sebelumnya. Sisanya sebesar 2.4 persen diterangkan oleh faktor-faktor di luar model. Hasil uji t statistik menunjukkan bahwa seluruh variabel berpengaruh
nyata terhadap harga riil kedelai impor. Tabel 13 Hasil pendugaan harga riil kedelai impor Indonesia 1983-2011
Variabel Koefisien
Dugaan Elastisitas
Prob |t| Nama Variabel
SR LR
Int -43.3760
0.0841 Interpretasi
PWO
t
1.122418 0.89
1.07 .0001
Harga riil kedelai dunia EXR
t
0.002609 0.07
0.08 0.1667
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
TIM
t-1
2.765444 0.08
0.10 0.1010
Tarif impor tahun sebelumnya PKI
t-1
0.170727 0.0616
Harga kedelai impor tahun lalu R-sq: 0.976
Prob F 0.0001 Dw : 1.87 Dh: -0.27
Ket : signifikan pada taraf α = 0.10 Harga riil kedelai dunia berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai
impor dengan arah positif. Hal ini menunjukkan peningkatan harga riil kedelai dunia akan meningkatkan harga riil kedelai impor. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Purnamasari 2006 yang menyatakan bahwa harga riil kedelai internasional berpengaruh positif terhadap harga riil kedelai impor. Nilai
elastisitas harga riil kedelai dunia adalah inelastis dalam jangka pendek namun elastis dalam jangka panjang. Peningkatan satu persen harga riil kedelai dunia
akan meningkatkan 0.89 persen harga riil kedelai impor dalam jangka pendek dan 1.07 persen dalam jangka panjang.
Variabel nilai tukar riil rupiah terhadap dolar Amerika berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai impor dengan koefisien positif. Hal ini menunjukkan
bahwa kenaikan nilai tukar riil rupiah per dolar Amerika akan meningkatkan harga riil kedelai impor. Perdagangan antar negara yang dilakukan Indonesia
sangat dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah. Kenaikan nilai tukar rupiah depresiasi membuat harga dolar Amerika terhadap rupiah semakin tinggi. Pengaruh nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika kurang responsif dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Peningkatan nilai tukar riil rupiah terhadap dolar
Amerika sebesar satu persen akan meningkatkan harga riil kedelai impor sebesar 0.07 persen dalam jangka pendek dan 0.08 persen dalam jangka panjang.
Tarif impor kedelai tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai impor dengan arah positif. Hal tersebut berarti peningkatan tarif impor
tahun sebelumnya akan meningkatkan harga riil kedelai impor. Tarif impor
merupakan salah satu bentuk hambatan perdagangan untuk membatasi volume impor yang masuk ke dalam negeri. Tarif juga memberi pemasukan terhadap
pemerintah berupa pajak, sehingga pengenaan tarif terhadap komoditas impor akan membuat harga komoditas impor tersebut lebih tinggi. Tarif impor tahun
sebelumnya kurang responsif terhadap harga riil kedelai impor baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peningkatan harga riil kedelai impor tidak
sebesar peningkatan tarif impor tahun sebelumnya.
VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN TERHADAP KERAGAAN
KEDELAI DI INDONESIA 7.1 Hasil Validasi Model
Model adalah representasi dunia nyata yang disederhanakan, oleh karena itu model yang baik adalah model yang mampu menerangkan fenomena dunia nyata.
