Harga Riil Kedelai di Tingkat Petani

Tabel 9 Hasil pendugaan harga riil kedelai tingkat petani Indonesia 1983-2011 Variabel Koefisien Dugaan Elastisitas Prob |t| Nama Variabel SR LR Int -1019.11 -0.25 0.0829 Intersep PRD t -0.00048 0.75 - 0.4751 Produksi kedelai PKB t 0.609562 0.26 - .0001 Harga riil kedelai pedagang besar CON t 0.000314 0.72 - 0.4820 Konsumsi kedelai PKI t-1 7.251340 -0.25 - .0001 Harga riil kedelai impor tahun sebelumnya R-sq: 0.954 Prob F 0.0001 DW: 1.81 Dh : - Ket : signifikan pada taraf α = 0.10 Tabel 9 menunjukkan bahwa koefisien determinasi R 2 dari model yaitu sebesar 0.954. Hal ini berarti 95.4 persen keragaman harga riil kedelai di tingkat petani dipengaruhi oleh keragaman peubah eksogen di dalam model yaitu produksi kedelai, harga riil kedelai di pedagang besar, konsumsi kedelai, dan harga riil kedelai impor tahun sebelumnya. Sisanya sebesar 4.6 persen dijelaskan oleh faktor-faktor di luar model. Hasil uji statistik t t hitung menunjukkan bahwa harga riil kedelai di tingkat petani dipengaruhi oleh harga riil kedelai tingkat pedagang besar dengan arah positif. Hal ini berarti peningkatan harga riil kedelai tingkat pedagang besar akan meningkatkan harga riil kedelai di tingkat petani. Respon harga riil kedelai tingkat petani terhadap harga rill kedelai di tingkat pedagang besar adalah inelastis dalam jangka pendek. Peningkatan satu persen harga riil kedelai di tingkat pedagang besar akan meningkatkan harga riil kedelai tingkat petani sebesar 0.26 persen dalam jangka pendek. Variabel harga riil kedelai impor tahun sebelumnya juga signifikan pada taraf nyata α = 0.10 dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan harga riil kedelai impor akan meningkatkan harga riil kedelai di tingkat petani. Peningkatan harga riil kedelai impor akan mengakibatkan impor kedelai berkurang yang berdampak pada berkurangnya supply kedelai nasional. Supply kedelai yang berkurang akan meningkatkan harga riil kedelai mulai dari tingkat konsumen eceran sampai tingkat petani. Nilai elastisitas harga riil kedelai impor tahun sebelumnya adalah inelastis sehingga peningkatan harga riil kedelai tingkat petani tidak sebesar peningkatan harga riil kedelai impor tahun sebelumnya. Peningkatan satu persen harga riil kedelai impor tahun sebelumnya akan meningkatkan harga riil kedelai tingkat petani sebesar 0.72 persen dalam jangka pendek. Variabel produksi dan konsumsi kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai tingkat petani pada taraf α 10 persen. Hal tersebut diduga karena pemerintah melalui peraturan Menteri Perdagangan secara berkala menetapkan harga pembelian kedelai petani. Peningkatan produksi maupun konsumsi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga riil kedelai tingkat petani.

6.5 Konsumsi Kedelai

Konsumsi kedelai dalam model persamaan dipengaruhi oleh pendapatan nasional per kapita tahun sebelumnya PNB t-1 dan konsumsi kedelai tahun sebelumnya CON t-1 . Variabel harga riil kedelai eceran PKD t tidak berpengaruh nyata pada taraf α=0.10. Hasil pendugaan peubah yang mempengaruhi konsumsi kedelai disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Hasil pendugaan konsumsi kedelai Indonesia 1983-2011 Variabel Koefisien Dugaan Elastisitas Prob |t| Nama Variabel SR LR Int 857825.6 0.0029 Interpretasi PKD t -42.9694 -0.06 -0.11 0.3849 Harga riil kedelai eceran PNB t-1 394.0686 0.16 0.29 0.1075 Pendapatan nasional perkapita tahun sebelumnya CON t-1 0.436827 0.0110 Konsumsi tahun sebelumnya R-sq: 0.468 Prob F 0.0015 Dw : 2.21 Dh: -0.40 Ket : signifikan pada taraf α = 0.10 Berdasarkan Tabel 10, nilai koefisien determinasi R 2 dari model konsumsi kedelai sebesar 0.468. Hal ini berarti 46.8 persen keragaman konsumsi kedelai mampu dijelaskan oleh peubah eksogennya yaitu harga riil kedelai eceran, pendapatan per kapita tahun sebelumnya, dan konsumsi kedelai tahun sebelumnya. Sisanya sebesar 53.2 persen dijelaskan oleh faktor-faktor di luar model. Hasil uji t hitung menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dipengaruhi oleh pendapatan nasional per kapita tahun sebelumnya dengan arah positif. Hal ini berarti peningkatan pendapatan nasional per kapita tahun sebelumnya akan meningkatkan konsumsi kedelai Indonesia. Menurut Gorman 2009, pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan. Apabila pendapatan meningkat maka permintaan akan meningkat. Penelitian ini menjadikan variabel konsumsi sebagai indikator permintaaan kedelai. Respon konsumsi kedelai terhadap pendapatan nasional per kapita tahun sebelumnya adalah inelastis. Peningkatan satu persen pendapatan nasional per kapita tahun sebelumnya akan meningkatkan konsumsi kedelai sebesar 0.16 persen dalam jangka pendek dan 0.29 persen dalam jangka panjang. Konsumsi kedelai tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap konsumi kedelai dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi kedelau tahun sebelumnya akan meningkatkan konsumsi kedelai. Hal tersebut mengindikasikan ada tenggang waktu yang cukup bagi konsumsi kedelai untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi. Variabel harga riil kedelai eceran tidak berpengaruh nyata pada taraf 10 persen. Hal ini berarti perubahan harga riil kedelai ecerean tidak akan mempengaruhi konsumsi kedelai Indonesia.

6.6 Harga Riil Kedelai Eceran

Berdasarkan analisis dalam model persamaan, harga riil kedelai eceran dipengaruhi oleh harga riil kedelai di pedagang besar PKB t dan kosumsi kedelai CON t . Variabel supply kedelai PRD t +JIM t tidak berpengaruh nyata terhadap harga kedelai eceran pada taraf α 10 persen. Hasil pendugaan harga riil kedelai eceran disajikan pada tabel 11. Tabel 11 Hasil pendugaan harga riil kedelai eceran 1983-2011 Variabel Koefisie n Dugaan Elastisitas Prob |t| Nama Variabel SR LR Int -1462.33 - - 0.1407 Intersep PKB t 1.208390 1.22 - .0001 Harga riil kedelai pedagang besar PRD t +JIM t -0.00032 -0.32 - 0.2902 Supply kedelai CON t 0.000957 0.67 - 0.1081 Konsumsi Kedelai R-sq : 0.894