76
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame
Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan merupakan analisis atas penerimaan tunai. Penerimaan tunai
merupakan penerimaan yang langsung diperoleh oleh petani dalam bentuk uang tunai dari hasil penjualan kedelai edamame yang terdiri dari dua jenis yaitu
penjualan dari kedelai edamame yang berkualitas baik dan kedelai edamame afkir. Kedelai edamame yang berkualitas baik merupakan kedelai edamame yang
memiliki polong 2 dan 3 serta tidak ada bagian yang cacat pada polongnya. Kedelai edamame yang berkualitas baik dijual kepada PT Saung Mirwan dengan
harga Rp 6.750,00 per kg. Kedelai edamame afkir merupakan kedelai edamame yang memiliki polong satu atau kedelai edamame yang cacat ataupun rusak.
Kedelai edamame ini dijual oleh petani ke pasar tradisional dengan harga Rp 1.500,00.
Penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra dapat dihitung dari hasil perkalian antara jumlah hasil produksi kedelai edamame dengan harga yang
berlaku. Jumlah rata-rata kedelai edamame yang berkualitas baik pada musim tanam terakhir tahun 2010 adalah 3.735,99 kgha dengan harga jual yang telah
ditetapkan oleh PT Saung Mirwan sebesar Rp 6.750,00 per kg. Penerimaan tunai kedelai edamame dari edamame yang berkualitas baik adalah sebesar Rp
25.217.932,50. Sedangkan jumlah rata-rata kedelai edamame afkir pada musim tanam terakhir tahun 2010 adalah sebesar 460,75 dengan harga jual Rp 1.500,
sehingga didapatkan hasil penerimaan tunai yang berasal dari kedelai edamame afkir adalah sebesar Rp 691.125,00. Berdasarkan hasil hitungan tersebut, maka
penerimaan tunai total petani adalah sebesar Rp 25.909.057,50.
7.2. Biaya Usahatani Kedelai Edamame
Biaya usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan terdiri dari dua bagian, yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai
yang dikeluarkan oleh petani mitra PT Saung Mirwan yang dijadikan responden meliputi pembelian benih, pemupukan, obat pestisida, biaya tenaga kerja luar
77 keluarga TKLK, dan pajak lahan. Sementara itu biaya yang diperhitungkan
adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh petani untuk kegiatan produksi yang harus diperhitungkan sebagai pengeluaran petani untuk kegiatan usahatani kedelai
edamame. Biaya yang diperhitungkan yang dikeluarkan oleh petani mitra PT Saung Mirwan yang menjadi responden meliputi biaya tenaga kerja dalam
keluarga TKDK, biaya penyusutan, dan biaya sewa lahan milik. Berikut adalah Tabel 19 yang menyajikan gambaran biaya usahatani kedelai edamame petani
mitra PT Saung Mirwan yang dijadikan responden.
Tabel 19. Biaya Usahatani Kedelai Edamame Petani Mitra PT Saung Mirwan
Musim Tanam Terakhir Tahun 2010
Keterangan Jumlah
Harga Satuan Rp
Nilai Rp atas
biaya
Biaya tunai
TKLK HOK 184,11
25.000,00 4.602.750,00
28,26 Benih kg
67,8 40.000,00
2.712.000,00 16,65
Pajak lahan ha3 bulan 1,00
215.000,00 215.000,00
1,32 Pupuk Urea kg
335,02 2.000,00
670.040,00 4,11
Pupuk KCL kg 117,31
3.000,00 351.930,00
2,16 Pupuk TSP kg
149,1 3.000,00
447.300,00 2,75
Pupuk ZA kg 53,4
2.000,00 106.800,00
0,66 Pupuk NPK Phonska kg
121 4.000,00
484.000,00 2,97
Pupuk Kandang kg 4221,3
166,67 703.564,07
4,32 Pupuk Daun gram
780,8 70,00
54.656,00 0,34
Pupuk Buah gram 994,5
70,00 69.615,00
0,43 Insektisida liter
5,35 90.000,00
481.500,00 2,96
Fungisida kg 2,91
93.500,00 272.085,00
1,67 Zat Pengatur Tumbuh liter
6,19 70.000,00
433.300,00 2,66
Total biaya tunai 11.604.540,07
71,24
Biaya diperhitungkan
TKDK HOK 133,87
25.000,00 3.346.750,00
20,55 Sewa lahan ha3 bulan
1 1.250.000,00
1.250.000,00 7,67
Penyusutan 88.115,00
0,54 Total biaya diperhitungkan
4.684.865,00 28,76
Total biaya 16.289.405,07
100,00
Biaya terbesar yang dikeluarkan dalam usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan adalah biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK yaitu
sebesar 4.602.750,00 atau 28,26 persen dari biaya total. Biaya untuk TKLK
78 menjadi biaya terbesar dikarenakan dalam melaksanakan kegiatan usahatani
kedelai edamamenya para petani mitra PT Saung Mirwan lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 184,11 HOK setiap satu
hektar lahan yang diusahakan. Nilai tersebut dikalikan dengan upah yang berlaku di lokasi penelitian yaitu sebesar Rp 25.000,00 dengan jam kerja selama 8 jam.
