regresi. Hasil uji heterokedastisitas menunjukkan model dalam persamaan tidak mengalami heterokedastisitas pada taraf α sebesar lima persen. Hasil uji
multicollinearity menunjukkan bahwa seluruh variabel penjelas yang terdapat
dalam masing-masing persamaan struktural memiliki nilai variance inflation factor
VIF lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang dibangun tidak memiliki masalah multicollinearity. Hasil uji multikolinearitas dan
heteroskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan kriteria tersebut, dengan mempertimbangkan periode pengamatan yang cukup panjang maka hasil
pendugaan model cukup representatif dalam menggambarkan fenomena ekonomi kedelai Indonesia. Hasil estimasi model keragaan ekonomi kedelai secara lengkap
disajikan pada Lampiran 3.
6.2 Luas Area Panen
Berdasarkan analisis dari model yang digunakan, luas area panen dipengaruhi oleh luas area panen sebelumnya LAP
t-1
. Perubahan harga riil kedelai di tingkat petani PTP-PTP
t-1
dan harga riil jagung tahun sebelumnya PJG
t-1
tidak signifikan pada taraf nyata 10 persen. Hasil pendugaan peubah yang mempengaruhi luas area panen kedelai di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil pendugaan luas area panen kedelai di Indonesia 1983-2011
Peubah Koefisien
Dugaan Elastisitas
Prob |t| Nama Peubah
SR LR
Int 159355.0 -
- 0.2332
Intersep PTP
t
-PTP
t-1
32.94302 - -
0.5150 Perubahan harga riil
Kedelai tingkat petani PJGt
-1
-33.5921 - -
0.2436 Harga rill Jagung tahun
sebelumnya LAP
t-1
0.862783 .0001
LAP tahun sebelumnya R-Sq : 0.836
Prob F 0.0001 DW: 1.89
Dh: 0.21
Ket : signifikan pada taraf α = 0.10 Pada Tabel 7 terlihat nilai koefisien determinasi R
2
dari model luas area panen kedelai adalah sebesar 0.836. Hal tersebut berarti 83.6 persen keragaman
luas area panen dapat dijelaskan oleh keragaman peubah-peubah eksogen di dalam model yaitu perubahan harga riil kedelai di tingkat petani, harga riil jagung
tahun sebelumnya, dan luas area panen sebelumnya. Sisanya sebesar 16.4 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.
Hasil uji t statistik t hitung menunjukkan bahwa luas area panen dipengaruhi luas area panen sebelumnya dengan arah positif. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan luas area panen tahun sebelumnya akan meningkatkan luas area panen kedelai. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu
yang cukup bagi luas area panen kedelai untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Nilai koefisien sebesar 0.86 berarti
setiap kenaikan luas area panen tahun sebelumnya sebesar satu hektar maka akan meningkatkan luas area panen sebesar 0.86 ha, sebaliknya jika luas area panen
tahun sebelumnya turun seluas satu hektar maka luas area panen akan menurun sebesar 0.86 ha ceteris paribus.
Perubahan harga riil kedelai di tingkat petani dan harga riil jagung tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata pada taraf α = 0.10. Hal ini menunjukkan
bahwa jika terjadi kenaikan harga riil jagung tahun sebelumnya dan perubahan harga riil kedelai di tingkat petani tidak akan terlalu mempengaruhi luas area
panen kedelai. Harga riil jagung tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap luas area panen diduga karena ada sentra-sentra produksi kedelai yang
masih mampu memasok kedelai dari dalam negeri seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.
6.3 Produktivitas Kedelai
Berdasarkan analisis yang digunakan dalam penelitian, produktivitas kedelai dipengaruhi oleh produktivitas tahun sebelumnya PRV
t-1
. Perubahan harga riil kedelai di tingkat petani PTP-PTP
t-1
dan proporsi harga riil benih PBNPBN
t-1
tidak signifikan pada taraf 10 persen. Hasil pendugaan produktivitas kedelai dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil pendugaan produktivitas kedelai di Indonesia 1983-2011
Peubah Koefisien
Dugaan Elastisitas
Prob |t| Nama Peubah
SR LR
Int 0.150472
- -
0.0039 Intersep
PTP
t
-PTP
t-1
7.514E-6 -
- 0.4590
Perubahan harga
riil Kedelai tingkat petani
PBN
t
PBN
t-1
-0.00524 -
- 0.6293
Proporsi harga riil benih kedelai
PRV
t-1
0.890965 .0001
Lag produktivitas R-Sq : 0.962 Prob F 0.0001
DW: 2.43 Dh : -1.19
Ket : signifikan pada taraf α = 0.10