Pengusahaan Tanaman Pangan ANALISIS KEGIATAN USAHA PERTANIAN DAN

BAB VI ANALISIS KEGIATAN USAHA PERTANIAN DAN

PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN Sebagai wilayah yang desa-desanya sebagian besar merupakan desa-desa bentukan transmigrai, sebagian besar penduduk di Kecamatan Kaliorang dan Kaubun mengandalkan perekonomian yang berbasis pada kegiatan sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Kutai Timur di wilayah ini yang difokuskan pada kegiatan yang bertumpu pada sektor pertanian. Disain awal pengembangan pertanian di kawasan ini adalah pertanian tanaman pangan lahan kering di LP dan LU I serta tanaman kelapa hibrida di LU II. Pengembangan tanaman kelapa hibrida di LU II dilaksanakan oleh PTPN XXVI sebagai plasma, namun hal ini mengalami kegagalan yang salah satunya disebabkan oleh kebakaran.

6.1. Pengusahaan Tanaman Pangan

Tanaman pangan yang relatif luas diusahakan di kawasan transmigrasi Kaliorang adalah padi sawah, padi ladang, dan jagung. Secara rinci luas panen beberapa komoditas tanaman pangan tertera pada Tabel 15. Tabel 15 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan Kaliorang Kutai Timur No. Komoditas Panen ha Kontribusi Panen ha Kontribusi 1 Padi Sawah 2.210 52,4 3.586 21,0 2 Padi Ladang 1.630 38,7 11.501 67,2 3 Jagung 272 6,5 950 5,6 4 Ubi Kayu 11 0,3 350 2,0 5 Ubi Jalar 8 0,2 136 0,8 6 Kacang Tanah 29 0,7 223 1,3 7 Kedelai 50 1,2 208 1,2 8 Kacang Hijau 7 0,2 160 0,9 Kutai Timur 4.217 100,0 17.114 100,0 Sumber : Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka 20042005. Komoditi padi ladang yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai padi gunung sebagian ditanam masyarakat dengan cara ladang berpindah membakar hutan. Komoditas tanaman pangan yang lain relatif tidak berkembang dilihat dari kontribusi terhadap luas panen wilayah yang kurang dari 5. Hasil perhitungan Location Quotient LQ menunjukkan bahwa komoditas padi sawah mempunyai nilai 2,50 dan jagung 1,16. Hal ini menunjukkan bahwa pengusahaan padi sawah dan jagung merupakan komoditas basis di Kaliorang. Untuk mendukung hasil analisis LQ dilakukan analisis Localization Index LI. Nilai perhitungan LQ dan LI untuk komoditas tanaman pangan tertera pada Tabel 16. Tabel 16 Nilai Perhitungan LQ dan LI untuk Komoditas Tanaman Pangan di Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur No. Komoditas Location Quotient Localization Index 1 Padi Sawah 2,50 0,37 2 Padi Ladang 0,58 0,00 3 Jagung 1,16 0,04 4 Ubi Kayu 0,13 0,00 5 Ubi Jalar 0,24 0,00 6 Kacang Tanah 0,53 0,00 7 Kedelai 0,98 0,00 8 Kacang Hijau 0,18 0,00 Sumber : Kutai Timur Dalam Angka 20042005 dianalisis. Hasil analisis LI menunjukkan bahwa komoditas padi sawah mempunyai nilai 0,37 dan jagung 0,04. Dengan nilai LI tersebut menunjukkan bahwa pengembangan komoditas padi sawah dan jagung tidak hanya terpusat di Kaliorang, artinya terdapat wilayah lain di Kutai Timur yang juga mengembangkan komoditas padi sawah dan jagung. Untuk melengkapi analisis LQ dan LI dilakukan penghitungan Shift- share analysis SSA. Analisis SSA merupakan teknik analisis untuk memahami pergeseran struktur aktifitas dalam hal ini pengusahaan komoditi di suatu lokasi tertentu dibandingkan dengan suatu referensi dengan cakupan wilayah lebih luas dalam dua titik waktu. Pemahaman struktur aktifitas dari hasil analisis Shift-share juga menjelaskan kemampuan berkompetisi competitiveness aktifitas tertentu di suatu wilayah secara dinamis atau perubahan aktifitas dalam cakupan wilayah lebih luas. aktifitas yang memiliki