69 edamame per hektar yang cacat, afkir dan berpolong satu adalah sebesar 460,75
kg. Sementara itu rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pemanenan di luas lahan satu hektar yaitu TKDK sebesar 16,84 HOK
dan TKLK sebesar 34,03 HOK. Berikut adalah Tabel 13 yang menggambarkan sebaran responden petani mitra PT Saung Mirwan berdasarkan produksi panen
kedelai edamame per hektar musim tanam terakhir tahun 2010
Tabel 13. Sebaran Responden Petani Mitra PT Saung Mirwan Berdasarkan
Produksi Panen Kedelai Edamame per Hektar Musim Tanam Terakhir Tahun 2010
Jumlah Panen Kg
Kualitas baik Jumlah Panen
Kg Afkir
Σ petani Σ petani
2.000 1
3,3 300 11
36,7 2000
– 3000 7
23,3 300 – 400
4 13,3
3001 – 4000
12 40,0 401
– 500 7
23,3 4001
– 5000 6
20,0 501 – 600
1 3,4
5000 4
13,4 600 7
23,3 Total
30 100 Total
30 100
Mean 3735,99 kgha
460,75 kgha Min
1666,67 kgha 40,00 kgha
Max 5916,66 kgha
1714,29 kgha
6.2. Analisis Penggunaan Sarana Produksi
Analisis penggunaan sarana produksi merupakan analisis penggunaan input-input produksi yang digunakan petani dalam melakukan usahatani kedelai
edamame seperti penggunaan benih, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja. Analisis yang dilakukan adalah berdasarkan penggunaan input-input yang dipakai
petani dalam musim tanam terakhir.
6.2.1. Penggunaan Benih
Menurut Samsu 2001 suatu usahatani kedelai edamame akan berhasil jika dalam penanamannya menggunakan benih yang bermutu. Suatu benih
dikatakan bermutu jika benih tersebut memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Daya kecambahnya lebih tinggi dari 85 persen
b. Tidak bercampur dengan benih lain
70 c. Bernas dan tidak cacat
d. Mempunyai vigor yang baik dan seragam e. Sehat dan bebas dari penyakit
f. Bersih dari kotoran dan biji tanaman lain. Benih yang dibutuhkan untuk kegiatan usahatani kedelai edamame
tergantung pada areal, jarak tanam, varietas kedelai edamame, dan cara tanam. Menurut Samsu 2001 kebutuhan benih kedelai edamame per hektar kurang lebih
sekitar 60-75 kilogram tergantung dari jarak tanam yang dipergunakan.. Benih ini merupakan varietas Ryokkoh, dengan jaminan daya kecambah minimal 85.
Benih yang digunakan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lokasi penelitian merupakan benih kedelai edamame dengan varietas Ryokkoh. Rata-rata
banyaknya benih yang digunakan oleh petani mitra per hektar yaitu sebesar 67,8 kg. Di bawah ini adalah Tabel 14 yang menunjukkan sebaran penggunaan benih
petani mitra PT Saung Mirwan yang menjadi responden.
Tabel 14.
Sebaran Responden Petani Mitra PT Saung Mirwan Berdasarkan Penggunaan Benih pada Musim tanam Terakhir Tahun 2010
Jumlah Benih kg Jumlah Petani
Persentase 60
9 30,0
60-75 11
36,7 75
10 33,3
Total 30
100,0 Mean
67,8 kgha Min
44,4 kgha Max
85,7 kgha
6.2.2. Penggunaan Pupuk
Pupuk yang digunakan oleh para petani mitra dalam melakukan kegiatan usahatani kedelai edamame terdiri dari pupuk kandang organik dan pupuk
kimia. Pupuk kandang yang banyak digunakan oleh para petani di lokasi penelitian adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam yang dicampur
dengan sekam, namun ada juga beberapa petani yang menambahkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing. Rata-rata jumlah pupuk kandang per
hektar yang dipergunakan oleh petani mitra adalah sebesar 4.221,3 kg, sedangkan yang disarakan oleh penyuluh PT Saung Mirwan sebesar 15.000 kg per hektar.
71 Perbedaan jumlah penggunaan pupuk kandang antara petani mitra dengan
apa yang disarankan oleh penyuluh diduga disebabkan oleh pengaplikasian pupuk kandang yang dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu, sehingga
penggunaan pupuk kandang tidak bisa terlalu banyak karena dapat menyebabkan tanaman menjadi panas dan akhirnya mati. Pupuk kandang diperoleh oleh para
petani dengan cara membeli di toko sarana produksi pertanian saprotan. Harga pupuk kandang yang berlaku di lokasi penelitian seharga Rp 5.000 - Rp 7.000 per
karung dengan bobot 30 kg. Selain pupuk kandang para petani juga menggunakan pupuk kimia dalam
melakukan usahatani kedelai edamame. Pupuk kimia yang digunakan petani di lokasi penelitian bervariasi diantaranya adalah Urea Kujang, ZA, KCL, TSP, NPK
Phonska, dan NPK Mutiara. Selain itu ada sebagian petani yang menambahkan pupuk daun dan pupuk buah dalam kegiatan usahataninya. Pupuk-pupuk tersebut
dibeli oleh para petani di toko sarana produksi pertanian saprotan. Rata-rata jumlah pupuk kimia yang digunakan oleh petani mitra per hektar
adalah sebesar 778,6 kg, sedangkan penggunaan pupuk yang dianjurkan oleh penyuluh PT Saung Mirwan adalah sekitar 700-750 kg. Perbedaan jumlah
penggunaan pupuk antara petani mitra dengan apa yang disarankan oleh penyuluh diduga disebabkan oleh lebih pendeknya jarak tanam yang diterapkan oleh petani
mitra. Semakin rapat jarak tanam, maka populasi tanaman semakin banyak dan membutuhkan pupuk yang semakin banyak pula. Hal ini dikarenakan pemberian
pupuk dilakukan dengan cara ditabur di sekitar tanaman, sehingga jika populasi tanaman semakin meningkat, maka penggunaan pupuk pun akan meningkat.
Selain pupuk kandang dan pupuk kimia sebagian petani responden juga menambahkan pupuk daun, pupuk buah dan zat pengatur tumbuh. Rata-rata
penggunaan pupuk daun per hektar yaitu sebesar 780,8 gram, sedangkan penggunaan pupuk buah per hektar yaitu sebesar 994,5 gram. Sementara rata-rata
penggunaan zat pengatur tumbuh per hektar yaitu sebesar 6,19 liter. Berikut adalah Tabel 15 yang menunjukkan sebaran responden petani mitra PT Saung
Mirwan berdasarkan penggunaan pupuk.
72
Tabel 15. Sebaran Responden Petani Mitra PT Saung Mirwan Berdasarkan
Penggunaan Pupuk pada Musim Tanam Terakhir Tahun 2010
Dosis pupuk
kg Pupuk Kandang
Dosis pupuk
kg Pupuk Kimia
Σ petani Σ petani
15.000 30
100,0 700 14
46,7 15.000
0,0 700-750 3
10,0 15.000
0,0 750 13
43,3 Total
30 100,00 Total
30 100,00
Mean 4.221, 3 kgha
778,6 kgha Min
2.000,0 kgha 250 kgha
Max 6.000,0 kgha
1428,6 kgha
6.2.3. Penggunaan Pestisida