Analisis Produksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai Edamame

81 VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

8.1. Analisis Produksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai Edamame

Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier. Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi usahatani kedelai edamame. Variabel awal yang diduga berpengaruh terhadap produksi kedelai edamame adalah luas lahan X 1 , benih X 2 , tenaga kerja X 3 , pupuk kimia X 4 , pupuk kandang X 5 , dan insektisida X 6 . Pendugaan parameter fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least Squares dan tahap kedua dengan metode MLE Maximum Likelihood Estimated. Pendugaan parameter fungsi produksi Cobb-Douglas dengan metode OLS menunjukkan gambaran kinerja rata-rata best fit dari proses produksi petani pada tingkat teknologi yang ada, sementara itu metode MLE menggambarkan kinerja terbaik best practice dari petani dalam melakukan proses produksi. Fungsi produksi awal yang dibentuk dengan metode OLS yang menggunakan enam variabel dugaan awal ternyata terdapat multikolinearitas. Multikolinearitas adalah sebuah hubungan fungsional yang bersifat linear antara dua variabel atau lebih variabel independen yang saling mempengaruhi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factors VIF. Suatu model dikategorikan terdapat multikolinearitas, jika nilai VIF lebih besar dari 10. Masalah multikolinearitas pada model dapat diatasi dengan beberapa cara diantaranya menghapus salah satu variabel, Transformasi variabel multikolinieritas dan menambah sampel Sarwoko, 2005. Berikut adalah Tabel 21 yang menunjukkan hasil pendugaan fungsi produksi usahatani kedelai edamame di petani mitra. 82 Tabel 21. Pendugaan Model Pertama Fungsi Produksi Usahatani Kedelai Edamame pada Petani Mitra dengan Metode MLE tahun 2010 Variabel MLE Koefisien t-hitung Konstanta 4,909 3,803 Lahan 0,018 0,101 Benih 1,206 6,189 Tenaga kerja -0,374 -2,477 Pupuk kimia 0,211 1,739 Pupuk kandang -0,109 -0,802 Insektisida -0,003 -0,070 R 2 88,8 P 0,000 2 0,091 Gamma 0,962 LR test of one side error 27,75 Keterangan : nyata pada taraf α = 10 Masalah multikolinearitas pada penelitian ini berusaha dihilangkan dengan cara menghapus salah satu variabel yang memiliki hubungan korelasi pearson yang tinggi. Cara ini dipilih dengan alasan mengacu pada penelitian sebelumnya mengenai fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier yang terdapat multikolinearitas pada model fungsinya. Oleh karena itu diputuskan untuk mengeluarkan luas lahan dari model. Luas lahan dipilih dikarenakan memiliki nilai korelai pearson yang tinggi. Melihat luas lahan merupakan variabel utama dalam usahatani maka secara implisit tetap dipertahankan yaitu dengan membagi seluruh variabel independen dan dependen dengan luas lahan. Implikasi dari penerapan cara ini adalah terbentuknya model fungsi baru yaitu fungsi produktivitas, dimana variabel dependennya adalah produksiluas lahan Y dan variabel independennya adalah benihluas lahan X 1 , tenaga kerjaluas lahan X 2 , pupuk kimialuas lahan X 3 , pupuk kandangluas lahan X 4 , insektisidaluas lahan X 5 . Berikut adalah Tabel 22 yang menyajikan hasil pendugaan fungsi produktivitas usahatani kedelai edamame pada petani mitra PT Saung Mirwan. 