47
maro
3
, bahkan beberapa juga tidak hanya menanami lahannya dengan padi saja, melainkan dengan komoditi lain seperti palawija, sayuran dan cabai pada lahan
yang mereka garap. Hal inilah yang menyebabkan luas lahan garapan setiap petani berbeda. Tabel 10, memperlihatkan distribusi luas lahan yang digarap oleh petani
mitra.
Tabel 10 . Luas Lahan Garapan Responden
Luas Lahan Garapan m² Jumlah orang
Presentase 2.500
11 22
2.500 13 26 3.000 13 26
3.000 13 26
Total 50 100
5.4.4 Pekerjaan di Luar Usahatani Padi Petani Responden
Untuk memenuhi kebutuhannya, petani tidak hanya mengandalkan dari usahatani padi saja. Dengan adanya pekerjaan di luar usahatani padi, maka petani
mempunyai tambahan pendapatan. Beberapa dari petani responden mempunyai pekerjaan lain di luar usahatani padi. Berdasarkan Tabel 11, terdapat 80 persen
petani responden memiliki pekerjaan di luar usahatani padi. Petani responden tersebut banyak yang mengusahakan ternak, berdagang, menjadi karyawan serta
menjadi buruh tani, sedangkan 20 persen dari petani responden hanya mengusahakan padi saja dan tidak mempunyai pekerjaan lain di luar usahatani
padi.
3
Sistem bagi hasil antara petani penggarap dan pemilik lahan dimana petani mendapatkan 50 hasil panen dan pemilik mendapatkan 50 hasil panen juga, tetapi biaya penggarapan ditanggung
oleh petani penggarap.
48
Tabel 11 . Pekerjaan di Luar Usahatani Padi
Pekerjaan Jumlah orang
Presentase Usahatani sayuran
5 10
Perikanan 3
6 Peternakan
7 14
Dagang 7
14 Buruh tani
7 14
Karyawan 7
14 Penjahit
1 2
Petugas jaga malam 1
2 Pengrajin bamboo
1 2
Kuli bangunan 1
2 Tidak ada
10 20
Total 50 100
5.4.5 Alasan Mengikuti Kemitraan
Petani responden mengikuti kemitraan, pada awalnya merupakan anjuran dari kelompok tani. Ketua kelompok merekomendasikan petani-petani anggota
yang sesuai dengan persyaratan yang diberlakukan dalam kegiatan kemitraan tersebut. Namun keputusan untuk ikut dalam kemitraan atau tidak diberikan
sepenuhnya kepada individu petani. Mayoritas petani responden mengaku bahwa alasan ikut dalam kegiatan
kemitraan adalah ingin mendapatkan bantuan modal. Hal ini dikarenakan keterbatasan petani dalam mengakses modal usaha terutama biaya garap, lahan,
serta sarana produksi. Dengan adanya kemitraan mereka berharap mendapatkan bantuan modal untuk melakukan usahatani. Selain bantuan modal, dengan adanya
kemitraan petani ingin mendapatkan untung yang lebih serta jaminan pasar, karena dengan kegiatan kemitraan yang berlangsung, hasil panen petani dibeli
oleh LPS-DDR melalui koperasi dengan harga lebih tinggi dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Alasan lain petani responden mengikuti kegiatan kemitraan adalah mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan bertani karena dengan
adanya kemitraan petani akan mendapatkan pelatihan dan beberapa penyuluhan, yang sekiranya dapat menambah pengetahuan petani dalam hal bertani.
49
VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA
REPLUBIKA
6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan