19
Vietnam dan Indonesia.
3
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa pada periode tahun 2001-2005, Indonesia baru bisa memasok kedelai edamame ke Jepang sekitar
2.000 ton per tahunnya sementara itu masih ada kelebihan permintaan sekitar 30.000 ton per tahun. Hal tersebut merupakan suatu peluang yang dapat
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk dapat meningkatkan produksi kedelai edamame di dalam negeri dan memasarkannya ke negara Jepang. Tabel 2
menyajikan volume impor kedelai edamame segar beku negara Jepang periode tahun 2001-2005.
Tabel 2 . Volume Impor Edamame Segar Beku Negara Jepang Periode 2001-2005
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan 2007
Permintaan komoditi kedelai edamame yang tinggi, baik untuk diekspor maupun dijual ke super market menyebabkan perusahaan produsen kedelai
edamame kesulitan dalam memenuhi permintaan yang ada. Oleh karena itu untuk dapat memenuhi permintaan kedelai edamame perusahaan produsen kedelai
edamame melakukan kegiatan kemitraan. PT Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan yang menjadi pelopor dalam kegiatan kemitraan kedelai edamame
dengan petani. PT Saung Mirwan melakukan kegiatan kemitraan dengan mitra tani edamame di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
1.2. Perumusan Masalah
Salah satu perusahaan yang menjalin kegiatan kemitraan komoditi kedelai edamame dengan petani adalah PT Saung Mirwan. Kegiatan kemitraan yang
terjalin antara PT Saung Mirwan dengan petani yaitu petani sebagai pemasok
3
Maxi I, Adhi W . 2008. Kedelai Jumbo di Pasar Jepang.http:www.trust.com [diakses 8 Juni
2010]. No
Negara Asal
Volume ton 2001
2002 2003
2004 2005
1. Cina
44.980 34.617
20.424 29.013
31.086 2.
Taiwan 22.696
23.587 26.130
27.103 23.572
3. Thailand
7.767 8.836
11.377 11.214
10.960 4.
Indonesia 1.738
2.416 2.722
2.404 2.936
5. Vietnam
- -
58 57
663 6.
lain-lain -
10 -
23 3
Total 77.181
69.466 60.711
69.814 69.220
20
kedelai edamame ke PT Saung Mirwan, sedangkan PT Saung Mirwan memiliki peranan sebagai penerima hasil panen petani atau dapat disebut juga sebagai pihak
yang memasarkan hasil kedelai edamame yang ditanam oleh petani. PT Saung Mirwan juga memiliki peranan untuk memberikan penyuluhan mengenai cara
atau teknik budidaya kedelai edamame yang baik, agar hasil yang ditanam oleh petani menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar.
Terjalinnya kerjasama kemitraan antara PT Saung Mirwan dengan petani tentunya memiliki banyak manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi PT Saung
Mirwan adanya kegiatan kemitraan bermanfaat dalam hal ketersediaan pasokan yang cukup dan kontinyu, sedangkan bagi petani adanya kegiatan kemitraan
memiliki manfaat berupa adanya kepastian pasar dari produk yang mereka hasilkan. Petani hanya cukup menanam kedelai edamame yang benihnya
didapatkan dari perusahaan dan selanjutnya PT Saung Mirwan siap membeli kedelai edamame petani ketika waktu panen tiba.
Kegiatan kemitraan antara petani mitra dengan PT Saung Mirwan tidak terlepas dari adanya permasalahan yaitu masih rendahnya produktivitas kedelai
edamame yang dihasilkan oleh para petani mitra. Berikut adalah Tabel 3 yang menyajikan rata-rata tingkat produktivitas kedelai edamame yang dihasilkan oleh
petani mitra.
Tabel 3 . Rata-rata Produktivitas Kedelai Edamame Petani Mitra PT Saung
Mirwan Periode 2008-2010 Tahun
Produktivitas setiap kg benih kg 2008
46,0 2009
60,5 2010
64,5
Sumber : PT Saung Mirwan
Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa rata-rata produktivitas kedelai edamame yang dihasilkan oleh petani mitra PT Saung Mirwan mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Namun nilai tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata produktivitas petani mitra kedelai edamame PT
21
Mitra Tani Dua Tujuh yang mencapai angka 90 kg per satu kilogram benih.
4
PT Saung Mirwan dan PT Mitra Tani Dua Tujuh merupakan dua perusahaan yang
sama-sama menjalin kemitraan kedelai edamame dengan petani. Berdasarkan wawancara dengan penyuluh PT Saung Mirwan pada kondisi
optimal produksi kedelai edamame dapat mencapai 100 kg per satu kilogram benih. Beberapa petani mitra PT Saung Mirwan ada yang mampu mencapai
produktivitas sebesar 90 kg per satu kilogram benih, namun jumlahnya sedikit. Diduga salah satu penyebab yang menyebabkan rendahnya produktivitas kedelai
edamame yang dihasilkan oleh petani mitra PT Saung Mirwan adalah para petani mitra terkadang tidak mengikuti Standar Operasional Procedure SOP yang
telah ditetapkan oleh PT Saung Mirwan seperti dosis penggunaan pupuk, dosis penggunaan pestisida dan lain-lain. Hal inilah yang mengindikasikan bahwa
budidaya yang dilakukan selama ini oleh petani mitra kedelai edamame PT Saung Mirwan masih belum efisien secara teknis.
Kegiatan budidaya yang belum efisien tentunya akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Hasil ataupun panen yang diperoleh oleh petani
akan berpengaruh juga terhadap pendapatan usahatani para petani mitra. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi teknis dan juga
seberapa besar pendapatan usahatani yang diperoleh oleh petani mitra, maka perlu dilakukan suatu penelitian yang mengkaji mengenai:
1. Bagaimana keragaan usahatani kedelai edamame di petani mitra edamame
PT Saung Mirwan? 2.
Bagaimana tingkat pendapatan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan?
3. Apakah usahatani kedelai edamame yang dilakukan oleh petani mitra
kedelai edamame PT Saung Mirwan sudah efisien secara teknis? Serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi teknis
tersebut?
4
Hasil wawancara dengan Bapak Sartum Bagian budidaya dan pengendalian OPT PT Saung Mirwan serta mantan karyawan PT Mitra Tani Dua Tujuh
22
1.3. Tujuan