67
6.1.6. Penyiraman
Penyiraman dilakukan melihat situasi cuaca yang ada. Jika kegiatan budidaya dilakukan pada musim hujan biasanya petani tidak melakukan kegiatan
penyiraman, karena tanaman sudah mendapatkan pasokan air yang cukup dari air hujan. Penyiraman pada musim kemarau dilakukan minimal seminggu sekali.
Kegiatan penyiraman dilakukan dengan cara menggenangi selokan diantara bedengan dengan air hingga ketinggian 23 ketinggian bedengan selama 1-2 jam.
6.1.7. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan rumput atau gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kedelai edamame. Praktek penyiangan yang dilakukan
oleh petani dalam 1 musim tanam biasanya dilakukan sebanyak 2 kali yaitu ketika tanaman berusia 15-20 hari dan 35-40 hari. Penyiangan pada musim hujan
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan penyiangan pada musim kemarau. Hal ini dikarenakan rumput atau gulma yang tumbuh pada saat musim
hujan lebih banyak dibandingkan pada saat musim kemarau. Tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan penyiangan adalah tenaga kerja perempuan. Rata-rata
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan penyiangan di luas lahan satu hektar yaitu TKDK sebesar 23,60 HOK dan TKLK sebesar 73,77 HOK.
6.1.8. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman OPT
Hama yang paling sering menyerang tanaman kedelai edamame adalah lalat bibit, penggerek buah dan ulat. Hama tersebut dapat diatasi dengan
melakukan penyemprotan pestisida. Pestisida yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu insektisida dan fungisida. Penyemprotan dengan pestisida dilakukan
dimulai ketika tanaman berumur 1-3 minggu setelah tanam yaitu sebanyak 2 kali setiap minggunya, karena di umur 1-3 minggu setelah tanam hama lalat bibit
sangat rentan menyerang tanaman. Penyemprotan pada umur 4-9 minggu setelah tanam dilakukan hanya 1 kali per minggu.
Total penyemprotan dari awal hingga panen kurang lebih sebanyak 10-12 kali penyemprotan, namun aplikasi petani di lapangan berbeda-beda . Sebanyak
6,7 persen petani responden melakukan penyemprotan sebanyak 10 kali atau sesuai dengan anjuran dari penyuluh, sedangkan 76,7 persen petani responden
68 melakukan penyemprotan sebanyak 7-8 kali atau seminggu sekali melakukan
kegiatan penyemprotan. Sementara itu sebesar 16,7 persen melakukan penyemprotan dalam kurun waktu dua minggu sekali yaitu sekitar 4-5 kali
penyemprotan. Aplikasi penyemprotan pestisida yang berbeda-beda dikarenakan keterbatasan modal yang dimiliki oleh petani, sehingga petani tidak mampu untuk
membeli obat-obatan atau pestisida dalam jumlah yang cukup. Rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pengendalian OPT di luas lahan
satu hektar yaitu TKDK sebesar 27,42 HOK dan TKLK sebesar 3,09 HOK.
6.1.9. Panen