34
Gambar 7 . Pola Kemitraan Keagenan
Sumber : Sumardjo 2004
5. Waralaba
Pola Waralaba merupakan pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra usaha dengan perusahaan mitra usaha yang memberikan hak lisensi merek
dagang kepada kelompok mitra usaha yang disertai dengan bantuan bimbingan manajemen. Mitra usaha memiliki kewajiban untuk mengikuti pola yang yang
telah ditetapkan oleh pemilik waralaba, serta memberikan sebagian pendapatannya berupa royalti atas merek dagang yang telah diberikan.
Kelebihan dari pola kemitraan waralaba adalah perusahaan pemilik waralaba dan perusahaan mitra usaha sama-sama mendapatkan keuntungan.
Selain itu pola kemitraan waralaba ini dapat berfungsi sebagai perluasan pasar, karena kemitraan ini bisa memiliki mitra usaha dimana pun. Sedangkan pola
kemitraan waralaba adalah sering terjadi perselisihan jika ada salah satu pihak yang ingkar, adanya ketergantungan dari mitra usaha kepada pihak pemilik
waralaba, dan adanya ketidakbebasan pihak mitra usaha dalam mengontrol usahanya, dikarenakan harus mengikuti prosedur dari pemilik waralaba. Hafsah
2000.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Kedelai edamame merupakan salah satu tanaman yang memiliki prospek bagus untuk dapat dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan harga kedelai
Memasarkan produk Kelompok mitra
Perusahaan Mitra
Kelompok Mitra
Konsumen Masyarakat
memasok
35 edamame yang lebih tinggi dibandingkan kedelai biasa dan juga kedelai edamame
ini cocok dibudidayakan di wilayah tropis. Permintaan akan kedelai edamame datang dari negara Jepang dan juga Amerika Serikat. Kedelai edamame di Jepang
biasa dikonsumsi dalam bentuk cemilan kesehatan, sedangkan di Amerika Serikat pemanfaatan kedelai ini bahkan digunakan dalam bidang kecantikan.
Kegiatan budidaya kedelai edamame di Indonesia masih relatif sedikit, namun di sisi lain permintaan akan kedelai edamame terus mengalami
peningkatan. Adanya permintaan yang tinggi terhadap kedelai edamame tentunya harus didukung dengan peningkatan produksi kedelai edamame. Salah satu cara
meningkatkan produksi kedelai edamame yaitu dengan melakukan kemitraan dengan petani. PT Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan yang menjalin
hubungan kemitran dengan petani. Salah satu kemitraan yang dijalin adalah kemitraan komoditi edamame. Terjalinnya hubungan kemitraan antara petani
dengan PT saung Mirwan membuat kegiatan budidaya edamame di Indonesia semakin meningkat. Petani bersedia menanam komoditi edamame dikarenakan
sudah ada kepastian harga dan kepastian produk mereka akan terjual. PT Saung Mirwan selama ini menjual edamame dari petani ke super market.
Pelaksanaan kemitraan antara PT Saung Mirwan dengan petani mitra komoditi kedelai edamame tidak lepas dari adanya masalah. Masalah yang terjadi
selama ini adalah masih rendahnya produktivitas kedelai edamame yang dihasilkan oleh petani mitra. Hal ini diduga terjadi karena proses budidaya yang
selama ini dilakukan oleh petani mitra kedelai edamame PT Saung Mirwan masih belum efisien. Proses budidaya yang belum efisien menyebabkan hasil panen
yang diperoleh menjadi kurang optimal. Hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani para petani mitra, sehingga diperlukan suatu
penelitian mengenai pendapatan usahatani dan tingkat efisiensi teknis budidaya kedelai edamame di petani mitra PT Saung Mirwan.
Analisis pendapatan usahatani dilakukan dengan cara menghitung berapa penerimaan, biaya, dan pendapatan yang diperoleh selama satu musim tanam.
Setelah itu dilakukan perhitungan rasio penerimaan atas biaya untuk melihat apakah usahatani yang dijalankan layak atau tidak. Setelah melakukan
perhitungan terhadap rasio peneimaan atas biaya, selanjutnya dilakukan analisis
36 efisiensi teknis dimana efisiensi ini menggambarkan seberapa efisien petani dalam
menggunakan input yang ada untuk menghasilkan produksi yang optimal. Penghitungan efisiensi teknis akan menggunakan analisis fungsi produksi
stochastik frontier dengan menggunakan faktor-faktor yang diduga akan mempengaruhi produksi kedelai edamame adalah luas lahan, jumlah benih yang
digunakan, tenaga kerja, jumlah pupuk kimia, jumlah pupuk kandang, dan jumlah insektisida yang digunakan. Penentuan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
produksi kedelai edamame berdasarkan studi penelitian terdahulu dan juga memahami cara budidaya kedelai edamame yang diberikan oleh PT Saung
Mirwan. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat efisiensi teknis petani inefisiensi. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat efisiensi teknis petani adalah umur petani,
pengalaman menanam kedelai edamame, pendidikan, dummy status kepemilikan lahan, dan dummy penyuluhan dan pekerjaan istri. Hasil perhitungan pendapatan
usahatani, efisiensi dan inefisiensi teknis petani mitra nantinya akan dijadikan saran atau rekomendasi untuk petani dan perusahaan, agar produksi kedelai
edamame dapat meningkat. Adapun bagan kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 8.
37
Gambar 8.
Kerangka Pemikiran Operasional Kerjasama kemitraan antara PT Saung
Mirwan dengan petani
Permasalahan : Rata-rata produktivitas kedelai edamame petani
mitra masih rendah, hal ini mengindikasikan budidaya yang dilakukan oleh petani mitra
belum efisien secara teknis. Nilai produktivitas yang rendah tentunya akan berpengaruh
terhadap tingkat pendapatan usahatani para petani mitra
Keragaan Usahatani Kedelai Edamame
Input Produksi
Output Produksi
Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani
petani mitra PT Saung Mirwan
Hasil Rekomendasi
Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier
Analisis Pendapatan Usahatani:
1. Pendapatan Usahatani
2. Analisis RC rasio
38
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian