6. Adanya kelengkapan perizinan pada label kemasan.
Produk Dapur Kebita telah memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan produknya seperti merek produk, nama perusahaan, berat isi, tanggal
kadaluarsa, komposisi, keterangan halal, dan izin departemen kesehatan depkes. Serifikat halal didapat dari LPPOM dengan nomor 01011096491213
dan izin usaha yaitu P-IRT nomor 2013201010117-18. Kelengkapan perizinan pada label kemasan penting dimiliki oleh perusahaan guna menjadikan
konsumen lebih percaya terhadap produk yang dipasarkan perusahaan.
b. Kelemahan
Kelemahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan adalah :
1. Permodalan yang terbatas.
Permodalan yang terbatas menjadi kelemahan bagi Dapur Kebita dalam mengembangkan usahanya, terutama untuk pengembangan produk dan
pengembangan pasar. Selain sulit dalam pengembangan, modal yang terbatas juga menjadi hambatan bagi perusahaan dalam berproduksi disebabkan harga
bahan baku utaman yang mahal sementara umumnyaa produk Dapur Kebita persediaannya masih banyak, sehingga menyebab-kan perputaran modal kerja
dalam usaha ini tidak cepat. Kelemahan ini juga dimiliki Dapur Kebita karena selama ini dalam pengelolaan usahanya Dapur Kebita menambah permodalan
yang berasal dari modal pribadi manajer, sehingga modal yang ada terbatas. Selain penggunaan modal sendiri, Dapur Kebita juga tidak menggunakan
modal tambahan dari lembaga keuangan lain.
2. Lokasi usaha kurang strategis terhadap pasar.
Lokasi usaha Dapur Kebita berada di area perumahan, yaitu Puri Matahari Persada, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas. Hal ini menjadi kelemahan
karena lokasi usaha yang kurang strategis terhadap pasar dapat meng-hambat perusahaan dalam memasarkan produknya. Selain menghambat dalam
pemasarannya, wilayah pemasaran yang berada pada area kompleks perumahaan saja tidak dapat meningkatkan penjualan bagi perusahaan, serta
membuat konsumen cenderung segan berkunjung karena alasan jarak, sehingga Dapur Kebita perlu upaya ekstra untuk menarik konsumennya lebih
banyak.
3. Distribusi produk belum luas.
Sebagai usaha skala rumah tangga, penting bagi Dapur Kebita untuk menjalin hubungan dengan berbagai agen atau resailer. Hal ini disebabkan kegiatan
pemasaran sangat erat kaitannya dengan upaya-upaya dalam menyalurkan produk yang dihasilkan agar mudah diperoleh oleh konsumen. Oleh sebab itu,
untuk memperluas pemasaran perusahaan, maka perlu bagi Dapur Kebita untuk menambah agen di beberapa wilayah yang belum terakses. Kelemahan
ini dimiliki Dapur Kebita karena meskipun telah memiliki enam agen yang melakukan kerjasama secara konstinyasi, namun hubungan kerjasama tersebut
tidak bersifat tetap, sehingga rawan akan pemutusan hubungan kerjasama.
4. Kurangnya intensitas promosi produk.
Kurangnya intensitas promosi produk oleh Dapur Kebita yang meng- informasikan manfaat daging kelinci dan keberadaan perusahaan merupakan
kelemahan bagi Dapur Kebita dalam menanamkan positioning perusahaan dan produknya di benak konsumen. Oleh sebab itu, perlu upaya-upaya promosi
yang lebih intensif untuk menginformasikan keunggulan produk sekaligus identitas perusahaan. Hal ini diperlukan karena selama ini, promosi rutin yang
dilakukan berupa mengikuti pameran-pameran yang diselenggarakan oleh instansi terkait.
5. Ketergantungan jumlah produksi terhadap bahan baku.
Daging kelinci merupakan bahan baku utama dalam proses produksi, sehingga menjadi bagian terpenting bagi usaha Dapur Kebita. Akan tetapi, sifat
komoditas tersebut yang bersifat musiman mengakibatkan jumlahnya menjadi berkurang di saat tertentu, seperti musim hujan dan saat musim peralihan. Hal
ini sangat berpengaruh pada persediaan daging kelinci di Dapur Kebita yang berakibat jumlah produksi menjadi berkurang karena menyesuaikan jumlah
persediaan yang ada.
6. Sistem pembukuan administrasi yang kurang baik.
Dalam suatu usaha baik skala mikro, kecil, menengah, dan besar, pembukuan administrasi sangat penting bagi perusahaan guna melihat perkembangan
usaha apakah untung atau rugi, sehingga dapat memudah-kan perusahaan dalam mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Dapur Kebita memiliki
kelemahan ini karena pencatatan administrasi seperti pencatatan penjualan dan pencatatan produksinya belum memiliki standar yang tetap dan pencatatan
tidak rutin dilakukan.
Hasil ringkasan identifikasi faktor internal yang menghasilkan enam faktor kunci kekuatan dan enam faktor kunci kelemahan yang dimiliki oleh Dapur
Kebita ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8 Faktor strategis internal kekuatan dan kelemahan Dapur Kebita
No Kekuatan
Kelemahan 1
Memilikibargaining position Permodalan yang terbatas
2 Hubungan dengan karyawan terjalin
baik dan bersifat kekeluargaan Lokasi kurang strategis terhadap pasar
3 Produk yang unik dan khas
Distribusi produk belum luas 4
Adanya pemanfaatan teknologi modern Kurangnya intensitas promosi produk
5 Memiliki
jaringan rekanan
atau kerjasama dengan berbagai pihak
Ketergantungan jumlah
produk terhadap bahan baku
6 Adanya kelengkapan perizinan pada
label kemasan Sistem pembukuan administrasi yang
kurang baik
c. Peluang
Peluang yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan sebagai berikut.
1. Adanya dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah melalui kebijakan
dan pendanaan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, yaitu Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Budidaya Peternakan dan Dinas Pertanian dan Perikanan memberikan dukungan kepada usaha pengolahan
daging kelinci berupa adanya kebijakan dan dukungan finansial untuk mendorong usaha tersebut sebagai upaya dalam mendukung program
pemerintah, yaitu ketahanan pangan. Pemerintah telah mencanangkan