Tenaga kerja luar keluarga biasanya dibutuhkan untuk kegiatan pengolahan lahan, penyiangan, dan panen. Sementara itu tenaga kerja dalam keluarga TKDK
menjadi komponen biaya terbesar kedua yaitu sebesar Rp 3.346.750,00 atau 20,55 persen atas biaya total. Tenaga kerja dalam keluarga biasa digunakan untuk
kegiatan penanaman, penyulaman, pemupukan, dan pengendalian OPT. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian benih menjadi komponen biaya
terbesar ketiga yaitu sebesar Rp 2.712.000,00 atau 16,65 persen atas biaya total. Benih didapat oleh petani mitra dari PT Saung Mirwan dengan cara dihutangkan
dan dibayarkan ketika penyerahan hasil panen. Komponen biaya selanjutnya yang memberikan pengeluaran terbesar adalah komponen biaya untuk sewa lahan yaitu
sebesar Rp 1.250.000,00 atau sebesar 7,67 persen atas biaya total. Harga sewa lahan di lokasi penelitian adalah sekitar Rp 5.000.000,00 per hektar per tahun.
komponen biaya untuk pemupukan. Biaya sewa lahan dimasukkan ke dalam biaya yang diperhitungkan karena mayoritas petani mitra kedelai edamame PT Saung
Mirwan melakukan kegiatan usahataninya pada lahan milik sendiri dan garapan, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya tunai untuk sewa lahan dalam
melakukan kegiatan usahataninya. Walaupun mereka tidak mengeluarkan biaya tunai untuk sewa mereka harus mengeluarkan biaya pajak yaitu sebesar Rp
215.000,00 atau 1,32 persen atas biaya total. Komponen biaya terbesar lainnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan pemupukan, yang terdiri dari biaya untuk pupuk urea sebesar 4,11 persen atas biaya total, biaya untuk pupuk KCL sebesar 2,16 persen, biaya untuk pupuk
TSP sebesar 2,75 persen, biaya unutk pupuk ZA sebesar 0,66 persen, biaya untuk pupuk NPK Phonska sebesar 2,97 persen, biaya untuk pupuk kandang sebesar
4,32 persen, biaya untuk pupuk daun dan pupuk buah masing-masing sebesar 0,34 dan 0,43 persen atas biaya total. Selain pemberian pupuk kimia dan pupuk
kandang sebagian petani mitra juga menambahkan zat pengatur tumbuh dalam
79 melakukan usahataninya. Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian zat pengatur
tumbuh yaitu sebesar Rp 433.300,00 atau 2,66 persen atas biaya total. Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian OPT dibagi menjadi dua yaitu
biaya untuk pembelian fungisida dan insektisida. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian insektisida adalah sebesar Rp 481.500,00 atau 2,96 persen atas biaya
total. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pembelia fungisida adalah sebesar Rp 272.085,00 atau sebesar 1,67 persen.
Biaya penyusutan menjadi biaya yang diperhitungkan bersama dengan biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya sewa lahan. Biaya penyusutan
merupakan nilai dari penyusutan atas peralatan yang digunakan seperti cangkul, ember, sprayer, koret, golok dan sabit. Besar biaya penyusutan yaitu sebesar Rp
88.115,00 atau 0,54 persen atas biaya total.
7.3. Pendapatan Usahatani Kedelai Edamame