68 melakukan penyemprotan sebanyak 7-8 kali atau seminggu sekali melakukan
kegiatan penyemprotan. Sementara itu sebesar 16,7 persen melakukan penyemprotan dalam kurun waktu dua minggu sekali yaitu sekitar 4-5 kali
penyemprotan. Aplikasi penyemprotan pestisida yang berbeda-beda dikarenakan keterbatasan modal yang dimiliki oleh petani, sehingga petani tidak mampu untuk
membeli obat-obatan atau pestisida dalam jumlah yang cukup. Rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pengendalian OPT di luas lahan
satu hektar yaitu TKDK sebesar 27,42 HOK dan TKLK sebesar 3,09 HOK.
6.1.9. Panen
Panen dilakukan setelah tanaman berumur 68-72 hari. Proses pemanenan dilakukan dengan cara memetik setiap polong yang ada pada tanaman kedelai
edamame. Hasil panen kedelai edamame dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu kedelai edamame dengan polong 2-3 dan kedelai edamame dengan polong satu.
Polong kedelai edamame yang diterima oleh pasar modern adalah kedelai edamame dengan polong 2-3, sedangkan kedelai edamame dengan polong satu
biasanya dijual ke pasar tradisional atau dikonsumsi sendiri oleh petani. Penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan pemanenan di lokasi penelitian
dikelompokkan menjadi 2 cara yaitu tenaga kerja yang dibayar harian dan tenaga kerja yang dibayar borongan. Tenaga kerja yang dibayar harian berarti pemberian
upah dihitung sesuai dengan berapa hari orang tersebut melakukan pemanenan, sedangkan tenaga kerja yang dibayar borongan berarti pemberian upah dihitung
dari jumlah yang berhasil dipanen. Petani responden yang menggunakan tenaga kerja borongan untuk melakukan kegiatan panen adalah sebanyak 43,3 persen,
sedangkan petani yang menggunakan tenaga kerja harian sebanyak 56,7 persen. Hasil panen kedelai edamame digolongkan menjadi dua jenis yaitu kedelai
edamame yang afkir dan kedelai edamame yang berkualitas baik. Kedelai edamame yang berkualitas baik adalah kedelai edamame yang memiliki polong 2
dan 3 dan tidak ada bercak pada bagian kulitnya. Kedelai edamame yang berkualitas baik dijual kepada PT Saung Mirwan, sedangkan kedelai edamame
yang berpolong satu, cacat atau afkir dijual ke pasar tradisional. Rata-rata hasil panen kedelai edamame per hektar yang memiliki polong 2 dan 3 yang dihasilkan
oleh petani mitra adalah sebesar 3.735,99 kg, sedang rata-rata hasil panen kedelai
69 edamame per hektar yang cacat, afkir dan berpolong satu adalah sebesar 460,75
kg. Sementara itu rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pemanenan di luas lahan satu hektar yaitu TKDK sebesar 16,84 HOK
dan TKLK sebesar 34,03 HOK. Berikut adalah Tabel 13 yang menggambarkan sebaran responden petani mitra PT Saung Mirwan berdasarkan produksi panen
kedelai edamame per hektar musim tanam terakhir tahun 2010
Tabel 13. Sebaran Responden Petani Mitra PT Saung Mirwan Berdasarkan
Produksi Panen Kedelai Edamame per Hektar Musim Tanam Terakhir Tahun 2010
Jumlah Panen Kg
Kualitas baik Jumlah Panen
Kg Afkir
Σ petani Σ petani
2.000 1
3,3 300 11
36,7 2000
– 3000 7
23,3 300 – 400
4 13,3
3001 – 4000
12 40,0 401
– 500 7
23,3 4001
– 5000 6
20,0 501 – 600
1 3,4
5000 4
13,4 600 7
23,3 Total
30 100 Total
30 100
Mean 3735,99 kgha
460,75 kgha Min
1666,67 kgha 40,00 kgha
Max 5916,66 kgha
1714,29 kgha
6.2. Analisis Penggunaan Sarana Produksi