Tujuan Manfaat Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis Usahatani Kedelai Edamame Petani Mitra PT Saung Mirwan

22

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Menganalisis keragaan usahatani kedelai edamame di petani mitra kedelai edamame PT Saung Mirwan. 2. Menganalisis tingkat pendapatan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan. 3. Menganalisis fungsi produksi stochastic frontier dan efisiensi teknis usahatani kedelai edamame di petani mitra kedelai edamame PT Saung Mirwan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 4. Memberikan saran atau rekomendasi kepada PT Saung Mirwan dan petani mitra mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai edamame.

1.4. Manfaat

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan masukan ke berbagai pihak yaitu : 1. Bagi petani dan perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu pertimbangan dalam melaksanakan budidaya kedelai edamame yang lebih efisien yang nantinya dapat meningkatkan produksi kedelai edamame yang diproduksi oleh petani mitra. 2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu pembelajaran mengenai penerapan di lapangan terhadap teori-teori mata kuliah usahatani yang selama ini dipelajari oleh peneliti selama proses perkuliahan. 3. Bagi pembaca, penelitian ini berguna dalam hal memperkaya informasi dan ilmu pengetahuan yang diharapkan nantinya bisa bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya. 23 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu Kedelai Edamame Edamame yang memiliki nama latin Glycin maxLMerrill atau yang biasa disebut sebagai kedelai jepang. merupakan jenis tanaman sayuran yang bentuknya hampir sama dengan tanaman kacang kedelai, namun terdapat perbedaan yaitu ukuran edamame yang lebih besar dibandingkan dengan kacang kedelai biasa. Edamame biasa dikonsumsi dalam bentuk polongan yang sudah direbus. Tanaman edamame merupakan jenis tanaman semusim yang memiliki bentuk semak rendah, tegak, berdaun lebat. Tinggi tanaman edamame berkisar antara 30 sampai dengan 50 cm. Jenis tanaman edamame yang pernah dikembangkan di Indonesia yaitu jenis Ocumani, Tsuronoko, Tsurumidori, Taiso, dan Ryokkoh Samsu 2001. Ada beberapa penelitian terdahulu mengenai edamame diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Feifi 2008 yang mengkaji mengenai kajian manajemen rantai pasokan pada produk dan komoditas kedelai edamame di PT Saung Mirwan. Rantai pasok edamame yang terjalin di PT Saung Mirwan terdiri dari mitra tani, PT Saung Mirwan, dan retailer. Pola aliran produk dan komoditas edamame, pertama dimulai dari petani yang bertindak sebagai pemasok, yang membudidayakan tanaman edamame. Selanjutnya hasil panen yang ada di petani dikirim ke PT Saung Mirwan. Selanjutnya melakukan proses sortasi, pengemasan dan penyimpanan dilakukan oleh PT Saung Mirwan. Proses selanjutnya adalah PT Saung Mirwan langsung mendistribusikan produknya ke customer, sekaligus PT Saung Mirwan berperan sebagai distributor. Nilai tambah terbesar pada rantai pasok produk dan komoditas edamame adalah yang diterima oleh PT Saung Mirwan 24,1 persen untuk edamame curah dan 28,09 persen untuk edamame dalam kemasan. Selanjutnya retailer mendapatkan nilai tambah sebesar 10-20 persen. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan Fadholi 2005 yang mengkaji mengenai pelaksanaan kemitraan antara PT. Saung Mirwan dengan mitra tani edamame di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Fadholi 2005 melakukan evaluasi terhadap jalannya kemitraan yang dilakukan oleh PT. Saung Mirwan dengan mitra tani edamame. 24 Fadholi 2005 menyatakan bahwa, kemitraan yang dilakukan oleh PT. Saung Mirwan dengan mitra tani edamame adalah jenis kemitraan Prima Madya. Kemitraan prima madya merupakan kemitraan yang terjadi dalam jangka menengah dan panjang. Kemitraan ini memiliki sistem dimana pihak inti hanya berperan dalam menampung hasil panen, memberikan bimbingan teknis dan melakukan penyuluhan. Berdasarkan analisis tingkat kepuasan yang diteliti oleh Fadloli 2005, tingkat kepuasan mitra tani edamame dalam melakukan kemitraan dengan PT Saung Mirwan hasilnya belum sepenuhnya memuaskan mitra tani edamame. Alasan sebagian petani kurang merasa puas, dikarenakan kualitas benih yang kurang bermutu, kurangnya bantuan dalam penanggulangan hama pengganggu tanaman, dan penetapan standar produksi pada pelayanan pasca panen yang fluktuatif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya tentang edamame adalah dari segi tempat penelitian yaitu di PT Saung Mirwan dan objek yang dikaji yaitu komoditi edamame, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya tentang edamame yaitu dari sisi pembahasan. Penelitian ini lebih menitikberatkan untuk melihat tingkat efisiensi usahatani petani mitra PT Saung Mirwan dalam melakukan kegiatan budidaya edamame.

2.2. Kajian Terdahulu Pendapatan Usahatani dan Kemitraan