Life Skill Siswa melalui Pendekatan Chemo-Entrepreneurship pada

keuntungankerugian, hanya beberapa orang saja dari setiap kelompok yang mengerjakannya, tidak seperti pada saat proses pembuatan produk dan presentasi kelompok yang selalu dilakukan bersama-sama. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana life skill siswa pada pembelajaran koloid bila dilakukan dengan pendekatan chemo-entrepreneurship. Karena life skill sangat dibutuhkan pada zaman ini. Life skill siswa dapat diasah dengan pemberian pendidikan life skill yang diterapkan oleh sekolah. Pendidikan life skill merupakan pendidikan yang bersifat aplikatif dan konseptual. Peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu, namun dengan adanya pendidikan life skill, siswa didorong untuk memiliki kemampuan lain dari ilmu yang telah mereka dapatkan. Sehingga dengan demikian, pembelajaran di sekolah akan terasa langsung manfaatnya bahwa apa yang mereka pelajari memang benar nyata ada di sekeliling mereka dan mereka dapat mengaplikasikannya langsung. Tanpa mereka sadari, mereka mampu mengembangkan konsep koloid menjadi suatu hal yang memiliki nilai jual, terbukti dengan persentase kecakapan vokasional sebesar 57,19. Meskipun tergolong rendah, mereka memiliki potensi untuk terus mengembangkannya. Didukung dengan kecakapan sosial yang sangat bagus, tercatat 83,76 siswa yang mengembangkannya, siswa mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik hal ini menjadi modal untuk dapat terus mengembangkan kemampuan mereka di bidang entrepreneur berdasarkan konsep koloid. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian analisis life skill siswa melalui pendekatan chemo-entrepreneurship pada materi koloid, life skill generik siswa tergolong sangat baik dengan persentase 81,10 dan life skill spesifik siswa tergolong baik dengan persentase 67,96.

B. Saran

1. Pendidikan life skill perlu dikembangkan oleh guru agar siswa memiliki bekal untuk masa depannya kelak. Pendekatan chemo-entrepreneurship disarankan untuk diterapkan kepada siswa karena mampu menggali potensi dan life skill siswa terutama di bidang entrepreneur. 2. Perlu dikembangkan lagi penelitian yang dapat memotivasi kecakapan vokasional siswa 59 DAFTAR PUSTAKA Ali, H., Faizin, H. 2010. Teologi Entrepreneurship. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ali, M. 2009. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Jakarta: Grasindo. Anwar. 2012. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: CV. Alfabeta. Anto. 2014. Panitia Umumkan Rekapitulasi SNMPTN 2014. Bandung: ITB News. Arifin, Z. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Arikunto, S. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Astamoen, M. P. 2008. Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta. Aqib, Z. 2011. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat Life Skill. Bandung: CV. Yrama Widya. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Badan Pusat Statistik. 2011. Data Strategis BPS. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Brady, J. E. 1992. Kimia Universitas Asas Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara. Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga. Crispin, S., Dibben, M., Auley, A. Mc., Hoell, R. C., Miles, M. P. 2013. To Teach or Try: A Continuum of Approaches to Entrepreneurship Education in Australia. American Journal of Entrepreneurship Vol. 6, no.2, pp. 94-109. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. . 2007. Konsep Pengembangan Model Integrasi Kurikulum Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas. Elfindri., Rumengan, J., Wello, M. B., Tobing, P., Yanti, F., Eriyani, E., Indra, R. 2011. Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media. Hakim, L. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Harsanto, R. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.