3. Data jumlah impor kedelai yang digunkan tidak dibedakan berdasarkan jenis kedelai dan asal negaranya.
4. Data harga kedelai impor adalah harga berdasarkan nilai CIF border price 5. Penawaran kedelai merupakan penjumlahan antara produksi dan impor
kedelai. 6. Permintaan kedelai dicirikan dengan variabel konsumsi kedelai.
7. Data konsumsi kedelai yang digunakan adalah konsumsi kedelai yang digunakan sebagai bahan pangan.
8.
Penelitian ini hanya melihat pengaruh kebijakan tarif impor terhadap porduksi kedelai dan impor kedelai Indonesia.
Sumber: Salvatore, 1977
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Perdagangan Internasional
Menurut Adam Smith dalam Salvatore 1977, negara akan melakukan perdagangan secara sukarela jika kedua negara tersebut memperoleh keuntungan.
Teori Adam Smith ini terkenal dengan teori keunggulan absolut absolute advantage
. Teori keungulan absolut mengungkapkan jika sebuah negara lebih efisien daripada negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi namun kurang
efisien dalam memproduksi komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan cara masing-masing melakukan spesialisasi
dalam memproduksi komoditi yang memiliki keunggulan absolut dan menukarkannya dengan komoditi lain dengan kerugian absolut. Akan tetapi teori
keunggulan absolut hanya dapat menjelaskan sebagian kecil saja dari perdagangan dunia sehingga David Ricardo menyampaikan teori keunggulan komparatif yang
mungkin lebih dapat menjelaskan dasar dan keuntungan dari perdagangan Salvatore 1977.
Menurut hukum keunggulan komparatif David Ricardo, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding negara lain dalam memproduksi kedua komoditi,
namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Teori sederhana terjadinya perdagangan
internasional yang dilakukan oleh dua negara ditunjukkan oleh Gambar 4.
Gambar 4 Teori kurva terjadinya perdagangan internasional
Pada Gambar 4 sebelum terjadi perdagangan internasional, harga komoditi ‘x’ di negara 1 sebesar P1 dan harga di negara 2 sebesar P3. Penawaran
internasional akan terjadi jika harga internasional lebih besar dari P1, sedangkan permintaan akan terjadi jika harga internasional lebih rendah dari P3. Harga akan
terbentuk jika penawaran dan permintaan bertemu di satu titik, yaitu P2.
2.2 Hambatan Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional yang dilakukan negara di dunia ada yang sudah menerapkan perdagangan bebas free trade, namun dalam prakteknya
perdagangan internasional antar dua negara selalu merugikan negara yang lemah developing country. Tingkat harga lebih banyak ditentukan negara maju karena
tingkat ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju Tan 1988. Pemerintah membuat kebijakan hambatan perdagangan untuk melindungi industri
dalam negeri. Alasan diterapkannya hambatan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan nasional atau bentuk perlindungan terhadap produksi komoditi
domestik. Hambatan perdagangan ada dua macam yaitu hambatan tarif tariff
barrier dan hambatan non tarif non-tariff barrier. Tarif adalah pajak atau cukai
yang dikenakan untuk suatu komoditi yang diperdagangkan lintas batas teritorial. Ditinjau dari aspek komoditi ada dua macam tarif yaitu tarif impor pajak yang
dikenakan pada komoditi yang diimpor dan tarif ekspor pajak yang dikenakan pada komoditi ekspor. Apabila ditinjau dari aspek penghitungannya, tarif terdiri
dari tarif ad valorem yaitu pajak yang dikenakan berdasar persentase tertentu dari nilai barang yang diimpor, kemudian ada tarif spesifik yaitu pajak yang dikenakan
sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Menurut Tan 1988, pengaruh tarif dalam negara berkembang ada enam,
dengan asumsi perdagangan dilakukan antar dua negara dan harga ditentukan oleh produsen luar negeri. Pengaruh tarif pada negara berkembang berupa consumption
effect, production effect, revenue effect, redistribution effect, employment effect dan balance of payment effect. Gambar 6 menunjukkan ilustrasi pemberian tarif
impor terhadap suatu komoditi di sebuah negara berkembang.