keunggulan kompetitif berarti di dalamnya memiliki lingkungan yang kondusif bagi aktifitas yang bersangkutan. Komponen differensial menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi competitiveness suatu aktifitas dalam hal ini pengembangan komoditas tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total pengembangan komoditas tersebut dalam wilayah. Komponen ini juga menggambarkan dinamika keunggulan ketidakunggulan pengembangan komoditas tertentu di sub wilayah tertentu terhadap pengembangan komoditas tersebut di sub wilayah lain. Data yang dipergunakan untuk analisis SSA adalah data pengusahaan komoditas tanaman pangan di Kaliorang dan kabupaten Kutai Timur pada tahun 2002 dan 20042005 sebagaimana tertera pada Tabel 17. Tabel 17 Luas Panen Pengusahaan Komoditas Tanaman Pangan di Kaliorang dan Kutai Timur tahun 2002 dan 20042005 Luas Panen 2002 ha Luas Panen 20042005 ha No. Komoditas Kaliorang Kutai Timur Kaliorang Kutai Timur 1 Padi Sawah 550 2.501 2.210 3.586 2 Padi Ladang 499 10.212 1.630 11.501 3 Jagung 296 1.179 272 950 4 Ubi Kayu 61 254 11 350 5 Ubi Jalar 28 106 8 136 6 Kacang Tanah 53 189 29 223 7 Kedelai 14 176 50 208 8 Kacang Hijau 15 73 7 160 Kutai Timur 1.516 14.690 4.217 17.114 Sumber : Kutai Timur Dalam Angka 2002 dan 20042005 dianalisis. Hasil perhitungan SSA menunjukkan bahwa komponen laju pertumbuhan total pengembangan komoditas tanaman pangan di Kutai Timur adalah 16,5. Pengembangan komoditas tanaman pangan di Kaliorang yang laju pertumbuhannya melebihi laju pertumbuhan di Kutai Timur secara berturut-turut dari yang terbesar adalah komoditas padi sawah, padi lading, dan kedelai. Hasil perhitungan nilai Shift-share analysis pengusahaan komoditas tanaman pangan tertera pada Tabel 18. Tabel 18 Nilai Shift-Share Analysis Pengusahaan Komoditas Tanaman Pangan di Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur Komponen Share No. Komoditas Pertumbuhan Proporsional Differensial SSA 1 Padi Sawah 0,1650 0,2688 2,5844 3,0182 2 Padi Ladang 0,1650 -0,0388 2,1403 2,2665 3 Jagung 0,1650 -0,3592 0,1132 -0,0811 4 Ubi Kayu 0,1650 0,2129 -1,1976 -0,8197 5 Ubi Jalar 0,1650 0,1180 -0,9973 -0,7143 6 Kacang Tanah 0,1650 0,0149 -0,6327 -0,4528 7 Kedelai 0,1650 0,0168 2,3896 2,5714 8 Kacang Hijau 0,1650 1,0268 -1,7251 -0,5333 Sumber : Kutai Timur Dalam Angka 2002 dan 20042005 dianalisis. Berdasarkan nilai differensial pengembangan komoditas padi sawah, padi ladang dan kedelai tersebut mempunyai nilai yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan komoditas padi sawah, padi lading, dan kedelai mempunyai daya saing yang tinggi dalam pengembangan komoditas tanaman pangan di Kaliorang. Namun demikian, hanya padi sawah yang merupakan komoditas basis dan jika dilihat kontribusinya dari luasan panen mencapai 52,4. Pada masa yang akan datang pengusahaan komoditi padi sawah diharapkan akan semakin meningkat yang tentunya diikuti dengan luas panen dan produksinya. Hal ini didukung adanya pembangunan bendungan di sungai Rapak yang saat ini sedang dalam tahap pelaksanaan. Menurut masyarakat dengan adanya bendungan ini, selain untuk irigasi lahan-lahan sawah dan perluasan areal lahan sawah di SKP Kaubun terutama SP 1, SP 2, dan SP 3 juga untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di Kaubun SP 2 desa Bumi Rapak pada saat musim hujan. Banjir selain menggenangi lahan masyarakat juga menggenangi jalan penghubung ke arah simpang Kaliorang Kaubun sehingga mengganggu mobilitas penduduk dan barang di wilayah tersebut.

6.2. Pengusahaan Tanaman Perkebunan