Curah Hujan dan Hari Hujan Tahunan Satuan Peta Lahan dan Kesesuaian Lahan

Sarana prasarana transportasi di wilayah ini juga masih sangat terbatas. Kondisi jalan yang belum memadai dan belum tersedianya sarana transportasi yang murah merupakan kendala bagi mobilitas penduduk maupun dalam mengakses pasar baik pasar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun sarana produksi pertanian. Dengan demikian pemasaran hasil pertanian sangat tergantung pada pedagang desa. Hal ini menyebabkan pola pertanian lebih ke arah subsisten dan perkembangan ekonomi lambat.

4.3. Curah Hujan dan Hari Hujan Tahunan

Curah hujan tahunan di kawasan transmigrasi Kaliorang sebesar 1.582 mm dengan 114 hari hujan. Secara rinci curah hujan dan hari hujan di kawasan transmigrasi Kaliorang tertera pada Tabel 9. Tabel 9 Curah Hujan dan Hari Hujan di Kawasan Transmigrasi Kaliorang No. Bulan Curah Hujan mm Hari Hujan 1. Januari 41 10 2. Pebruari - - 3. Maret - - 4. April 71 3 5. Mei 227 10 6. Juni 162 9 7. Juli 150 9 8. Agustus 129 13 9. September 151 17 10. Oktober 155 15 11. November 227 13 12. Desember 269 15 Jumlah 1.582 114 Sumber : Direktorat Bina Rencana dan Pembangunan Kawasan 2003 dalam Rencana Teknis Pembangunan Kawasan Transmigrasi RTPKT Kaliorang. Menurut kelasifikasi Oldeman dengan kondisi curah hujan seperti terlihat pada Tabel 9, di wilayah ini terdapat 3 bulan basah bulan dengan curah hujan di atas 200 mm, yaitu pada bulan Mei, Nopember, dan Desember. Selain itu, terdapat 5 bulan lembab bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm dan kurang dari 200 mm, yaitu berturut-turut pada bulan Juni sampai Oktober. Dengan demikian musim kemarau jatuh pada bulan Januari hingga April dan musim hujan terjadi antara bulan Mei hingga Desember. Hal tersebut akan menentukan aktifitas pertanian terutama untuk mengusahakan tanaman semusim. Potensi sumberdaya air ditunjukkan oleh adanya sungai-sungai yang mengalir di kawasan transmigrasi Kaliorang, yaitu sungai Rapak, Durian, Kaliorang, Selangkau, dan Golok.

