Teori Perdagangan Internasional TINJAUAN PUSTAKA

Pada Gambar 4 sebelum terjadi perdagangan internasional, harga komoditi ‘x’ di negara 1 sebesar P1 dan harga di negara 2 sebesar P3. Penawaran internasional akan terjadi jika harga internasional lebih besar dari P1, sedangkan permintaan akan terjadi jika harga internasional lebih rendah dari P3. Harga akan terbentuk jika penawaran dan permintaan bertemu di satu titik, yaitu P2.

2.2 Hambatan Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional yang dilakukan negara di dunia ada yang sudah menerapkan perdagangan bebas free trade, namun dalam prakteknya perdagangan internasional antar dua negara selalu merugikan negara yang lemah developing country. Tingkat harga lebih banyak ditentukan negara maju karena tingkat ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju Tan 1988. Pemerintah membuat kebijakan hambatan perdagangan untuk melindungi industri dalam negeri. Alasan diterapkannya hambatan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan nasional atau bentuk perlindungan terhadap produksi komoditi domestik. Hambatan perdagangan ada dua macam yaitu hambatan tarif tariff barrier dan hambatan non tarif non-tariff barrier. Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan untuk suatu komoditi yang diperdagangkan lintas batas teritorial. Ditinjau dari aspek komoditi ada dua macam tarif yaitu tarif impor pajak yang dikenakan pada komoditi yang diimpor dan tarif ekspor pajak yang dikenakan pada komoditi ekspor. Apabila ditinjau dari aspek penghitungannya, tarif terdiri dari tarif ad valorem yaitu pajak yang dikenakan berdasar persentase tertentu dari nilai barang yang diimpor, kemudian ada tarif spesifik yaitu pajak yang dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Menurut Tan 1988, pengaruh tarif dalam negara berkembang ada enam, dengan asumsi perdagangan dilakukan antar dua negara dan harga ditentukan oleh produsen luar negeri. Pengaruh tarif pada negara berkembang berupa consumption effect, production effect, revenue effect, redistribution effect, employment effect dan balance of payment effect. Gambar 6 menunjukkan ilustrasi pemberian tarif impor terhadap suatu komoditi di sebuah negara berkembang. Gambar 5 Ilustrasi pengaruh tarif pada negara berkembang Keterangan : SD = Supply dalam negeri DD = Demand dalam negeri P 1 = Harga sebelum diberlakukan tarif P 2 = Harga setelah diberlakukan tarif Q 1,3 = Jumlah barang yang ditawarkan Q 2,4 = Jumlah barang yang diminta E = Titik Keseimbangan Titik E adalah titik keseimbangan dalam negeri dan terjadi transaksi antara konsumen dan produsen suatu komoditi. P 1 adalah harga dunia untuk sebuah komoditi. Jika komoditi impor masuk ke dalam negeri maka akan mengurangi surplus produsen sementara produsen hanya mampu menawarkan komoditi tersebut sebesar Q 1 sedangkan permintaan sebesar Q 2 . Pemerintah memberlakukan tarif impor untuk melindungi produsen dalam negeri sehingga mengakibatkan harga naik menjadi P 2 . Pada harga P 2 , produsen mampu meningkatkan produksinya menjadi Q 3 sedangkan permintaan sebesar Q 4 . Berdasarkan Gambar 5, pemberlakuan tarif akan meningkatkan produksi dalam negeri suatu komoditi, selain itu pemerintah juga mendapatkan penerimaan dari tarif sebesar B. Consumption effect akibat tarif impor yaitu berkurangnya konsumsi sebesar Q 2 -Q 4 karena harga yang naik. Production effect yaitu pengaruh yang E P Q S D D D Q 1 Q 3 Q 4 Q 2 P 1 P 2 Sumber : Tan, 1988 B A