83 Tabel 22. Pendugaan Model Kedua Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier Kedelai Edamame Petani Mitra dengan Metode MLE tahun 2010 Variabel MLE Koefisien t-hitung Konstanta 5,219 4,671 Benihlahan X 1 1,351 6,177 Tenaga kerjalahan X 2 -0,364 -1,979 Pupuk kimialahan X 3 0,194 1,130 Pupuk kandanglahan X 4 -0,193 1,090 Insektisidalahan X 5 0,002 0,029 R 2 39,1 P 0.027 2 0,092 Gamma 0,951 LR test of one side error 31,09 Keterangan : nyata pada taraf α = 10 Model kedua yang terbentuk memiliki nilai LR galat satu sisi sebesar 31,09 yang lebih besar dari χ 2 6 pada Tabel Chi Square Kodde dan Palm pada α = 0,1 persen yaitu 21,666 yang artinya terdapat inefisiensi teknis pada model ini. Berikut adalah persamaan yang terbentuk dari model kedua. ln YL = 5,219 + 1,351 ln X 1 – 0,364 ln X 2 + 0,194 ln X 3 – 0,193 ln X 4 + 0,002 ln X 5 + v i -u i Berdasarkan model fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier yang terbentuk, terlihat bahwa variabel benih per satuan lahan berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai edamame. Nilai elastisitas benih per lahan sebesar 1,351 artinya bahwa penambahan jumlah benih per lahan sebesar satu persen akan meningkatkan produktivitas kedelai edamame sebesar 1,351 persen, cateris paribus. Berdasarkan data di lapangan bahwa rata-rata penggunaan benih per hektar petani mitra yang menjadi responden adalah sebesar 67,8 kg, sedangkan anjuran benih untuk luas lahan satu hektar sekitar 60-75 kg tergantung jarak tanam yang diterapkan petani. Penggunaan benih yang masih kurang optimal dari 84 petani mitra diduga karena keterbatasan modal dan lahan yang dimiliki oleh petani mitra. Semakin banyak benih yang dipergunakan tentunya biaya penggunaan pupuk dan pestisida akan semakin meningkat. Variabel tenaga kerja per lahan berpengaruh nyata, namun memiliki nilai elastisitas yang negatif. Nilai tersebut sebesar -0,364, artinya bahwa setiap penambahan tenaga kerja per satuan lahan sebesar satu persen akan mengurangi produktivitas kedelai edamame sebesar 0,364 persen. Nilai tenaga kerja yang bertanda negatif menunjukkan penggunaan tenaga kerja pada petani mitra yang berlebihan. Hal ini diduga karena banyak responden petani mitra yang masih baru dalam hal melakukan usahatani kedelai edamame, sehingga dalam melakukan setiap tahapan dalam usahatani kedelai edamame membutuhkan waktu yang relatif lebih lama daripada petani yang sudah lama melakukan usahatani kedelai edamame. Penggunaan pupuk kimia per lahan pada petani mitra bernilai positif, namun tidak berpengaruh nyata. Penggunaan pupuk kimia per hektar pada petani mitra sebenarnya telah melebihi anjuran yang ada yaitu sebesar 779,0 kg. Penggunaan pupuk kimia yang dianjurkan oleh penyuluh PT Saung Mirwan yaitu sebesar 750 kg per hektarnya. Hal inilah yang menyebabkan nilai t-hitung pupuk kimia per lahan tidak berpengaruh nyata. Penggunaan pupuk kandang per satuan lahan tidak berpengaruh nyata dan memiliki nilai elastisitas yang negatif. Penggunaan pupuk kandang di petani mitra yang menjadi responden, sebenarnya masih jauh dari anjuran penyuluh. Dosis penggunaan pupuk kandang per hektar yang dianjurkan adalah sebesar 15 ton, sementara rata-rata penggunaan pupuk kandang pada petani mitra sebesar 4.285,2 kg. Walaupun penggunaan pupuk kandang masih jauh dari yang dianjurkan, tetapi aplikasi penerapan pupuk kandang yang salah oleh petani diduga dapat menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas. Petani melakukan pemupukan dengan pupuk kandang saat tanaman sudah berumur satu minggu, bukan ketika melakukan pengolahan lahan. Penggunaan seperti ini memiliki risiko yaitu tanaman dapat mati karena sifat pupuk kandang yang panas. Selain itu banyaknya petani mitra yang masih baru dalam hal melakukan usahatani kedelai edamame diduga juga belum berpengalaman dalam menabur pupuk kandang, sehingga jarak 85 penaburan dengan tanaman terlalu dekat yang dapat menyebabkan tanaman menjadi mati. Penggunaan insektisida per satuan lahan menunjukkan nilai elastisitas yang positif, tetapi tidak berpengaruh nyata. Penggunaan insektisida pada petani mitra masih kurang dari yang dianjurkan oleh penyuluh. Rata-rata petani hanya melakukan kurang lebih 8 kali penyemprotan selama satu musim tanam, sementara yang dianjurkan adalah sekitar 10-12 penyemprotan. 8.2. Analisis Efisiensi Teknis 8.2.1. Sebaran Efisiensi Teknis