Perumusan Masalah Evaluasi kemitraan petani padi dengan lembaga pertanian sehat dompet dhuafa republika desa Ciburuy, kecamatan Cigombong kabupaten Bogor

5 dimana pelaku ini mendapatkan pelayanan yang berkaitan dengan kontribusinya dalam kemitraan agribisnis.

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu bentuk kemitraan yang sudah sejak lama berlangsung di Kabupaten Bogor adalah kemitraan antara petani padi sehat Desa Ciburuy dengan Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika LPS-DDR yang berlangsung sejak tahun 2002. LPS-DDR adalah suatu lembaga yang berfokus pada pertanian keberlanjutan dan ramah lingkungan yang bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mensejahterakan petani. Lembaga ini merupakan salah satu lembaga yang mengembangkan bisnis usaha beras organik dari hulu sampai hilir. Petani padi sehat Desa Ciburuy merupakan sekumpulan petani padi yang mengusahakan padi sehat di Desa Ciburuy dan bergabung membentuk suatu gabungan kelompok tani yang bernama Gapoktan Silih Asih. Gapoktan Silih Asih adalah gabungan kelompok tani yang ada di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Gabungan kelompok tani ini berdiri sejak tahun 2002, yang terdiri dari 11 kelompok tani dengan 6 kelompok tani bergerak di bidang tanaman pangan yaitu kelompok tani Silih Asih I, Silih Asih II, Manunggal Jaya, Saung Kuring, Tunas Inti dan Lisung Kiwari. Komoditi unggulan gabungan kelompok tani ini adalah beras. Hampir 51,56 persen lahan subur di daerah Ciburuy berupa sawah, dengan 90 persen ditanami padi Gapoktan Silih Asih 2011. Menurut data Tabel 3 yang menunjukkan deskripsi sederhana enam kelompok tani yang menghasilkan padi sehat di Desa Ciburuy, total lahan yang ditanami padi adalah seluas 79 ha, dengan rata- rata hasil padi dari enam kelompok tani pengelola tanaman pangan mencapai 4 sampai 7 ton per hektar. Padi yang dihasilkan berupa padi sehat atau yang sering disebut dengan istilah semi organik. 6 Tabel 3. Deskripsi Gabungan Kelompok Tani Silih Asih di Desa Ciburuy Nama Jumlah Anggota orang Luas Lahan ha Rata – rata produksi tontahun GKP Silih Asih I 18 11,7 204,3 Silih Asih II 38 15,9 262,3 Lisung Kiwari 39 14,0 168,0 Manunggal Jaya 34 13,5 230,8 Saung Kuring 32 7,1 106,5 Tunas Inti 27 16,8 282,2 Total 188 79,0 1254,1 Sumber : Gapoktan Silih Asih 2009 Sebelum menjalin kemitraan dengan LPS-DDR, petani yang berada di Desa Ciburuy melakukan usahatani padi secara tradisional atau sederhana. Petani sering kali dihadapkan pada permasalahan–permasalahan di bidang pertanian seperti penerapan teknologi, permodalan, pasca panen, manajemen pemasaran dan administrasi. Selain itu, sebelum bekerjasama dengan lembaga ini, petani anggota Gapoktan Silih Asih menanam padi konvensional atau masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia sintetis. Pada tahun 2002 seiring dengan terbentuknya Gapoktan Silih Asih, petani yang tergabung di dalamnya bekerjasama dengan LPS-DDR mulai megusahakan padi sehat, yaitu usahatani padi yang mengarah ke pertanian organik. Dalam hubungan kemitraanya dengan petani padi sehat Desa Ciburuy, LPS-DDR berperan sebagai penyedia bahan pertama serta distributor. