Manajemen Analisis Strategi Bisnis Produk Olahan Daging Kelinci Dapur Kebita, Unit Usaha Kopnakci, di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor
Sebagai salah satu perusahaan pengolah daging kelinci di wilayah Kabupaten Bogor, Dapur Kebita memiliki harga yang kompetitif dengan pesaingnya sesama
produk sejenis. Harga yang ditawarkan oleh Dapur Kebita untuk berbagai produknya relatif terjangkau bagi sasaran pasar mereka, yaitu mulai dari Rp18
000 sampai dengan Rp50 000. Kisaran harga produk Dapur Kebita beserta spesifikasinya Lampiran 5. Akan tetapi karena persaingan di industri tersebut
rata-rata memiliki pangsa pasar yang sama, yaitu konsumen dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, maka selain harga dan bentuk kemasan, hal mengenai
kualitas produk juga menjadi penting untuk di perhatikan oleh perusahaan. Walau demikian, bentuk kemasan produk Dapur Kebita tidak lebih baik dibandingkan
dengan pesaingnya, meskipun harga yang ditawarkan lebih murah dan kualitas produknya sama baiknya, sehingga produk Dapur Kebita dapat dikatakan kurang
menarik jika dibandingkan dengan pesaingnya.
Pada bauran pemasaran, place diartikan sebagai kegiatan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuannya adalah agar produk perusahaan dapat
sampai kepada konsumen sesuai dengan waktu dan tempat yang tepat. Lokasi usaha Dapur Kebita yang terletak di dalam perumahan membuatnya kurang
strategis terhadap pasar dibandingkan dengan pesaing. Oleh sebab itu, selain memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen, Dapur Kebita juga
memasarkan produknya melalui agen dengan sistem konstinyasi. Dapur Kebita memiliki enam agen yang tersebar di wilayah Kabupaten Bogor dan Depok, yaitu
Cibinong, Yasmin, Ciomas dan Depok. Akan tetapi, jumlah pesanannya tidak tetap setiap bulannya, sehingga kini pemasaran produk Dapur Kebita lebih fokus
di kios milik Dapur Kebita sendiri yang sekaligus sebagai tempat produksi. Skema distribusi pemasaran produk Dapur Kebita Gambar 13.
Gambar 13 Distribusi pemasaran Dapur Kebita Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan
volume penjualan dengan cara memengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk-bentuk promosi dapat berupa iklan, penjualan
pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan direct marketing. Promosi yang telah dilakukan oleh Dapur Kebita berdasarkan wawancara dengan manajer
usaha, pada awal berdirinya, yaitu dengan menerapkan bentuk promosi penjualan melalui pemberian kupon kepada masyarakat di sekitar lokasi usaha, pameran,
dan coba gratis saat pameran, serta iklan melalui penyebaran brosur. Penjualan pribadi dilakukan dengan mengikuti setiap pameran yang diadakan oleh instansi
terkait baik negeri maupun swasta setiap tahunnya. Pameran yang rutin diikuti oleh Dapur Kebita, yaitu pameran setiap hari Jumat minggu pertama di Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Bogor Rabbit Festival, Live Stock, Hari Jadi Bogor, dan lain sebagainya. Penggunaan website juga dimanfaatkan
sebagai media promosi melalui website kopnakci guna mengenalkan Kopnakci
Dapur Kebita
Penjualan Agen Penjualan Eceran
sekaligus mempromosikan produk-produk Dapur Kebita. Selain penggunaan website, pengenalan identitas perusahaan juga telah dilakukan melalui pembagian
kartu nama kepada konsumen, pemaparan visi-misi, dan penjelasan singkat mengenai daging kelinci setiap kegiatan pameran utama. Hal tersebut bermanfaat
untuk menanamkan positioning perusahaan di benak konsumen. c.
Keuangan
Modal merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan usaha, selain faktor sumberdaya dan tenaga kerja. Berdasarkan wawancara dengan
manajer usaha Dapur Kebita, kondisi keuangan Dapur Kebita dapat dikatakan kurang baik. Hal ini dikarenakan dalam pengelolaan usahanya lebih banyak
menggunakan modal dari milik sendiri untuk menghidupkan usaha. Sumber dana dan permodalan awal berasal dari Kopnakci dan kelompok tani ternak yang
mengelola usaha Dapur Kebita, yaitu kelompok Binatani. Sejak awal berdirinya sampai saat ini, Dapur Kebita belum pernah melakukan peminjaman dana dari
lembaga keuangan. Dalam perkembangannya, Dapur Kebita selalu menggunakan dana milik pribadi untuk mampu tetap beroperasi dikarenakan harga daging
kelinci yang mahal sementara jumlah produk yang terjual tidak banyak. Hal ini mengakibatkan perputaran uang tidak berjalan cepat. Oleh sebab itu, untuk
menutupi kekurangan tersebut dan menambah pemasukan bagi Dapur Kebita, maka produk lain selain produk olahan daging kelinci juga ditawarkan oleh Dapur
Kebita di kiosnya, seperti puding, soto jamur, yoghurt, keripik ubi, sirup pala, olahan daging ayam, dan olahan daging sapi, yang mana diantaranya ada yang
merupakan produksi Dapur Kebita dan ada yang tidak.
Hal utama yang menjadi kelemahan bagi Dapur Kebita ialah keterbatasan pengelolaan keuangan atau administrasi secara rapi dan baik. Pada umumnya tiap
transaksi yang terjadi dicatat dalam nota dan semua pencatatan penjualan dan pengeluaran harian digabung dalam satu buku kas, sehingga dalam melihat
keuntungan bersih dan nilai penjualan khusus olahan daging kelinci sulit dilakukan. Pembukuan yang hanya terpaku pada buku kas tersebut membuat
usaha sulit berkembang. Selain hal itu, masalah tertib administrasi lainnya, seperti pencatatan produksi juga belum dilakukan dengan baik oleh Dapur Kebita.