43
membeli di Koperasi petani tidak membutuhkan biaya transportasi, dapat meminjam dahulu dan keuntungan dari koperasi akan dibagikan kepada petani
anggota dalam bentuk sisa hasil usaha SHU. Dalam hal penyediaan sewa lahan, KKT Lisung Kiwari juga menyediakan
sewa lahan. Dalam penyediaan sewa lahan, KKT Lisung Kiwari bekerjasama dengan pemilik lahan di Desa Ciburuy. Input lain yang juga penting adalah alat-
alat untuk produksi pertanian, salah satunya adalah alat untuk pembajakan. Untuk kebutuhan ini KKT Lisung Kiwari menyediakan jasa peminjaman traktor ataupun
kerbau. Jasa peminjaman traktor adalah Rp 50.000,00 dan biaya jasa peminjaman kerbau adalah Rp 60.000,00.
Dalam hal peminjaman modal, petani padi sehat di Desa Ciburuy dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman biaya garap dari KKT Lisung Kiwari.
Proses pemberian pinjaman dilakukan dengan mudah dan cepat. Hanya diperlukan rekomendasi dari ketua kelompok tani untuk mendapatkan pinjaman, sehingga
jika terjadi keterlambatan pembayaran ketua kelompoklah yang akan menjamin anggotanya. Kedisiplinan petani dalam melakukan pembayaran menjadi indikator
petani untuk mendapatkan pinjaman selanjutnya. Sistem pembayarannya dilakukan setelah panen.
Sistem pemasaran atau distribusi beras SAE merupakan salah satu kegiatan KKT Lisung Kiwari. Dalam distribusi beras SAE KKT Lisung Kiwari
bekerjasama dengan beberapa lembaga seperti LPS-DDR, Koperasi PMI Bogor, Koperasi Oryza Sativa, Pensiunan Unilever, Agro Pest Indoraya, Koperasi STPP
Cinagara Bogor. Kerjasama yang dijalin didukung dengan adanya kontrak atau kesepakatan pemesanan beras SAE secara rutin. Salah satu contohnya adalah
dengan pihak LPS-DDR yang memasarkan paling besar beras SAE dikarenakan adanya keterikatan modal dan peran LPS-DDR yang mendukung pertanian padi
sehat di Desa Ciburuy. Kerjasama distribusi dengan LPS-DDR tertuang dalam bentuk MoU.
5.3.2 Kelembagaan Kelompok Tani
Pembentukan kelompok tani di Desa Ciburuy sejak tahun 1978 dipelopori oleh Bapak H. Jaka. Pada tahun 2002 kelompok tani di Desa Ciburuy sudah mulai
terbina. Pada tahun 2002 terdapat 6 kelompok tani yang akhirnya membentuk
44
suatu gapoktan, yaitu Gapoktan Silih Asih yang diketuai oleh Bapak H. Ahmad Zakaria atau yang biasa dipanggil Bapak H. Jaka. Pada tahun 2002 seiring dengan
terbentuknya Gapoktan Silih Asih, petani yang tergabung di dalamnya bekerjasama dengan Lembaga Pertanian Sehat Dompet Duafa Republika mulai
megusahakan padi sehat, yaitu usahatani padi yang mengarah ke pertanian organik, yang dalam teknologi budidayanya mengurangi penggunaan pupuk kimia
dalam produksi tetapi penggunaan pestisida kimia digantikan dengan pestisida nabati.
Adanya kerjasama antara kedua pihak ini untuk mendefinisikan pentingnya membudidayakan padi sehat dan pentingnya jaminan pasar serta
jaminan ketersediaan produk dalam menunjang pertanian padi sehat. Dalam hal ini dirumuskanlah SOP produksi hingga pasca panen, mekanisme distribusi
hingga sistem pembayaran. Selain hubungan dengan pihak luar, hubungan antara petani pun dalam
konteks internal terjalin dengan baik. Para petani anggota gapoktan pun mengaku banyak informasi dan pengalaman yang dapat dibagi antar petani dalam
penerapan sistem produksi. Selain itu, dengan adanya kelompok tani dapat mempermudah petani untuk mendapatkan segala kebutuhan mereka dalam
kegiatan budidaya hingga distribusi padi sehat. Hal ini menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi petani untuk bergabung dalam sebuah kelompok.
Gapoktan Silih Asih merupakan gabungan kelompok tani yang tidak hanya terdiri dari kelompok tani pangan saja. Namun kelompok ini juga terdiri dari
kelompok-kelompok yang mengusahakan pertanian secara luas. Terdapat 11 kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Silih Asih, enam kelompok
merupakan kelompok yang bergerak di bidang tanaman pangan Silih Asih I, Silih Asih II, Lisung Kiwari, Manunggal Jaya, Saung Kuring, Tubas Inti, kelompok
perikanan Silih Asih Fish Farm, kelompok wanita tani Montekar, kelompok pemuda tani Taruna Tani Silih Asih, kelompok kebun dan kelompok ternak
Saluyu, Bibilintik. Dalam menjalankan Gapoktan, Bapak H. Jaka menerapkan fungsi manajer
pengendali mutu. Ketua kelompok tani diberi tanggungjawab sebagai manajer
45
pengendali mutu. Setiap minggunya ada pertemuan rutin untuk evaluasi mengenai perkembangan terkait kondisi anggota dan penerapan budidaya padi sehat.
Kegiatan seperti ini difasilitasi oleh ketua gapoktan. Sumber pendanaan untuk kegiatan ini disisihkan dari kas gapoktan. Untuk setiap pertemuan ada dana
untuk “uang pengganti transportasi” kepada para ketua kelompok sebesar Rp 50.000,00 setiap bulannya serta memfasilitasi perlengkapan kegiatan seperti
buku, alat tulis, buku panduan, buku kendali budidaya padi sehat, SOP. Setiap minggunya ketua akan melaporkan hal-hal sebagai berikut: 1 luas garapan total
pada masing-masing blok tanam; 2 luas lahan yang ditanami padi sehat; 3 jenis varietas padi yang sedang ditanam; 4 tanggal sebar benih; 5 tanggal tanam
bibit padi; 6 kebutuhan sarana produksi; 7 catatan hasil panen dan pemasaran. Selain ada kegiatan pertemuan rutin, ada beberapa kegiatan yang dilakukan seperti
adanya pelatihan-pelatihan pupuk atau kunjungan ke instansi-instansi yang berhubungan dengan pertanian padi sehat.
5.4 Karakteristik Responden 5.4.1 Umur