Harga Riil Kedelai Eceran

Hal ini berarti peningkatan harga riil kedelai di pedagang besar akan meningkatkan harga riil kedelai eceran. Menurut Amang et al,. 1996, pada rantai pemasaran kedelai, pengecer pada setiap pasar menyalurkan kedelai dari masing- masing pedagang besar tingkat provinsi dan kabupaten untuk menyalurkan kepada konsumen, oleh karena itu jika harga riil kedelai di pedagang besar meningkat maka harga kedelai eceran juga akan meningkat. Respon harga riil kedelai eceran terhadap harga riil kedelai di pedagang besar adalah elastis dalam jangka pendek. Peningkatan satu persen harga riil kedelai di pedagang besar akan meningkatkan harga riil kedelai eceran sebesar 1.22 persen dalam jangka pendek. Variabel lain yang berpengaruh terhadap harga riil kedelai eceran adalah konsumsi kedelai dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi kedelai akan meningkatkan harga riil kedelai eceran. Jika dilihat dari nilai elastisitasnya, harga riil kedelai eceran kurang responsif terhadap perubahan konsumsi kedelai. Peningkatan konsumsi kedelai sebesar satu persen akan meningkatkan harga riil kedelai eceran sebesar 0.67 persen dalam jangka pendek. Variabel supply kedelai yang terdiri dari produksi dan impor kedelai tidak berpengaruh secara nyata terhadap harga riil kedelai eceran pada taraf α 10 persen.

6.7 Impor Kedelai

Berdasarkan analisis dalam model persamaan, volume impor kedelai dipengaruhi oleh harga riil kedelai impor PKI t produksi kedelai PRD t , konsumsi kedelai CON t , dan impor kedelai tahun sebelumnya JIM t-1 . Hasil pendugaan variabel yang mempengaruhi volume impor kedelai ditunjukkan oleh Tabel 12. Tabel 12 Hasil pendugaan impor kedelai Indonesia tahun 1983-2011 Variabel Koefisien Dugaan Elastisitas Prob |t| Nama Variabel SR LR Int 122673.1 - - 0.8324 Intersep PKI t -1980.39 -0.292 -0.697 0.0742 Harga riil kedelai impor PRD t -1.02050 -0.772 -1.841 0.0285 Produksi Kedelai CON t 1.178804 1.426 3.402 0.0040 Konsumsi Kedelai JIM t-1 0.580863 0.65 2.03 0.0006 Impor kedelai tahun sebelumnya R-sq : 0.705 Prob F 0.0001 DW : 2.28 Dh : -1.18 Ket : signifikan pada taraf α = 0.10 Tabel 12 menunjukkan nilai koefisien determinasi R 2 dari model adalah sebesar 0.705. Hal ini berarti 70.5 persen keragaman impor kedelai dapat diterangkan oleh harga riil kedelai impor, produksi kedelai, konsumsi kedelai, dan jumlah impor kedelai tahun sebelumnya. Sisanya sebesar 29.5 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil uji t statistik menunjukkan bahwa seluruh variabel berpengaruh secara nyata pada taraf α = 0.10. Harga riil kedelai impor berpengaruh nyata terhadap volume impor kedelai dengan arah negatif. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan harga riil kedelai impor akan menurunkan volume impor kedelai. Harga riil kedelai kurang responsif dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Peningkatan satu persen harga riil kedelai impor akan menurunkan impor kedelai sebesar 0.29 persen dalam jangka pendek dan sebesar 0.69 persen dalam jangka panjang. Produksi kedelai berpengaruh secara nyata terhadap impor dengan arah negatif. Hal ini berarti peningkatan produksi kedelai akan menurunkan volume impor kedelai. Produksi dan impor kedelai saling terkait karena merupakan faktor pembentuk supply kedelai di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No 503 dan 504KpXII1982 salah satu tujuan impor adalah untuk pengendalian stok, sehingga jika produksi meningkat maka impor kedelai yang dibutuhkan untuk mencukupi stok kedelai semakin berkurang dan sebaliknya jika produksi kedelai menurun maka impor kedelai yang dibutuhkan untuk mencukupi stok kedelai semakin bertambah ceteris paribus. Tren data sejak tahun 1992 produksi kedelai terus menurun sedangkan konsumsi kedelai cenderung meningkat. Impor kedelai dilakukan untuk menutupi kebutuhan kosumsi kedelai yang tidak mampu dicukupi oleh produksi kedelai dalam negeri. Pertumbuhan produksi kedelai tahun 2011 sebesar -6.15 persen sementara pertumbuhan impor kedelai tahun 2011 sebesar 19.90 persen Pusdatin 2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat tergantung pada kedelai impor. Respon impor kedelai terhadap produksi kedelai adalah inelastis dalam jangka pendek namun elastis dalam jangka panjang. Peningkatan satu persen produksi kedelai akan meurunkan impor kedelai sebesar 0.77 persen dalam jangka pendek dan sebesar 1.84 persen dalam jangka panjang.