79 melakukan usahataninya. Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian zat pengatur
tumbuh yaitu sebesar Rp 433.300,00 atau 2,66 persen atas biaya total. Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian OPT dibagi menjadi dua yaitu
biaya untuk pembelian fungisida dan insektisida. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian insektisida adalah sebesar Rp 481.500,00 atau 2,96 persen atas biaya
total. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pembelia fungisida adalah sebesar Rp 272.085,00 atau sebesar 1,67 persen.
Biaya penyusutan menjadi biaya yang diperhitungkan bersama dengan biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya sewa lahan. Biaya penyusutan
merupakan nilai dari penyusutan atas peralatan yang digunakan seperti cangkul, ember, sprayer, koret, golok dan sabit. Besar biaya penyusutan yaitu sebesar Rp
88.115,00 atau 0,54 persen atas biaya total.
7.3. Pendapatan Usahatani Kedelai Edamame
Pendapatan usahatani kedelai edamame merupakan selisih antara penerimaan usahatani kedelai edamame dengan pengeluaran usahatani kedelai
edamame. Suatu pendapatan usahatani dikatakan layak apabila memiliki RC rasio lebih dari satu. Analisis RC rasio digunakan untuk menunjukkan perbandingan
antara nilai output terhadap nilai inputnya. Penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan
yang dijadikan responden adalah sebesar Rp 25.909.057,50, sedangkan biaya tunai yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani kedelai edamame adalah sebesar
Rp 11.604.540,07 dan biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 16.289.405,07. Berikut adalah Tabel 20 yang menyajikan rincian perhitungan
pendapatan dan rasio penerimaan usahatani kedelai edamame per hektar petani mitra PT Saung Mirwan pada musim tanam terakhir tahun 2010.
80
Tabel 20. Perhitungan Pendapatan dan Rasio Penerimaan Terhadap Biaya RC
Usahatani Kedelai Edamame per Hektar Petani Mitra PT Saung Mirwan Musim Tanam Terakhir Tahun 2010
Komponen Nilai Rp
A. Penerimaan Total 25.909.057,50
B. Biaya Tunai 11.604.540,07
C. Biaya Diperhitungkan 4.684.865,00
D. Total Biaya B+C 16.289.405,07
Pendapatan Atas Biaya Tunai A-B 14.304.517,43
Pendapatan Atas Biaya Total A-D 9.619.652,43
RC atas Biaya Tunai 2,23
RC atas Biaya Total 1,59
Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa nilai pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total per luasan lahan satu hektar adalah sebesar Rp
14.304.517,00 dan Rp 9.619.652,43. Namun jika dilihat dari nilai rata-rata penggunaan lahan para petani responden yang hanya 0,13 ha, maka nilai
pendapatan atas biaya tunai menjadi Rp 1.859.587, sedangkan nilai pendapatan atas biaya total menjadi Rp 1.250.555. Kedua nilai tersebut masih lebih besar dari
nol sehingga usahatani kedelai edamame yang dilakukan oleh petani mitra PT Saung Mirwan menguntungkan untuk diusahakan. Selain itu nilai RC Rasio atas
biaya tunai usahatani kedelai edamame di lokasi penelitian juga lebih dari satu yaitu sebesar 2,23. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1.000,00 yang dikeluarkan
petani dalam kegiatan usahatani kedelai edamame akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.230,00. Sedangkan nilai RC rasio atas biaya total adalah 1,59. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1.000,00 biaya total yang dikeluarkan oleh petani dalam kegiatan usahatani kedelai edamame akan memperoleh
penerimaan sebesar Rp 1.590,00. Berdasarkan hasil analisis RC rasio maka kegiatan usahatani kedelai edamame yang dilakukan oleh petani mitra PT Saung
Mirwan layak dan menguntungkan untuk diusahakan. Hal ini dikarenakan nilai RC atas biaya tunai maupun RC atas biaya total lebih dari satu.
81
VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
8.1. Analisis Produksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai Edamame