Validasi Instrumen Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Skoring menggunakan skala likert, yakni skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang Sugiyono, 2015, hlm.134. Setelah dilakukan skoring, data dikelompokkan sesuai dengan aspek life skill, kemudian dirata-ratakan dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh dan dibagi sesuai dengan jumlah indikatornya, setelah itu dipersentasekan. 2. Data Hasil Observasi Cara mencatat hasil observasi dilakukan dengan daftar cek. Menurut Zuriah 2007, hlm.174 lembar observasi diisi oleh observer dengan memberikan tanda cek √ pada gejala yang muncul pada saat diamati. Data hasil observasi yang telah diberi tanda cek √ oleh observer pada gejala yang muncul kemudian dikumpulkan dan dibuat dalam bentuk interval. Data interval tersebut kemudian dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap aspek yang muncul dari siswa. Skoring dilakukan untuk memberi nilai pada setiap jawaban atau aspek yang muncul pada siswa dengan interval 3 = selalu, 2 = sering, 1 = kadang-kadang, dan 0 = tidak pernah sesuai dengan rubrik yang telah dibuat. Skoring menggunakan skala likert, yakni skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang Sugiyono, 2015, hlm.134. Setelah dilakukan skoring, data dikelompokkan sesuai dengan aspek life skill, kemudian dirata-ratakan dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh dan dibagi sesuai dengan jumlah indikatornya, setelah itu dipersentasekan. 3. Data Hasil Dokumentasi Foto dan video digunakan sebagai bahan dokumentasi diamati dengan teliti sebagai alat untuk menilai aspek life skill yang akan diteliti pada lembar observasi. Untuk mengetahui seberapa besar informasi kecakapan hidup yang muncul pada siswa, data hasil LKS dan lembar observasi tersebut dihitung besar persentase jumlah siswa yang mengembangkan setiap aspek kecakapan hidup. Persentase tersebut dihitung dengan perhitungan sederhana yaitu: siswa = ℎ � � � � � ℎ ℎ � x 100 Arikunto 1999, hlm.269 menyarankan agar analisis kualitatif berkualitas, harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan ukuran. Oleh karena itu, untuk mengambil kesimpulan kriteria seberapa besar life skill yang muncul dari hasil data yang diperoleh, dapat dikategorikan melalui perhitungan persantase menurut Arikunto 1999, hlm.44 dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Life skill Persentase Kriteria 81-100 Sangat baik 61-80 Baik 41-60 Cukup 21-40 Kurang Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan terhadap data-data instrumen yang dikumpulkan, yaitu data hasil LKS, hasil observasi, dan dokumentasi dengan menggunakan pendekatan triangulasi agar data yang didapat lebih akurat. Menurut Pawito 2008, hlm. 99, triangulasi data merupakan upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi agar memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Pendekatan ini terdiri dari tiga tahap: pertama dilakukan reduksi data, yaitu kegiatan memilah dan memilih data mana yang pantas dipaparkan. Kedua melakukan pemaparan data, dan ketiga dilakukan pengambilan simpulan. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dalam bab ini akan diberikan data hasil penelitian life skill siswa melalui pendekatan chemo-entrepreneurship pada materi koloid. Life skill siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah life skill generik dan life skill spesifik. Hasil pengukuran aspek-aspek life skill ini diukur melalui suatu instrumen yakni lembar observasi dan LKS yang diamati oleh observer dalam hal ini adalah peneliti sendiri. Penilaian lembar observasi berdasarkan pengisian LKS dan video dokumentasi proses pembuatan produk koloid yang dibuat oleh masing-masing kelompok. Hasil penilaian instrumen tersebut akan menggambarkan seberapa besar persentase life skill yang dikembangkan oleh siswa.

1. Lembar Observasi

Tabel 4.6 Persentase Life Skill Lembar Observasi Life Skill Aspek Indikator Persentase Rata-rata Kategori Generik Kecakapan Personal Kecakapan Mengenal Diri 83,33 80,39 81,67 Sangat Baik Kecakapan Berpikir 77,45 Kecakapan Sosial Kecakapan Berkomunikasi 77,69 82,96 Kecakapan Bekerjasama 88,24 Spesifik Kecakapan Akademik Melaksanakan Penelitian 73,04 78,30 67,74 Baik Melakukan Identifikasi 83,57 Kecakapan Vokasional Keterampilan 39,21 57,19 Mampu Bersaing 92,16 Etos Kerja 40,19

a. Life skill Generik

Life skill generik yang diukur dalam penelitian ini adalah kecakapan personal dan kecakapan sosial. Berikut ini adalah data hasil pengukuran kecakapan personal dan kecakapan sosial berdasarkan lembar observasi. 1 Kecakapan Personal Berdasarkan data hasil observasi, life skill generik pada aspek kecakapan personal yang meliputi indikator kecakapan mengenal diri menunjukkan bahwa pada sub indikator disiplin dikembangkan oleh siswa sebesar 81,37 dan memelihara lingkungan sebesar 85,29. Kecakapan mengenal diri dikembangkan oleh siswa dengan sangat baik yang ditunjukkan oleh rata-rata sebesar 83,33. Pada indikator kecakapan berpikir menunjukkan bahwa pada sub indikator berinovasi memodifikasi produk koloid yang dipilih dengan kreatif dikembangkan oleh siswa sebesar 85,29, sedangkan pada sub indikator membuat sketsa pembuatan produk koloid dengan kreatif sebesar 69,61. Kecakapan berpikir dikembangkan dengan baik oleh siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 77,45. Kecakapan personal pada pembelajaran koloid melalui pendekatan chemo-entrepreneurship dikembangkan dengan baik oleh siswa dengan persentase sebesar 80,39. Indikator kecakapan mengenal diri lebih banyak dikembangkan oleh siswa yakni sebesar 83,33 dibandingkan dengan indikator kecakapan berpikir yang dikemabangkan sebanyak 77,45. Sub indikator kecakapan personal yang paling besar dikembangkan oleh siswa adalah menjaga kebersihan selama praktikum berlangsung dengan persentase sebasar 85,29, sedangkan sub indikator yang paling