Uji Kesesuaian Model Analisis Persamaan Simultan

4.3.3.4 Uji Dugaan Variabel Secara Parsial

Uji parsial uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel eksogen yang terdapat di dalam model secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel endogen. Mekanisme uji statistik t adalah sebagai berikut: T hitung = bi Sbi Ket: bi = koefisien parameter dugaan Sbi = standar deviasi parameter dugaan Dengan kriteria uji sebagai berikut: T hitung t tabel : Terima H , artinya variabel eksogen secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan variabel eksogen T hitung t tabel : Tolak H , artinya ada variabel eksogen secara individu berpengaruh nyata terhadap perubahan variabel endogen dengan tingkat kepercayaan 1-α persen

4.3.3.5 Uji Statistik Durbin – h

Metode pengujian yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya serial korelasi adalah dengan statistik Dw Durbin Watson Statistic. Jika di dalam model terdapat persamaan yang mengandung variabel bedakala maka penggunaan Dw sudah tidak valid sehingga digunakan uji statistik Durbin-h Dh untuk mengetahui ada tidaknya serial korelasi pada persamaan yang mengandung variabel bedakala. Pindyck dan Rubinfeld 1998 menyebutkan rumus uji statistik Durbin-h sebagai berikut: Dh = 1 − Dw 2 1 N 1 − N Var β Keterangan: Dh = nilai statistik durbin-h Dw = nilai durbin watson hitung N = jumlah periode pengamatan Var β = varians varibel bedakala endogen SE 2 Apabila digunakan taraf nyata α = 0.05, sehingga diketahui -1.96 ≤ Dh ≤ 1.96 maka dapat disimpulkan persamaan tidak mengalami serial korelasi. Namun, apabila diketahui nilai Dh -1.96 maka terdapat serial korelasi negatif, sebaliknya apabila nilai Dh 1.96 maka terdapat serial korelasi positif.

4.3.3.6 Uji

Multicollinearity Multicollinearity adalah suatu hubungan linier antara dua atau lebih variabel penjelas dalam suatu persamaan tertentu. Jika terjadi korelasi yang sempurna di antara variabel penjelas maka koefisien parameter menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien estimasi menjadi tidak terhingga Sitepu dan Sinaga 2006. Saefudin et al., 2010 menyebutkan bahwa persamaan terdapat masalah multicollinearity antar peubah penjelas jika nilai variance inflation factor VIF lebih besar dari 10.

4.3.3.7 Uji Kehomogenan Sisaan

Pendugaan parameter dengan metode kuadrat terkecil mengasumsikan ragam sisaan selalu tetap atau homogen. Kondisi ini disebut dengan homokedastisitas homokedasticity, sedangkan kondisi sebaliknya disebut heterokedastisitas heterokedasticity. Tidak terpenuhinya asumsi ini menyebabkan ragam nilai dugaan parameter regresi cenderung akan besar. Konsekuensi lain adalah selang kepercayaan bagi nilai dugaan parameter menjadi lebih lebar, uji t dan uji F tidak akurat sehingga mempengaruhi keakuratan dalam pengambilan keputusan. Saefudin et al., 2010 menyebutkan bahwa pada program SAS uji keragaman sisaan bisa dideteksi melalui uji White dilihat dari nilai chi-square atau nilai p. Jika nilai chi-square lebih kecil dari nilai chi square tabel maka asumsi kehomogenan sisaan terpenuhi, jika p lebih besar dari taraf nyata maka asumsi kehomogenan sisaan terpenuhi tidak terjadi heterokedastisitas. 4.3.3.8 Elastisitas Elastisitas digunakan untuk mendapatkan ukuran kuantitatif respon suatu fungsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Nilai elastisitas jangka pendek diperoleh dari rumus berikut Pindyck dan Rubinfeld 1998: Esr Yt,Xt = βt XtYt dimana: Esr Yt,Xt = elastisitas jangka pendek variabel penjelas Xt, terhadap variabel endogen Yt. Β t = Parameter estimasi variabel penjelas Xt Xt = Rata-rata variabel penjelas Xt