4.4. Satuan Peta Lahan dan Kesesuaian Lahan

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Direktorat Bina Rencana dan Pembangunan Kawasan 2003 satuan peta lahan di kawasan transmigrasi Kaliorang terdiri dari : a. Satuan Peta Lahan 1. Macam Tanah adalah Aluvial Eutrik, bentuk wilayah datar dengan lereng 0-3, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan tergolong sesuai marginal S 3 dengan faktor pembatas ketersediaan hara S 3n . b. Satuan Peta Lahan 2. Macam Tanah Aluvial Eutrik, bentuk wilayah datar dengan lereng 0-3, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan tergolong sesuai marginal S 3 dengan faktor pembatas ketersediaan hara S 3n untuk padi, ketersediaan hara dan drainase terhambat S 3nd untuk tanaman pangan lahan kering dan tanaman tahunan. c. Satuan Peta Lahan 3. Macam Tanah Kambisol Eutrik, bentuk wilayah datar dengan lereng 0-3, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan tergolong sesuai marginal S 3 dengan faktor pembatas ketersediaan hara S 3n . d. Satuan Peta Lahan 4. Macam Tanah Kambisol Eutrik, bentuk wilayah berombak dengan lereng 4-8, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan tergolong sesuai marginal S 3 dengan faktor pembatas ketersediaan hara dan topografi S 3nt untuk tanaman padi dan ketersediaan hara S 3n untuk tanaman pangan lahan kering dan tanaman tahunan. e. Satuan Peta Lahan 5. Macam Tanah Kambisol Eutrik, bentuk wilayah bergelombang dengan lereng 9-15, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi tergolong tidak sesuai saat ini N 1 , untuk tanaman pangan dan tanaman tahunan tergolong sesuai marginal S 3 dengan faktor pembatas topografi N 1t untuk padi dan ketersediaan hara dan topografi S 3nt untuk tanaman pangan lahan kering dan tanaman tahunan. f. Satuan Peta Lahan 6. Macam Tanah Kambisol Eutrik, bentuk wilayah berbukit dengan lereng 16-25, mempunyai kelas kesesuaian tergolong tidak sesuai permanen N 2 untuk padi dengan faktor pembatas topografi N 2t , dan tergolong tidak sesuai saat ini N 1 untuk tanaman pangan lahan kering dan tanaman tahunan dengan faktor pembatas topografi N 1t . g. Satuan Peta Lahan 7. Macam Tanah Kambisol Eutrik, bentuk wilayah bergunung dengan lereng 26-40, mempunyai kelas kesesuaian tergolong tidak sesuai permanen N 2 untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan dengan faktor pembatas topografi N 2t . h. Satuan Peta Lahan 8. Macam Tanah Mediteran Haplik, bentuk wilayah datar dengan lereng 0-3, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan tergolong sesuai marginal S 3 dengan faktor pembatas ketersediaan hara S 3n . i. Satuan Peta Lahan 9. Macam Tanah Mediteran Haplik, bentuk wilayah berombak dengan lereng 4-8, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan tergolong sesuai marginal S 3 dengan faktor pembatas ketersediaan hara S 3n . j. Satuan Peta Lahan 10. Macam Tanah Mediteran Haplik, bentuk wilayah bergelombang dengan lereng 9-15, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan tergolong sesuai marginal S 3 dengan faktor pembatas ketersediaan hara dan topografi S 3nt . k. Satuan Peta Lahan 11. Macam Tanah Mediteran Haplik, bentuk wilayah berbukit dengan lereng 16-25, mempunyai kelas kesesuaian untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan tergolong tidak sesuai saat ini N 1 dengan faktor pembatas topografi N 1t . l. Satuan Peta Lahan 12, 13, dan 14. Macam Tanah Litosol, bentuk wilayah berombak sampai agak berbukit dengan lereng 4-25, mempunyai kelas kesesuaian tergolong tidak sesuai permanen N 2 untuk padi, tanaman pangan lahan kering, dan tanaman tahunan dengan faktor pembatas kedalaman solum N 2r . Keseluruhan satuan peta lahan tersebut tertera pada Lampiran 4. Berdasarkan survai yang dilakukan oleh tim dari Direktorat Bina Rencana dan Pembangunan Kawasan, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2003 lahan di kawasan ini mempunyai tingkat kesuburan rendah, dengan salah satu faktor pembatas di kawasan ini adalah kesuburan tanah. Dengan demikian perlu input untuk menambah kesuburan tanah diantaranya dengan pemupukan. Satuan peta lahan, macam tanah, kesesuaian lahan, dan faktor pembatas tertera pada Tabel 10. Kelas kesesuaian lahan terbagi dalam 2 tingkat order yakni Sesuai S dan Tidak Sesuai N. Tingkat order Sesuai terdiri dari 3 kelas dan order Tidak Sesuai 2 kelas, yaitu : a. Sangat Sesuai S 1 , Lahan yang tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti atau pengaruh secara nyata terhadap produksi dan tidak akan menaikkan masukan yang bisa diberikan. b. Cukup sesuai S 2 , Lahan yang mempunyai pembatas agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan serta meningkatkan masukan yang diperlukan. c. Sesuai marginal S 3 , Lahan yang mempunyai pembatas serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan serta meningkatkan masukan yang diperlukan. d. Tidak sesuai saat ini N 1 , Lahan mempunyai pembatas serius tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan dengan modal normal. e. Tidak sesuai permanen N 2 , Lahan yang mempunyai pembatas permanen sehingga mencegah segala kemungkinan penggunaan berkelanjutan pada lahan tersebut. Tabel 10 Satuan Peta Lahan, Macam Tanah, Kesesuaian Lahan dan Faktor Pembatas Kelas Kesesuaian Lahan Luas Padi Tanaman Pangan Lahan Kering Tanaman Tahunan No Macam Tanah Kelas Lereng A I P A I P A I P Ha 1 Aluvial Eutrik 0-3 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 3.200 3,21 2 Aluvial Eutrik 0-3 S 3n MMi S 2 S 3nd MDMi S 2 S 3nd MDMi S 2 4.275 4,29 3 Kambisol Eutrik 0-3 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 27.175 27,28 4 Kambisol Eutrik 4-8 S 3nt MPMi S 2 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 10.450 10,49 5 Kambisol Eutrik 9-15 N 1t MPMi S 3 S 3nt MQMi S 2 S 3nt MQMi S 2 11.350 11,40 6 Kambisol Eutrik 16-25 N 2t x N 2 N 1t TMi S 3 N 1t TMi S 3 10.600 10,64 7 Kambisol Eutrik 26-40 N 2t x N 2 N 2t x N 2 N 2t x N 2 3.550 3,56 8 Mediteran Haplik 0-3 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 1.725 1,73 9 Mediteran Haplik 4-8 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 S 3n MMi S 2 10.400 10,44 10 Mediteran Haplik 9-15 S 3nt MQMi S 2 S 3nt MQMi S 2 S 3nt MMi S 2 12.425 12,47 11 Mediteran Haplik 16-25 N 1t PMi S 3 N 1t QMi S 3 N 1t QMi S 3 250 0,25 12 Litosol 4-8 N 2r x N 2 N 2r x N 2 N 2r x N 2 200 0,20 13 Litosol 9-15 N 2r x N 2 N 2r x N 2 N 2r x N 2 550 0,55 14 Litosol 16-25 N 2r x N 2 N 2r x N 2 N 2r x N 2 3.450 3,46 Jumlah 99.600 100,00 Sumber : Direktorat Bina Rencana dan Pembangunan Kawasan 2003. Keterangan : A = Kesesuaian Lahan Aktual P = Kesesuaian Lahan Potensial I = Input Luas, sebagian masuk dalam wilayah Kecamatan Sangkulirang Kelas Kesesuaian Lahan Faktor Pembatas Input Tingkat Input S1 = Sangat sesuai n = Ketersediaan hara M = Pemupukan Hi = Input tinggi S2 = Cukup sesuai t = Topografi D = Saluran drainase Mi = Input sedang S3 = Sesuai marginal d = Drainase Q =Teras gulud Li = Input rendah N1 = Tidak sesuai saat ini r = Kedalaman solum T = Teras bangku N2 = Tidak sesusi permanen P = Pencetaan sawah

4.5. Penggunaan Lahan