kelinci pedaging yang tersedia dalam kelompok ternak tersebut dilihat dari umur dan ukuran berat badan.
Harga kelinci pedaging dari peternak yang dijual kepada Dapur Kebita adalah antara Rp25 000 sampai dengan Rp27 500 per kg bobot hidup. Kelompok ternak
biasanya mengirimkan kelinci pedaging antara 4-10 ekor tiap minggunya tergantung jumlah kelinci pedaging yang ada di kandang. Kelinci pedaging yang
dijual kepada Dapur Kebita biasanya yang berumur siap potong dan yang sudah afkir atau tua dengan ukuran berat badan antara 2-3 kg per bobot hidup.
Hasil produk olahan daging kelinci tersebut berupa nugget, baso, tahu, rendang, dan ungkep. Nugget, baso, dan tahu yang dihasilkan berukuran 250 gram
yang dikemas dalam kemasan plastik yang divakum dan berbentuk stik dan lingkaran untuk nugget, bentuk bola untuk baso, dan bentuk kotak untuk tahu. Di
samping itu untuk rendang dan ungkep dihasilkan dengan beraneka ragam ukuran. Spesifikasi ukuran dan harga produk Dapur Kebita Lampiran 5.
2. Proses Produksi Dapur Kebita
Proses produksi yang dilakukan oleh Dapur Kebita adalah mengolah bahan baku daging kelinci menjadi berbagai macam produk olahan siap saji dengan
menjadikannya makanan beku atau frozen food. Tahapannya dimulai dari setelah proses pendistribusian kelinci dari peternak ke Dapur Kebita kemudian dilakukan
pemotongan kelinci di salah satu rumah peternak kelompok Dapur Kebita yang termasuk staf produksi Dapur Kebita. Pemotongan kelinci dilakukan dengan cara
yang sama seperti penyembelihan hewan pada umumnya. Kelinci yang memiliki jumlah daging yang lebih banyak biasanya dipotong filletagar didapatkan daging
kelinci yang lebih banyak untuk mengolah menjadi nugget, baso, dan tahu. Kelinci yang memiliki daging yang lebih sedikit akan dipotong karkas dan diolah
menjadi ungkep atau rendang.
Pengolahan daging kelinci dilakukan di kios yang juga berfungsi sebagai lokasi penjualan produk Dapur Kebita. Daging kelinci diolah menjadi beraneka
macam makanan beku atau frozen food seperti nugget, baso, tahu, rendang, dan ungkep. Walau demikian dalam satu kali produksi, produk yang akan dibuat dan
besar jumlahnya tergantung dari persediaan produk olahan daging kelinci yang ada di etalase kios dan persediaan daging kelinci sebagai bahan bakunya.
Tahap pengolahan daging kelinci menjadi daging olahan kelinci, seperti nugget, baso, tahu, rendang, dan ungkep berbeda-beda dalam tahapannya dan
bahan baku tambahan lainnya. Salah satu contoh, yaitu dalam pembuatan nugget melalui 11 tahapan, dimulai dari tahap persiapan, penggilingan daging, pembuatan
adonan, pengukusan, pencetakan, pembuatan tepung kering, pembuatan tepung basah, pelapisan dengan tepung, pendingan, pengemasan, dan pengakhiran.
Sebaliknya pembuatan baso kelinci hanya melalui 8 tahapan. Teknologi yang digunakan adalah campuran mekanik mesin dan manual tenaga manusia.
Beberapa peralatan yang digunakan antara lain meat ginder, vacuum sealer, silent cutter, dan hand sealer.
Tahap terakhir dalam proses produksi di Dapur Kebita, yaitu pengemasan atau packaging. Kemasan yang digunakan ialah kemasan plastik berbahan khusus.
Setiap kemasan berisi berat bersih 250 gram. Khusus produk baso setelah dikemas dilakukan pengvakuman untuk menjaga agar daya tahan produk lebih lama.
Kemasan yang siap dipasarkan diberi label stiker produk agar menarik minat