Hasil uji t statistik t hitung menunjukkan bahwa luas area panen dipengaruhi luas area panen sebelumnya dengan arah positif. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan luas area panen tahun sebelumnya akan meningkatkan luas area panen kedelai. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu
yang cukup bagi luas area panen kedelai untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Nilai koefisien sebesar 0.86 berarti
setiap kenaikan luas area panen tahun sebelumnya sebesar satu hektar maka akan meningkatkan luas area panen sebesar 0.86 ha, sebaliknya jika luas area panen
tahun sebelumnya turun seluas satu hektar maka luas area panen akan menurun sebesar 0.86 ha ceteris paribus.
Perubahan harga riil kedelai di tingkat petani dan harga riil jagung tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata pada taraf α = 0.10. Hal ini menunjukkan
bahwa jika terjadi kenaikan harga riil jagung tahun sebelumnya dan perubahan harga riil kedelai di tingkat petani tidak akan terlalu mempengaruhi luas area
panen kedelai. Harga riil jagung tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap luas area panen diduga karena ada sentra-sentra produksi kedelai yang
masih mampu memasok kedelai dari dalam negeri seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.
6.3 Produktivitas Kedelai
Berdasarkan analisis yang digunakan dalam penelitian, produktivitas kedelai dipengaruhi oleh produktivitas tahun sebelumnya PRV
t-1
. Perubahan harga riil kedelai di tingkat petani PTP-PTP
t-1
dan proporsi harga riil benih PBNPBN
t-1
tidak signifikan pada taraf 10 persen. Hasil pendugaan produktivitas kedelai dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil pendugaan produktivitas kedelai di Indonesia 1983-2011
Peubah Koefisien
Dugaan Elastisitas
Prob |t| Nama Peubah
SR LR
Int 0.150472
- -
0.0039 Intersep
PTP
t
-PTP
t-1
7.514E-6 -
- 0.4590
Perubahan harga
riil Kedelai tingkat petani
PBN
t
PBN
t-1
-0.00524 -
- 0.6293
Proporsi harga riil benih kedelai
PRV
t-1
0.890965 .0001
Lag produktivitas R-Sq : 0.962 Prob F 0.0001
DW: 2.43 Dh : -1.19
Ket : signifikan pada taraf α = 0.10
Tabel 8 menunjukkan nilai koefisien determinasi R
2
dari model sebesar 0.962. Hal ini berarti 96.2 persen keragaman produktivitas kedelai Indonesia
dipengaruhi oleh keragaman peubah eksogen di dalam model yaitu perubahan harga riil kedelai di tingkat petani, proporsi harga riil benih kedelai, dan
produktivitas kedelai tahun sebelumnya. Sisanya sebesar 3.8 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.
Berdasarkan hasil uji t, produktivitas kedelai dipengaruhi oleh produktivitas tahun sebelumnya dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan produktivitas tahun sebelumnya akan meningkatkan produktivitas kedelai. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang
cukup bagi produktivitas untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Nilai koefisien sebesar 0.89 menunjukkan jika
produktivitas kedelai tahun sebelumnya naik sebesar satu tonha maka produktivitas kedelai akan meningkat sebesar 0.89 tonha. Sebaliknya jika
produktivitas tahun sebelumnya turun sebesar satu tonha maka produktivitas akan turun sebesar 0.89 tonha ceteris paribus.
Perubahan harga riil kedelai di tingkat petani dan proporsi harga riil benih kedelai tidak berpengaruh nyata pada taraf α = 0.10 sehingga peningkatan harga
riil kedelai tahun sebelumnya dan harga riil benih kedelai tidak akan mempengaruhi produktivitas kedelai. Proporsi harga riil benih kedelai tidak
berpengaruh nyata diduga karena adanya hambatan distribusi benih bersertifikat sehingga ketersediaan benih unggul bersertifikat terbatas. Petani kedelai
menggunakan benih hasil penangkaran sendiri untuk mengantisipasi keterbatasan benih unggul bersertifikat dari pemerintah.
6.4 Harga Riil Kedelai di Tingkat Petani
Analisis persamaan dalam model menunjukkan bahwa harga riil kedelai
di tingkat petani dipengaruhi oleh harga riil kedelai di pedagang besar PKB
t
dan harga riil kedelai impor tahun sebelumnya PKI
t-1
. Variabel produksi kedelai PRD
t
dan konsumsi kedelai CON
t
tidak berpengaruh nyata pada taraf 10 persen. Hasil pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi harga riil kedelai di
tingkat petani ditunjukkan pada Tabel 9.