Pelaksanaan Kemitraan LPS-DDR dengan Petani Padi Desa Ciburuy

55 beras yang sudah diambilnya maksimal satu minggu setelah pengambilan beras dari KKT Lisung Kiwari. Aturan-aturan lain yang terdapat dalam kemitraan antara KKT Lisung Kiwari dan LPS-DDR adalah kesepakatan dalam hal kegiatan pengelolaan kegiatan pemberdayaan yang diberikan oleh LPS-DDR. Namun aturan dalam kegiatan pemberdayaan ini dibentuk oleh pihak LPS-DDR dan ketua gapoktan saja yang selanjutnya akan disebarluaskan kepada petani mitra melalui kegiatan sosialisasi.

6.2.3 Pelaksanaan Kemitraan LPS-DDR dengan Petani Padi Desa Ciburuy

Petani sebagai salah satu pelaku dalam kemitraan berperan sebagai produsen padi bebas pestisida, sekaligus objek dari kemitraan ini, sedangkan LPS- DDR berperan sebagai penyedia pelayanan kemitraan. Dalam pelaksanaannya, LPS-DDR tidak berhubungan langsung dengan petani mitra. Hanya beberapa kegiatan dari kemitraan saja yang memerlukan interaksi langsung antara LPS- DDR dengan petani mitra, yaitu kegiatan pendampingan, serta kegiatan pembinaan, pelatihan dan penyuluhan. Selebihnya, seluruh kegiatan kemitraan baik pemasaran dan pengelolaan kegiatan pemberdayaan petani akan berhubungan dengan lembaga-lembaga perwakilan petani yaitu gapoktan dan koperasi. Dalam kegiatan pendampingan, pihak LPS-DDR menyediakan pendamping yang mendampingi petani mitra selama kegiatan kemitraan berlangsung. Pendamping diharapkan dapat menjadi wakil dari LPS-DDR sehingga apapun keluhan atau permasalahan yang terjadi selama kegiatan kemitraan berlangsung dapat diselesaikan dengan dibantu oleh para pendamping yang ditugaskan oleh LPS-DDR. Pendamping diharapkan untuk berada atau melakukan kontrol ke lokasi dimana kemitraan berlangsung, setiap hari. LPS-DDR bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, PPL dan penyuluh swakarsa desa dalam pemberian materi untuk kegiatan pembinaan, pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Seluruh aturan dan peranan masing-masing pihak disampaikan pada saat sosialisasi program. Kesepakatan tertulis antara LPS-DDR dan petani mitra tidak ada. Hal ini dikarenakan, petani sudah tergabung dalam suatu wadah yaitu 56 koperasi dan gapoktan. Seperti yang diungkapkan Karwan 1997 dalam Supadi 2004 untuk bermitra petani harus memiliki kelembagaan kelompok yang dibentuk secara resmi atau kelompok berbadan hukum, dengan kata lain petani harus bergabung dalam wadah koperasi atau gapoktan.

6.2.4 Pelaksanaan Kemitraan KKT Lisung Kiwari dengan Petani padi Desa