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah dan bahan penolong. LPS-DDR memberikan bahan mentah berupa bibit yang merupakan hasil penelitian dari lembaga penelitian, memberikan bahan baku berupa alat-alat pertanian seperti cangkul, arit dan lain-lain. LPS-DDR juga memberikan bahan penolong berupa pupuk organik, pestisida ramah lingkungan dan penyuluhan- penyuluhan serta pembinaan bagi petani mitra agar produksi beras yang dihasilkan dapat maksimal, selain itu juga LPS-DDR menetapkan standar mutu beras SAE Sehat Aman dan Enak yang merupakan beras semi organik dimana standarisasi mutunya berdasarkan pedoman Standar Nasional Indonesia SNI. 7 Sebagai distributor, LPS-DDR berperan dalam pendistribusian beras SAE, sehingga beras SAE dapat disalurkan ke pelanggan. Petani padi sehat melalui Gapoktan Silih Asih pada awalnya, merupakan wadah bagi petani untuk mendapatkan pembinaan pelatihan, pemasaran hasil, pemenuhan kebutuhan sarana produksi serta mewadahi petani untuk melakukan kemitraan salah satunya dengan LPS-DDR. Namun setelah terbentuknya Koperasi Kelompok Tani KKT Lisung Kiwari, dimana KKT ini sebagai bentuk transformasi gapoktan yang merupakan lembaga sosial menjadi lembaga sosial ekonomi dalam bentuk koperasi, beberapa fungsi gapoktan seperti pemenuhan sarana produksi dan pemasaran hasil dikelola oleh KKT Lisung Kiwari. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kemitraan dengan petani padi sehat Desa Ciburuy, LPS-DDR berhubungan dengan kedua lembaga pertanian pedesaan tersebut. gapoktan akan mengelola kegiatan pelatihan dan pembinaan, sedangkan koperasi akan mengelola pemasaran hasil, serta kebutuhan input petani seperti modal, lahan dan sarana produksi. Dengan adanya kegiatan kemitraan dengan LPS-DDR, petani padi sehat Desa Ciburuy tidak hanya dapat memproduksi beras dengan label beras SAE tetapi dengan adanya kemitraan ini ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh petani mitra diantaranya adalah adanya jaminan input, pemasaran output dan menambah pengetahuan. Dalam hal jaminan input, dengan adanya kemitraan ini petani mitra diberikan kemudahan dalam mendapatkan input produksi seperti sarana produksi benih, pupuk, pestisida nabati, modal dan sewa lahan karena pihak LPS-DDR memfasilitasi petani dalam hal pengadaan input-input produksi tersebut. Dengan mengikuti kemitraan petani mitra tidak perlu khawatir produksinya akan terbuang karena pihak LPS-DDR memberikan jaminan pasar bagi petani mitra untuk menjual hasil panennya dengan ketentuan memenuhi standar mutu yang ditetapkan dalam kesepakatan. Selain itu, dengan adanya kegiatan kemitraan ini petani mitra secara otomatis akan mendapatkan penyuluhan dan pembinaan dalam budidaya hingga pasca panen beras SAE, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mitra. Seluruh kegiatan kemitraan yang dilakukan LPS-DDR melalui Gapoktan Silih Asih dan KKT Lisung Kiwari. 8 Namun pada kenyataannya, kegiatan kemitraan yang terjalin belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada kesepakatan tertulis berupa MOU, LPS-DDR memesan beras SAE per bulan sebanyak 8–10 ton untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Adapun pihak petani padi sehat melalui KKT Lisung Kiwari harus menyediakan beras SAE sejumlah yang disepakati di MOU. Dalam hal ini LPS- DDR menjamin pasar untuk beras SAE dengan melakukan penyaluran beras SAE ke agen-agen yang menjadi mitra LPS-DDR yang berada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur, sedangkan petani padi sehat Desa Ciburuy melalui KKT Lisung Kiwari menjamin ketersediaan beras SAE. Pada praktiknya KKT Lisung Kiwari hanya dapat memenuhi target pesanan sebanyak 4–6 ton. Seharusnya, target pesanan sebesar 8–10 ton per bulan dapat dicapai mengingat rata-rata