Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

dipengaruhi oleh harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan dummy penetapan tarif impor sebesar 10 persen. Roni 2008 melakukan penelitian dampak penghapusan tarif impor kedelai di Indonesia. Liberalisasi perdagangan pada komoditi kedelai salah satunya dengan penghapusan tarif impor. Gejolak perdagangan bebas ini menyebabkan tidak menentunya perbahan harga komoditi kedelai. Harga kedelai pernah naik secara drastis dengan harga Rp 900 per kg menjadi Rp 9.000 per kg. Roni 2008 mengungkapkan bahwa kebijakan menghapus tarif impor kedelai berdampak pada turunnya harga kedelai baik di tingkat petani maupun grosir. Penghapusan tarif impor juga berdampak pada turunnya jumlah penawaran kedelai. Tarif impor yang dihapuskan mengakibatkan meningkatnya jumlah volume impor dan menurunnya surplus produsen, surplus konsumen, surplus netto dan menghilangkan penerimaan pajak impor kedelai. Keuntungan usaha tani menurun sebesar 32.41 persen untuk wilayah yang menjadi sampel yaitu Jawa Timur dan Jawa Barat. Facino 2012 melakukan penelitian tentang kebijakan perkedelaian nasional. Penelitian ini lebih banyak membahas secara deskriptif kebijakan perkedelaian Indonesia. Pada penelitian ini diketahui perdagangan kedelai dunia masih didominasi oleh Amerika Serikat diikuti Brazil, Argentina, China dan India. Amerika menjadi negara penyuplai kedelai ke Indonesia terbesar dengan rata-rata 70 persen setiap tahunnya. Produksi kedelai lebih banyak dipasok oleh produsen di Pulau Jawa daripada di luar Jawa. Kebutuhan kedelai Indonesia setiap tahunnya meningkat rata-rata di atas 2 juta ton yang 90 persen di antaranya digunakan sebagai bahan pangan. Produksi kedelai dalam negeri hanya mampu memasok kedelai sebesar 36.59 persen dari kebutuhan nasional sedangkan sisanya sebesar 63.41 persen dipasok dari kedelai impor. Pemerintah menggalakkan program Kedelai Mandiri pada tahun 2000 dan program Bangkit Kedelai pada tahun 2008 untuk mengatasi kekurangan pasokan kedelai dalam negeri, akan tetapi kedua program tersebut belum mencapai sasaran dan target pemerintah dalam mengurangi laju impor kedelai dan meningkatkan produksi kedelai nasional. Penetapan tarif impor yang fluktuatif tidak banyak membantu petani kedelai. Impor kedelai Indonesia justru terus mengalir ke pasar domestik dengan jumlah angka semakin tinggi sementara produksi kedelai nasional semakin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kumenaung 1994 melakukan penelitian mengenai dampak kebijakan ekonomi terhadap industri komoditi kedelai Indonesia. Salah satu tujuan penelitiannya adalah melihat perubahan kesejahteraan para pelaku ekonomi karena adanya kebijakan ekonomi berupa peningkatan harga dasar, peningkatan harga pupuk, peningkatan harga bibit, peningkatan pajak impor dari harga kedelai impor, devaluasi, peningkatan suku bunga dan kuota impor. Analisis dilakukan dengan model persamaan simultan dan metode Three Stage Least Squares 3 SLS. Metode ini ternyata dapat menghasilkan model penawaran dan permintaan komoditas kedelai dengan validitas model yang cukup baik. Hasil penelitian Kumenaung 1994 menyebutkan bahwa jumlah impor dipengaruhi oleh harga impor, nilai tukar, pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Kebijakan tarif impor dan kuota impor hanya mempengaruhi aspek- aspek yang berkaitan langsung dengan perdagangan luar negeri, namun sisi permintaan dan produksi kedelai di dalam negeri tidak terpengaruhi. Berdasarkan kebijakan yang dianalisis, kenaikan harga dasar akan meningkatan penerimaan sehingga merangsang petani untuk memproduksi kedelai. Nilai tukar yang meningkat sebesar 15 persen akan menurunkan jumlah impor sebesar 12.58 persen. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini memfokuskan untuk mengkaji dampak perubahan kebijakan tarif impor terhadap produksi kedelai domestik dan jumlah impor kedelai. Penelitian ini menggunakan data time series dari tahun 1983-2011, sehingga bisa menggambarkan kondisi saat ini.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati. Kedelai digunakan untuk membuat bermacam-macam produk olahan makanan seperti tempe, tahu, kecap, tauco. Selain itu, kedelai dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak. Permintaan yang tinggi terhadap kedelai ternyata tidak diimbangi dengan produksi kedelai dalam negeri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan nasional Indonesia harus mengimpor kedelai dari luar negeri. Indonesia mengimpor kedelai hampir 70 persen untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional, kondisi ini akan membuat harga kedelai domestik sulit bersaing dengan kedelai impor. Dampak selanjutnya adalah harga kedelai domestik akan tergantung pada kondisi perkedelaian dunia. Kedelai impor yang masuk ke Indonesia memiliki kualitas dan harga kedelai yang lebih bagus daripada kedelai domestik, sehingga para konsumen lebih memilih kedelai impor daripada kedelai domestik. Kondisi ini membuat petani kedelai domestik kurang bergairah untuk memproduksi kedelai, sehingga pasokan kedelai domestik cenderung menurun tiap tahunnya. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan kebijakan tarif impor untuk melindungi petani domestik. Kebijakan tarif impor ini satu-satunya bentuk proteksi yang dilakukan pemerintah. Beberapa kali Indonesia kekurangan pasokan kedelai nasional sehingga pemerintah sempat menghapuskan tarif impor kedelai menjadi 0 persen. Penghapusan tarif ini justru merugikan petani kedelai domestik sehingga pada tahun 2012 pemerintah kembali menaikan tarif impor kedelai sebesar lima persen. Ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai menyebabkan harga kedelai di dalam negeri juga tergantung terhadap harga kedelai dunia. Ketergantungan ini menyebabkan penawaran kedelai di dalam negeri dipengaruhi penawaran kedelai dunia sehingga besarnya volume impor akan mempengaruhi produksi kedelai domestik. Produksi kedelai domestik dalam penelitian ini diduga dipengaruhi oleh luas area panen, produktivitas, harga kedelai domestik, harga jagung, jumlah impor dan tarif impor. Kebijakan proteksi berupa tarif merupakan kebijakan yang umum dilakukan. Kebijakan tarif selain untuk melindungi produsen domestik juga menambah pemasukan pemerintah. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 6. Kondisi perkedelaian nasional Konsumsi kedelai meningkat Kebijakan tarif impor Faktor yang mempengaruh volume impor kedelai Analisis simulasi kebijakan tarif dengan metode newton Analisis persamaan simultan Dampak tarif impor terhadap produksi dan volume impor kedelai Kebijakan impor kedelai Estimasi dengan metode Two Stage Least Square 2SLS Peningkatan produksi kedelai domestik penurunan impor kedelai Gambar 6 Kerangka pemikiran operasional Produksi kedelai menurun