DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN TERHADAP KERAGAAN
kebijakan dapat dilakukan dengan membandingkan dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan tersebut dengan beberapa kebijakan lainnya. Skenario simulasi historis
perubahan tarif impor kedelai dilakukan untuk mengevaluasi kebijakan pengembangan kedelai dan kebijakan perdagangan terhadap produksi kedelai domestik dan jumlah impor
kedelai. Skenario simulasi kebijakan dalam penelitian ini adalah penetaan tarif impor sebesar 10 peren dan 15 persen. Hasil simulasi kebijakan penetapan tarif impor sebesar 10
persen dan 15 persen disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Hasil simulasi historis perubahan tarif impor kedelai
Variabel Endogen Satuan
Nilai Dasar Perubahan
S1 S2
Luas area panen Ha
660895 0.3
0.63 Produktivitas
Tonha 1.304
0.03 0.07
Produksi kedelai Ton
864577 0.33
0.72 Harga kedelai tingkat petani
Rpkg 5081.9
1.35 3.36
Konsumsi kedelai Ton
2019429 -0.03
-0.11 Harga kedelai eceran
Rpkg 6328.7
0.19 0.52
Impor kedelai Ton
2118188 -1.99
-5.45 Harga kedelai impor
USton 375.4
2.74 7.06
S1 = penetapan tarif impor sebesar 10 S2 = penetapan tarif impor sebesar 15
Berdasarkan Tabel 15, hasil simulasi kebijakan penetapan tarif impor sebesar 10 persen akan meningkatkan harga kedelai impor sebesar 2.74 persen. Peningkatan harga
kedelai impor ini menyebabkan penurunan impor kedelai sebesar 1.99 persen. Impor kedelai yang berkurang mengakibatkan supply kedelai di dalam negeri berkurang,
sehingga akan meningkatkan harga kedelai eceran sebesar 0.19 persen. Penetapan tarif impor 10 persen juga berdampak pada harga kedelai di tingkat petani yang meningkat
sebesar 1.35 persen. Peningkatan ini mendorong petani untuk lebih banyak menanam kedelai, sehingga mampu meningkatkan luas area panen sebesar 0.3 persen serta
meningkatkan produktivitas sebesar 0.03 persen. Produksi kedelai domestik meningkat sebesar 0.33 persen, peningkatan ini disebabkan meningkatnya luas area panen kedelai
serta meningkatnya produktivitas kedelai. Penetapan tarif impor sebesar 15 persen dapat meningkatkan harga kedelai impor
sebesar 7.06 persen. Harga kedelai impor yang meningkat akan mengurangi impor kedelai sebesar 5.45 persen. Penurunan impor kedelai akan mengurangi stok kedelai di
pasar domestik sehingga dapat meningkatkan harga kedelai eceran sebesar 0.52 persen. Jika harga kedelai yang yang beredar di pasar domestik tinggi maka konsumen akan
cenderung mengurangi konsumsi kedelai. Penetapan tarif impor sebesar 15 persen akan mengurangi konsumsi kedelai sebesar 0.11 persen.Penetapan tarif impor sebesar 15
persen juga berdampak pada meningkatnya harga kedelai di tingkat petani sebesar 3.36 persen. Harga kedelai di tingkat petani yang meningkat dapat mendorong petani untuk
lebih banyak menanam kedelai. Peningkatan harga kedelai di tingkat petani mampu meningkat kan produktivitas sebesar 0.07 persen serta dapat meningkatkan luas area
panen sebesar 0.64 persen. Simulasi penetapan tarif impor 15 persen mampu meningkatkan produksi kedelai sebesarr 0.72 persen. Produksi kedelai meningkat akibat
adanya peningkatan luas area panen dan peningkatan produktivitas. Berdasarkan hasil simulasi, kebijakan penetapan tarif impor yang cukup efektif
mengurangi volume impor sebesar 15 persen. Penetapan tarif impor memberikan dampak yang signifikan terhadap volume impor kedelai, namun dampak terhadap produksi kurang
signifikan. Hal tersebut diduga karena perubahan produksi lebih dipengaruhi oleh kebijakan terhadap faktor-faktor produksinya bukan berupa kebijakan perdagangan.
Upaya peningkatan produksi kedelai tidak cukup dengan kebijakan penetapan tarif impor tetapi harus diikuti dengan kebijkan terhadap faktor-faktor produksinya seperti subsidi
benih, subsidi pupuk, dan pengadaan bibit unggul.