Kerangka Pemikiran Oprasional Penelitian

24 membuat perumusan strategi yang tepat untuk memperbaiki kinerja produknya.

d. Alat Analisis Lain yang Dapat Digunakan

Alat analisis lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen antara lain analisis diskriminan, benchmarking, analisis klaster, structural equation modeling dan lain-lain. Kegunaan pengukuran kepuasan antara lain untuk mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir. Kemampuan memahami kepuasan pelanggan dan memenuhi harapan pelanggan dapat meningkatkan penjualan sehingga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan Rangkuti 2008.

3.2 Kerangka Pemikiran Oprasional Penelitian

Salah satu kegiatan kemitraan yang dilakukan di Kabupaten Bogor adalah kegiatan kemitraan yang dilakukan petani padi sehat Desa Ciburuy dengan Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2002. Kegiatan kemitraan yang berlangsung merupakan kegiatan dalam pengadaan produk berbasiskan pertanian sehat, yaitu beras SAE Sehat, Aman dan Enak. Namun dalam pelaksanaannya, masih dijumpai kendala-kendala yang diakibatkan karena masing-masing pihak belum memenuhi hak dan kewajibannya. Pada kesepakatan tertulis berupa MOU, LPS-DDR memesan beras SAE per bulan sebanyak 8–10 ton untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, tetapi pihak petani padi sehat Desa Ciburuy melalui kelembagaan Koperasi Kelompok Tani KKT Lisung Kiwari kadang tidak dapat menyediakan beras SAE sejumlah yang disepakati di MOU, pihak LPS-DDR juga sering terlambat dalam melakukan pembayaran, selain itu pihak KKT Lisung Kiwari terkadang belum memenuhi kesepakatan dalam standarisasi kualitas beras. Dengan adanya kendala-kendala tersebut akan berpengaruh terhadap kegiatan kemitraan yang berlangsung. Oleh kerena itu, diperlukan evaluasi mengenai kegiatan kemitraan antara petani padi sehat Desa Ciburuy dengan LPS- DDR. Evaluasi kegiatan kemitraan dan analisis tingkat kepuasan petani mitra terhadap kegiatan kemitraan perlu dilakukan. Hal ini untuk mengetahui seberapa 25 jauh masing-masing pihak yang bermitra melakukan perannya sesuai hak dan kewajibanya, mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam kegiatan kemitraan, serta menganalisis sejauh mana kemitraan yang dilakukan memberikan kepuasan terhadap petani mitra. Melalui evaluasi dan analisis kepuasan tersebut masing-masing pihak diharapkan dapat menilai dan mengkoreksi kegiatan kemitraan yang telah terjalin yang nantinya digunakan untuk meningkatkan kinerja dari kemitraan dan lembaga-lembaga yang terkait dengan kemitraan tersebut. Untuk melakukan evaluasi pelaksanaan kemitraan dimulai dengan mendeskripsikan pelaksanaan kemitraan antara petani, kelembagaan sebagai wadah petani dan perusahaan mitra. Melalui analisis terhadap aspek pelaksanaan kemitraan maka akan diketahui bagaimana pelaksanaan kemitraan yang dilakukan pihak petani dengan LPS-DDR, petani dengan Gapoktan Silih Asih, petani dengan KKT Lisung Kiwari, serta pelaksanaan kemitraan antara kedua lembaga gapoktan dan koperasi dengan LPS-DDR, pelaksanaan hak dan kewajiban oleh masing– masing pelaku kemitraan serta kendala–kendala dalam pelaksanaan kegiatan kemitraan. Selanjutnya, dilakukan penilaian kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada petani mitra. Kualitas pelayanan ini diukur melalui pengukuran tingkat kepuasan petani terhadap pelaksanaan kegiatan kemitraan. Berdasarkan pelaksanaan kemitraan di lapangan dan perjanjian kontrak kemitraan yang ada, dapat diketahui atribut-atribut yang berpengaruh terhadap kegiatan kemitraan. Dalam pelaksanaanya masih terdapat perbedaan pendapat mengenai kerjasama ini, apakah merupakan bentuk kegiatan pemberdayaan seperti yang diakui oleh LPS-DDR ataukah hal ini merupakan kegiatan kemitraan yang berorientasi bisnis seperti yang dikemukakan oleh pihak petani mitra. Pengukuran untuk atribut kepuasan diukur menggunakan atribut kemitraan. Atribut-atribut yang perlu dikaji adalah kemudahan dalam mendapatkan sarana produksi, harga sarana produksi, bantuan biaya garap, penyediaan sewa lahan, frekuensi pembinaan, pelayanan dan materi pembinaan, kemampuan pendamping untuk cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan petani, pendamping mudah ditemukan dan dihubungi untuk berkonsultasi, pengetahuan dan kecakapan 26 pendamping dalam memberikan pelayanan terhadap petani, respon terhadap segala keluhan, harga beli gabah, ketepatan dalam memberikan bantuan biaya garap, dan ketepatan membayar hasil penjualan gabah kepada petani. Kajian mengenai evaluasi kemitraan ini akan menggambarkan mengenai kegiatan kemitraan yang berlangsung, pelaksanaan hak dan kewajiban masing- masing pelaku, kendala-kendala yang dialami dalam pelaksanaan kemitraan, serta kepuasan petani yang dapat diukur menggunakan Importance Performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Index CSI. Metode IPA digunakan untuk menunjukkan tingkat kepentingan dan kepuasan masing-masing atribut yang berhubungan langsung dengan pelayanan kegiatan kemitraan. Dengan metode ini, dapat ditentukan prioritas masing-masing atribut, yang nantinya digunakan untuk meningkatkan kinerja masing-masing atribut dari pelayanan kemitraan. Metode CSI dapat mengukur secara keseluruhan kepuasan petani terhadap pelayanan kegiatan kemitraan yang berlangsung. Tingkat kepuasan petani merupakan salah satu indikator keberhasilan dari kegiatan kemitraan. Kajian tentang kemitraan ini diharapkan dapat menjadi masukan terhadap kemitraan yang telah dilaksanakan selama ini, serta dapat membantu pihak–pihak yang terlibat dalam melakukan evaluasi dan tindakan korektif yang harus diambil. Kerangka pemikiran oprasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. 27 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Upaya Peningkatan Kualitas Kemitraan Wadah Petani 1. Gapoktan Silih Asih • Mengelola pembinaan