Validasi model dalam penelitian ini mengacu pada indikator RMSPE dan U-Theil beserta dekomposisinya. Hasil validasi model dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Hasil validasi model perkembangan kedelai di Indonesia tahun 1983-2011
Variabel Endogen RMS Error
Koefisien U
Luas area panen 22.84
0.09 Produktivitas
1.95 0.01
Produksi kedelai 23.59
0.09 Harga kedelai tingkat petani
19.23 0.07
Konsumsi kedelai 11.18
0.04 Harga kedelai eceran
25.98 0.10
Impor kedelai 32.75
0.15 Harga kedelai impor
6.78 0.03
Berdasarkan Tabel 14 hasil validasi model menunjukkan bahwa sebagian besar 85 persen variabel endogen memiliki nilai RMSPE kurang dari 30 persen. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa 85 persen nilai prediksi variabel endogen dapat mengikuti kecenderungan data historisnya dengan tingkat kesalahan 30 persen. Nilai koefisien U-
Theil dari masing-masing variabel endogen menunjukkan bahwa seluruh variabel endogen memiliki koefisien U-Theil dibawah nilai 0.2. Hal ini menunjukkan bahwa
persamaan di dalam model memiliki daya prediksi yang cukup baik dan valid untuk melakukan simulasi historis untuk periode 2004-2011 karena memiliki nilai dugaan yang
cukup dekat dengan nilai aktual lebih dari 70 persen, serta memiliki daya prediksi yang baik dengan nilai U-Theil kurang dari 0.2. Hasil validasi secara lengkap disajikan pada
Lampiran 6. 7.2 Dampak Penetapan Tarif Impor
Adanya kebijakan dari pemerintah tentang kedelai tentu akan mempengaruhi sistem perkedelaian Indonesia. Kebijakan yang kerap dilakukan oleh pemerintah adalah
penetapan tarif impor. Kebijakan tarif impor bertujuan untuk melindungi petani dari banyaknya komoditas impor yang mampu mengurangi kesejahteraan petani. Evaluasi
kebijakan dapat dilakukan dengan membandingkan dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan tersebut dengan beberapa kebijakan lainnya. Skenario simulasi historis
perubahan tarif impor kedelai dilakukan untuk mengevaluasi kebijakan pengembangan kedelai dan kebijakan perdagangan terhadap produksi kedelai domestik dan jumlah impor
kedelai. Skenario simulasi kebijakan dalam penelitian ini adalah penetaan tarif impor sebesar 10 peren dan 15 persen. Hasil simulasi kebijakan penetapan tarif impor sebesar 10
persen dan 15 persen disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Hasil simulasi historis perubahan tarif impor kedelai
Variabel Endogen Satuan
Nilai Dasar Perubahan
S1 S2
Luas area panen Ha
660895 0.3
0.63 Produktivitas
Tonha 1.304
0.03 0.07
Produksi kedelai Ton
864577 0.33
0.72 Harga kedelai tingkat petani
Rpkg 5081.9
1.35 3.36
Konsumsi kedelai Ton
2019429 -0.03
-0.11 Harga kedelai eceran
Rpkg 6328.7
0.19 0.52
Impor kedelai Ton
2118188 -1.99
-5.45 Harga kedelai impor
USton 375.4
2.74 7.06
S1 = penetapan tarif impor sebesar 10 S2 = penetapan tarif impor sebesar 15
Berdasarkan Tabel 15, hasil simulasi kebijakan penetapan tarif impor sebesar 10 persen akan meningkatkan harga kedelai impor sebesar 2.74 persen. Peningkatan harga
kedelai impor ini menyebabkan penurunan impor kedelai sebesar 1.99 persen. Impor kedelai yang berkurang mengakibatkan supply kedelai di dalam negeri berkurang,
sehingga akan meningkatkan harga kedelai eceran sebesar 0.19 persen. Penetapan tarif impor 10 persen juga berdampak pada harga kedelai di tingkat petani yang meningkat
sebesar 1.35 persen. Peningkatan ini mendorong petani untuk lebih banyak menanam kedelai, sehingga mampu meningkatkan luas area panen sebesar 0.3 persen serta
meningkatkan produktivitas sebesar 0.03 persen. Produksi kedelai domestik meningkat sebesar 0.33 persen, peningkatan ini disebabkan meningkatnya luas area panen kedelai
serta meningkatnya produktivitas kedelai. Penetapan tarif impor sebesar 15 persen dapat meningkatkan harga kedelai impor
sebesar 7.06 persen. Harga kedelai impor yang meningkat akan mengurangi impor kedelai sebesar 5.45 persen. Penurunan impor kedelai akan mengurangi stok kedelai di
pasar domestik sehingga dapat meningkatkan harga kedelai eceran sebesar 0.52 persen. Jika harga kedelai yang yang beredar di pasar domestik tinggi maka konsumen akan