sehingga kurang menghasilkan. Hasil perhitungan LQ dan LI untuk komoditas buah-buahan tertera pada Tabel 25.
Tabel 25 Nilai Perhitungan LQ dan LI untuk Komoditas Tanaman Buah- Buahan di Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur
No. Komoditas Location Quotient Localization Index
1 Duku 0,03
0,00 2 Durian
0,00 0,00
3 Jeruk 1,19
0,11 4 Mangga
0,42 0,00
5 Nangka 1,04
0,03 6 Nenas
0,00 0,00
7 Pepaya 0,00
0,00 8 Pisang
1,22 0,13
9 Rambutan 0,28
0,00 10 Salak
0,03 0,00
11 Sawo 0,00
0,00 12 Semangka
0,00 0,00
13 Jambu Biji
1,45 0,26
Sumber : Potensi Desa 2003.
6.4. Pengembangan Komoditas Unggulan
Penentuan komoditi untuk dikembangkan sebagai salah satu komoditas unggulan dilakukan dengan pertimbangan bahwa komoditi memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif artinya komoditi tersebut merupakan komoditi basis wilayah dan mampu bersaing dengan komoditi yang sama yang dikembangkan di
wilayah yang lain.
6.4.1. Tanaman Pangan
Berdasarkan analisis LQ diperoleh hasil bahwa komoditas padi sawah dan jagung merupakan komoditas basis di Kaliorang walaupun wilayah lain juga
mengembangkan komoditas tersebut. Hasil analisis SSA menunjukkan bahwa pengembangan komoditi padi sawah mempunyai laju pertumbuhan yang lebih
besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan pengusahaan tanaman pangan di Kutai Timur sedangkan jagung lebih kecil. Selain itu, padi sawah juga
mempunyai nilai differensial yang positif.
Kontribusi pengusahaan padi sawah terhadap pengusahaan tanaman pangan di Kaliorang relatif besar yaitu 52 dari total luasan panen tanaman
pangan 4.271 ha. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi padi sawah memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif serta mempunyai indikasi untuk
dikembangkan sebagai salah satu komoditas unggulan di Kaliorang. Menurut studi yang dilakukan oleh Direktorat Bina Rencana dan
Pembangunan Kawasan, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2003 terdapat potensi untuk pengembangan lahan sawah di beberapa desa eks
transmigrasi seluas 1.840 ha seperti tertera pada Tabel 26. Tabel 26 Sebaran Desa dan Potensi Lahan untuk Pengembangan Padi Sawah
No. Desa
SKP Potensi Luasan ha
1 Bumi Etam
Kaubun 300
2 Bumi Rapak
Kaubun 340
3 Bumi Jaya
Kaubun 150
4 Cipta Graha
Kaubun 500
5 Pengadan Baru
Pengadan 150
6 Bukit Permata
Pengadan 400
Jumlah 1.840 Sumber : Direktorat Bina Rencana dan Pembangunan Kawasan 2003.
6.4.2. Tanaman Perkebunan
Berdasarkan analisis LQ diperoleh hasil bahwa komoditas kopi, kelapa, kakao, dan panili merupakan komoditas basis di Kaliorang walaupun wilayah
lain juga mengembangkan komoditas tersebut. Hasil analisis SSA menunjukkan bahwa pengembangan komoditas panili dan kakao mempunyai laju pertumbuhan
yang lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan pengusahaan tanaman perkebunan di Kutai Timur sedangkan kopi dan kelapa lebih kecil. Selain itu,
komoditas panili dan kakao juga mempunyai nilai differensial yang positif. Kontribusi pengusahaan panili hanya 2,1 terhadap luasan pengusahaan
tanaman perkebunan di Kaliorang 3831.56 ha dan hanya 0,2 terhadap luasan pengusahaan tanaman perkebunan di Kutai Timur 56.147,57. Berbeda halnya
dengan tanaman kakao walaupun kontribusinya hanya 18,5 terhadap
pengusahaan tanaman perkebunan di Kutai Timur tetapi kontribusinya terhadap luasan pengusahaan komoditas perkebunan di Kaliorang relatif besar yaitu 72,1.
Hal ini menunjukkan bahwa komoditi kakao memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dan berindikasi untuk dikembangkan sebagai salah satu komoditas
unggulan di Kaliorang. Kakao merupakan tanaman baru yang memiliki keunggulan diantaranya
diterima oleh masyarakat, teknologi budidaya telah dikuasai dan pasar telah tersedia dalam hal ini terdapat pedagang pengumpul di kawasan tersebut maupun
pedagang yang datang langsung ke kawasan ini. Oleh sebab itu, kakao dirasakan sebagai salah satu sumber penghasilan masyarakat di kawasan transmigrasi
Kaliorang. Namun demikian, untuk pengembangan lebih lanjut tanaman kakao perlu dilakukan penyuluhan yang lebih intensif. Di kawasan ini, tanaman kakao
umumnya ditanam di antara kebun pisang dengan kondisi tanaman pisang yang terserang penyakit layu Fusarium sp. Saat ini, buah kakao mulai terserang
penyakit yaitu pada bagian buah terjadi bercak kelabu kehitaman yang menyebabkan bagian buah busuk dan bijinya turut membusuk.
Kelapa sawit saat ini bukan merupakan komoditas basis di kawasan transmigrasi Kaliorang maupun agropolitan Sangsaka. Hasil analisis SSA
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan pengusahaan kelapa sawit di kawasan transmigrasi Kaliorang dan agropolitan Sangsaka lebih besar dari laju
pertumbuhan pengembangan tanaman perkebunan di Kutai Timur. Namun demikian, hanya di kawasan agropolitan Sangsaka yang mempunyai nilai
differensial positif. Kontribusinya terhadap pengembangan komoditas perkebunan
di kawasan agropolitan Sangsaka meningkat dari hanya 3,0 pada tahun 2002 menjadi 43,8 pada tahun 20042005.
Saat ini beberapa perusahaan perkebunan swasta mulai mengembangkan komoditi kelapa sawit di kawasan transmigrasi Kaliorang diantaranya PT Gonta
Samba, PT Telen, PT Prima Sawit Nusantara, PT Wira Sukses Abadi, dan PT Multi Pasifik International. Karena itu, kelapa sawit mempunyai indikasi untuk
dikembangkan di kawasan agropolitan Sangsaka dimana kawasan transmigrasi Kaliorang merupakan bagian dari kawasan agropolitan tersebut.
6.4.3. Tanaman Buah-Buahan