2. Koperasi Kelompok Tani Lisung

Kiwari • Mengelola penyediaan input • Pemasaran hasil Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika 1. Menyediakan input 2. Menampung hasil 3. Pembinaan 4. Pendampingan Analisis Deskriptif IPA dan CSI Petani Padi Desa Ciburuy 1. Produsen padi bebas pestisida 2. Menjual hasil panen Evaluasi Kemitraan Pelaksanaan kemitraan : 1. Realisasi Hak dan Kewajiban 2. Kendala-Kendala Evaluasi atribut kepuasan petani : 1. Kemudahan dalam mendapatkan sarana produksi 2. Harga sarana produksi 3. Bantuan biaya garap 4. Ketepatan waktu pemberian bantuan biaya garap 5. Penyediaan lahan sewa 6. Frekuensi pembinaan 7. Pelayanan dan materi pembinaan 8. Kemampuan pendamping untuk cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan petani 9. Pendamping mudah ditemui dan dihubungi 10. Pengetahuan dan kemamuan komunikasi pendamping 11. Respon terhadap keluhan 12. Harga beli gabah 13. Ketepatan pembayaran hasil penjualan gabah kepada petani. Permasalahan: 1. Pemasaran tidak sesuai MoU 2. Keterlambatan pembayaran 3. Beras yang dipasarkan ke LPS-DDR tidak sesuai standar mutu. 28 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor dengan responden petani padi sehat di Desa Ciburuy yang menjalin kerjasama dengan Lembaga Pertanian Sehat Dompet Duafa Replubika. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa petani padi sehat di Desa Ciburuy telah berhasil dalam mengembangkan pertanian sehat di Kabupaten Bogor, sedangkan Lembaga Pertanian Sehat Dompet Duafa Replubika merupakan salah satu mitra dari yang melakukan kegiatan kemitraan dengan memberdayakan petani di Desa Ciburuy dan menjadikan kemitraan dengan petani padi sebagai pilot project-nya. Penelitian lapang dilakukan selama dua bulan Maret - April 2011 untuk pengumpulan dan analisis data.

4.2 Metode Penentuan Sampel