Makmur eks UPT Kaliorang I sedangkan desa yang memiliki hirarki terendah adalah desa Bukit Permata eks UPT Pengadan 7. Gambaran posisi desa-desa
dengan hirarkinya berdasarkan analisis skalogram saranaprasarana dasar disajikan pada Lampiran 5.
5.2. Analisis Skalogram Menggunakan Indeks Perkembangan Desa
Hasil analisis skalogram dengan menggunakan indeks perkembangan desa, menunjukkan hal yang sama bahwa desa Bukit Makmur tetap menjadi satu-
satunya desa yang berhirarki I dan mempunyai indeks perkembangan desa tertinggi seperti tertera pada Tabel 14, sedangkan hasil selengkapnya pada
Lampiran 2. Tabel 14
Hirarki Desa-Desa
Berdasarkan Analisis Skalogram Indeks Perkembangan Desa
No. Nama Desa Kecamatan
Umur Desa
tahun Jarak dari Pusat
PelayananSimpang Kaliorang Kaubun
km Indeks
Perkembangan Desa
Hirarki 1 Bukit
Makmur Kaliorang
18 1
59 I
2 Bukit Harapan
Kaliorang 18
2 33
II 3 Bangun
Jaya Kaliorang
18 5
28 II
4 Bumi Rapak
Kaubun 19
20 23
II 5 Bumi
Etam Kaubun
19 25
22 II
6 Pengadan Baru
Kaubun 13
50 20
III 7 Mata
Air Kaubun
10 44
19 III
8 Bumi Sejahtera
Kaliorang 20
14 19
III 9 Bumi
Jaya Kaubun
19 20
18 III
10 Selangkau Kaliorang
- 15
18 III
11 Citra Manunggal Jaya Kaliorang 18 12
16 III
12 Cipta Graha
Kaubun 21
12 15
III 13 Kadungan
Jaya Kaubun
13 36
14 III
14 Kaliorang Kaliorang
- 11
9 III
15 Bukit Permata
Kaubun 9
48 8
III
Sumber : Podes 2006 dianalisis. Desa Bukit Makmur merupakan desa yang memiliki hirarki tertinggi di
kawasan transmigrasi Kaliorang. Desa Bukit Makmur ini menjadi pusat pelayanan Kecamatan Kaliorang sebelum adanya pemekaran wilayah kecamatan
pada tahun 2006. Di desa ini selain terdapat kantor kecamatan dan puskesmas, letaknya berada pada lintasan jalur transportasi dari Sangatta ke Sangkulirang
sehingga menjadi tempat berkumpulnya penduduk semacam terminal angkutan roda 4 untuk bepergian ke Sangatta Ibukota Kabupaten Kutai Timur maupun
Sangkulirang kecamatan induk. Sedangkan desa Bumi Rapak merupakan desa yang memiliki hirarki tertinggi di Kecamatan Kaubun. Di desa Bumi Rapak selain
terdapat sarana pendidikan dari SD, SLTP, dan SMA, letaknya sangat strategis karena berada pada lintas jalan penghubung ke wilayah Kecamatan Kaubun yang
lain desa lain di SKP Kaubun dan Pengadan. Umur desa transmigrasi tidak mempunyai korelasi yang nyata P = 0,307
terhadap tingkat perkembangan desa-desa di kawasan transmigrasi Kaliorang sedangkan jarak desa dari pusat pelayanan simpang Kaliorang Kaubun
mempunyai korelasi yang nyata P = 0.033. Selain itu terjadi multicollinearity antara umur desa dan jarak desa dari pusat pelayanan, sehingga hanya jarak desa
dari pusat pelayanan yang digunakan dalam persamaan regresi. Setelah diregresikan diperoleh persamaan :
Y = 22,6 – 7,46 X dengan R
2
= 35,0 Di mana :
Y = Indeks perkembangan desa X = Jarak desa dari pusat pelayanan
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin jauh desa dari simpang Kaliorang Kaubun maka indeks perkembangan desanya
semakin menurun. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu semakin dekat desa transmigrasi dengan pusat pelayanan maka
desa transmigrasi tersebut memiliki hirarki yang lebih tinggi dapat diterima. Persamaaan regresi ini mempunyai R
2
sebesar 35.0, artinya masih terdapat variabel-variabel lain selain jarak desa dari pusat pelayanan simpang Kaliorang
Kaubun yang mempengaruhi tingkat perkembangan desa. Desa-desa di eks SKP Pengadan dimana lokasinya relatif lebih jauh dari simpang Kaliorang Kaubun dan
kondisi jalan penghubung sebagian masih merupakan jalan tanah, hasil analisis skalogram berdasarkan jenis dan jumlah saranaprasarana dasar maupun indeks
perkembangan desa mempunyai hirarki III.
Di kawasan transmigrasi Kaliorang baru sebagian desa saja yang jalan penghubungnya telah diperkeras dengan sirtu tetapi hal ini tidak didukung dengan
ketersediaan saranamoda angkutan untuk transportasi antar desa sehingga mobilitas penduduk atau untuk memasarkan hasil pertanian terhambat. Selain itu,
berdasarkan survei lapang diketahui bahwa pembangunan saranaprasarana umum seperti sekolah lanjutan dan puskesmas diletakkan pada desa-desa yang secara
pencapaian relatif lebih mudah dicapai dengan sarana transportasi yang tersedia yaitu sepeda motor seperti kantor kecamatan dan puskesmas di Bukit Makmur,
sekolah lanjutan pertama dan atas di Bangun Jaya, sekolah lanjutan pertama dan atas di Bumi Rapak dan kantor kecamatan hasil pemekaran serta puskesmas di
Bumi Etam.
BAB VI ANALISIS KEGIATAN USAHA PERTANIAN DAN