hasil padi sehat di Gapoktan Silih Asih ini mencapai 4 sampai dengan 7 ton per hektar per tahun, dengan luas lahan 79 hektar Lampiran 5. Tidak tercapainya target pesanan ini dikarenakan faktor alam yang berupa cuaca, bencana alam dan faktor lain yang berpengaruh terhadap produksi beras SAE. Menurut ketua Gapoktan Silih Asih Bapak H. Ahmad Zakaria, pihak LPS-DDR juga sering terlambat dalam melakukan pembayaran, menurut beliau pihak KKT Lisung Kiwari harus menunggu beras yang didistribusikan oleh pihak LPS-DDR terjual kepada konsumen, karena cepat atau lambatnya pembayaran tergantung dari penerimaan pembayaran di tingkat konsumen. Pada awalnya kesepakatan yang tercantum di MoU adalah pihak LPS-DDR melakukan pembayaran maksimal dalam waktu satu minggu setelah proses pengambilan beras, tetapi yang terjadi adalah pihak LPS-DDR baru melakukan pembayaran di luar batas kesepakatan pembayaran. Selain dua hal tersebut masalah kualitas juga menjadi permasalahan dalam kegiatan kemitraan yang telah berlangsung. Pihak petani padi sehat Desa Ciburuy terkadang kurang menjamin kualitas beras yang dijual, sehingga beras yang sudah di packing terkadang banyak kutu. Spesifikasi dan standar mutu beras SAE dapat dilihat pada Lampiran 1. Kurang terjaminnya mutu beras SAE terkait dengan lokasi pengemasan yang kurang terjamin kebersihannya. Hal tersebut menyebabkan pihak LPS-DDR sering mendapat keluhan dari konsumen terkait dengan kondisi ini dan beras terpaksa harus diretur dikembalikan kepada pihak 9 KKT Lisung Kiwari. Kondisi ini menyebabkan kerugian bagi kedua belah pihak baik dari biaya, waktu dan melemahkan komitmen serta kepercayaan antara pihak LPS-DDR, petani padi sehat Desa Ciburuy maupun konsumen. Adanya permasalahan-permasalahan tersebut menyebabkan timbulnya kendala menjalankan kegiatan kemitraan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kajian tentang evaluasi kemitraan. Evaluasi kemitraan dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja dalam kemitraan. Kinerja kemitraan tidak hanya melibatkan pelaksanaan hak dan kewajiban masing-masing pelaku kemitraann saja, melainkan juga mutu pelayanan yang diberikan perusahaan kepada petani mitra. Dengan memahami kepuasan petani terhadap pelayanan kemitraan, diharapkan kinerja dalam kemitraan khususnya perusahaan sebagai pihak yang memberikan pelayanan kemitraan dapat meningkat. Dalam hal ini, perusahaan akan memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan petani, sehingga menumbuhkan kepercayaan petani mitra kepada perusahaan yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas petani terhadap kegiatan kemitraan. Kemitraan dinilai berhasil jika dalam pelaksanaannya masing-masing pihak sudah menjalankan peranannya masing masing dan adanya kepuasan petani mitra terhadap mutu pelayanan yang diberikan perusahaan. Berdasarkan pengetahuan sejauh mana gambaran pelaksanaan kemitraan dan kepuasan petani terhadap pelayanan kemitraan, maka perusahaan dapat mengambil tindakan korektif agar kegiatan kemitraan dapat terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan kemitraan antara petani padi Desa Ciburuy melalui lembaga-lembaga pertanian pedesaan dengan Lembaga Pertanian Sehat Dompet Duafa Replubika? 2. Sejauh mana tingkat kepuasan petani terhadap kegiatan kemitraan tersebut? 3. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan untuk meningkatkan kepuasan petani terhadap kegiatan kemitaan yang berlangsung? 10

1.3 Tujuan Penelitian