a. Kekuatan
Kekuatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan adalah :
1. Memiliki bargaining position atau posisi daya tawar yang kuat.
Kekuatan ini diperoleh Dapur Kebita sebagai salah satu unit usaha Kopnakci yang mana Kopnakci sendiri memiliki bargaining posisition yang kuat karena
merupakan satu-satunya koperasi peternak kelinci di wilayah Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat, sehingga menjadi kekuatan bagi Dapur Kebita
dalam hal jalinan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak atau networking.
2. Hubungan dengan karyawan terjalin baik dan bersifat kekeluargaan.
Kekuatan ini muncul disebabkan sifat kekeluargaan yang dianut oleh koperasi, sehingga karyawan Dapur Kebita yang umumnya berasal dari lingkungan
kopnakci memiliki motivasi yang sama untuk mampu mengembangkan produk usaha Dapur Kebita guna mencapai tujuan bersama. Hal inilah yang
tidak dimiliki oleh pesaing perusahaan.
3. Produk yang unik dan khas.
Produk yang unik dan khas menjadi salah satu kekuatan perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya baik yang
sejenis maupun tidak sejenis. Produk Dapur Kebita memiliki banyak varian produk dibandingkan dengan pesaingnya yang sejenis, sehingga ada ciri khas
tersendiri bagi Dapur Kebita untuk bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar. Kekuatan produk yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi Dapur
Kebita kepada konsumen untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang tidak sejenis dengan menawarkan suatu produk yang berbeda pada umumnya.
4. Adanya pemanfaatan teknologi modern.
Adanya pemanfaatan teknologi modern oleh Dapur Kebita merupakan suatu kekuatan yang dimiliki guna menghasilkan produk yang berkualitas agar
diterima dan dikenal oleh masyarakat. Hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan karena sebagian besar usaha skala rumah tangga tidak
menggunakan teknologi modern dalam kegiatan operasionalnya, sementara Dapur Kebita telah memiliki prasarana dalam hal tersebut. Pemanfaatan
teknologi modern menjadikan waktu produksi menjadi lebih efisien dan memudahkan dalam pemasaran.
5. Memiliki jaringan rekanan atau kerjasama dengan berbagai pihak.
Sebagai salah satu unit usaha Kopnakci, Dapur Kebita memiliki jaringan rekanan atau kerjasama dengan berbagai pihak seperti incubie LPPM IPB
sebagai salah satu binaannya, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor sebagai salah satu kelompok usaha yang aktif, HIMAKINDO atau
Himpunan Masyarakat Perkelincian Indonesia, dan dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset lainnya. Adanya jaringan yang luas dapat dimanfaatkan
oleh perusahaan sebagai salah satu upaya untuk pengembangan produk dan peningkatan nilai penjualan, khususnya melalui mempopulerkan daging
kelinci.
6. Adanya kelengkapan perizinan pada label kemasan.
Produk Dapur Kebita telah memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan produknya seperti merek produk, nama perusahaan, berat isi, tanggal
kadaluarsa, komposisi, keterangan halal, dan izin departemen kesehatan depkes. Serifikat halal didapat dari LPPOM dengan nomor 01011096491213
dan izin usaha yaitu P-IRT nomor 2013201010117-18. Kelengkapan perizinan pada label kemasan penting dimiliki oleh perusahaan guna menjadikan
konsumen lebih percaya terhadap produk yang dipasarkan perusahaan.
b. Kelemahan
Kelemahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan adalah :
1. Permodalan yang terbatas.
Permodalan yang terbatas menjadi kelemahan bagi Dapur Kebita dalam mengembangkan usahanya, terutama untuk pengembangan produk dan
pengembangan pasar. Selain sulit dalam pengembangan, modal yang terbatas juga menjadi hambatan bagi perusahaan dalam berproduksi disebabkan harga
bahan baku utaman yang mahal sementara umumnyaa produk Dapur Kebita persediaannya masih banyak, sehingga menyebab-kan perputaran modal kerja
dalam usaha ini tidak cepat. Kelemahan ini juga dimiliki Dapur Kebita karena selama ini dalam pengelolaan usahanya Dapur Kebita menambah permodalan
yang berasal dari modal pribadi manajer, sehingga modal yang ada terbatas. Selain penggunaan modal sendiri, Dapur Kebita juga tidak menggunakan
modal tambahan dari lembaga keuangan lain.
2. Lokasi usaha kurang strategis terhadap pasar.
Lokasi usaha Dapur Kebita berada di area perumahan, yaitu Puri Matahari Persada, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas. Hal ini menjadi kelemahan
karena lokasi usaha yang kurang strategis terhadap pasar dapat meng-hambat perusahaan dalam memasarkan produknya. Selain menghambat dalam
pemasarannya, wilayah pemasaran yang berada pada area kompleks perumahaan saja tidak dapat meningkatkan penjualan bagi perusahaan, serta
membuat konsumen cenderung segan berkunjung karena alasan jarak, sehingga Dapur Kebita perlu upaya ekstra untuk menarik konsumennya lebih
banyak.
3. Distribusi produk belum luas.
Sebagai usaha skala rumah tangga, penting bagi Dapur Kebita untuk menjalin hubungan dengan berbagai agen atau resailer. Hal ini disebabkan kegiatan
pemasaran sangat erat kaitannya dengan upaya-upaya dalam menyalurkan produk yang dihasilkan agar mudah diperoleh oleh konsumen. Oleh sebab itu,
untuk memperluas pemasaran perusahaan, maka perlu bagi Dapur Kebita untuk menambah agen di beberapa wilayah yang belum terakses. Kelemahan
ini dimiliki Dapur Kebita karena meskipun telah memiliki enam agen yang melakukan kerjasama secara konstinyasi, namun hubungan kerjasama tersebut
tidak bersifat tetap, sehingga rawan akan pemutusan hubungan kerjasama.
4. Kurangnya intensitas promosi produk.
Kurangnya intensitas promosi produk oleh Dapur Kebita yang meng- informasikan manfaat daging kelinci dan keberadaan perusahaan merupakan