
1,3071 -1,1728
0,2826 0,4168 4 Kelapa
1,3071 -1,7547
0,1976 -0,2500 5 Kakao
1,3071 -0,8191
0,3977 0,8857 6 Panili
1,3071 6,1601
2,5094 9,9766 7 Kelapa
Sawit 1,3071
3,9069 22,4860 27,7000
Sumber : Kutai Timur Dalam Angka 2002 dan 20042005 dianalisis. Hasil analisis SSA menunjukkan bahwa laju pertumbuhan pengembangan
komoditi kelapa sawit di kawasan agropolitan Sangsaka melebihi laju pertumbuhan pengembangan komoditas tanaman perkebunan di Kutai Timur.
Berdasarkan nilai differensial pengembangan komoditi kelapa sawit mempunyai nilai yang positif.
6.3. Pengusahaan Tanaman Buah-Buahan
Tanaman buah-buahan yang telah dikembangkan secara komersial adalah pisang. Tanaman pisang yang dikembangkan di Kaliorang pada umumnya juga
berfungsi sebagai pelindung tanaman kakao. Komoditas pisang mulai berkembang
setelah diperbaikinya jalan antar desa dan jalan kabupaten sehingga produksi dapat diangkut untuk dipasarkan ke Samarinda, Balikpapan bahkan Surabaya.
Keragaan pengusahaan tanaman buah-buahan tertera pada Tabel 24. Tabel 24 Keragaan Pengusahaan Tanaman Buah-Buahan
Kaliorang Kutai Timur
No. Komoditas Tanam ha
Kontribusi Panen ha
Kontribusi
1 Duku 2
0,1 116
2,6 2
Durian 0 0,0
185 4,1
3 Jeruk 107
4,2 156
3,5 4
Mangga 63 2,5
263 5,9 5
Nangka 12 0,5
20 0,4 6
Nenas 0 0,0
17 0,4
7 Pepaya 0
0,0 8
0,2 8
Pisang 2.334 91,1
3.328 74,6 9
Rambutan 31 1,2
190 4,3 10 Salak 2
0,1 105
2,4 11 Sawo 0
0,0 1
0,0 12 Semangka 0
0,0 59 1,3
13 Jambu Biji 10
0,4 12
0,3 Kutai Timur
2.561 100,0
4.460 100,0
Sumber : Potensi Desa 2003. Hasil perhitungan LQ terhadap luas tanam komoditas buah-buahan
menunjukkan bahwa komoditas jambu biji, pisang, jeruk, dan nangka mempunyai nilai lebih dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa komoditas
tersebut merupakan komoditas basis di Kaliorang. Namun demikian jika dihitung nilai LI tidak ada yang mendekati 1. Karena itu walaupun jambu biji,
pisang, jeruk, dan nangka merupakan komoditas basis di Kaliorang tetapi wilayah lain di Kutai Timur juga mengembangkan komoditas tersebut.
Data luas tanam menunjukkan hanya tanaman pisang yang pengembangannya cukup luas yaitu mencapai 2.334 ha 91,1 sedangkan
jambu biji, jeruk, dan nangka walaupun merupakan komoditas basis tetapi kontribusinya terhadap luasan tanam buah-buahan di Kaliorang relatif kecil,
misalnya jambu biji luas tanam 10 ha dengan kontribusi hanya 0,4 dari total luas komoditas buah-buahan di Kaliorang. Tanaman pisang yang
diusahakan masyarakat saat ini terserang penyakit layu Fusarium sp.
sehingga kurang menghasilkan. Hasil perhitungan LQ dan LI untuk komoditas buah-buahan tertera pada Tabel 25.
Tabel 25 Nilai Perhitungan LQ dan LI untuk Komoditas Tanaman Buah- Buahan di Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur
No. Komoditas Location Quotient Localization Index
1 Duku 0,03
0,00 2 Durian
0,00 0,00
3 Jeruk 1,19
0,11 4 Mangga
0,42 0,00
5 Nangka 1,04
0,03 6 Nenas
0,00 0,00
7 Pepaya 0,00
0,00 8 Pisang
1,22 0,13
9 Rambutan 0,28
0,00 10 Salak
0,03 0,00
11 Sawo 0,00
0,00 12 Semangka
0,00 0,00
13 Jambu Biji
1,45 0,26
Sumber : Potensi Desa 2003.
6.4. Pengembangan Komoditas Unggulan