8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Life Skill
Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia. Di zaman modern seperti ini, yang berpendidikan tinggi sekali pun
masih banyak yang menganggur, bisa kita bayangkan apabila kita tidak dibekali dengan pendidikan yang cukup. Pendidikan adalah modal
utama untuk membangun bangsa, tentu pendidikan yang dapat membangun suatu bangsa ialah pendidikan yang bermutu, yaitu
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan problema
kehidupan yang dihadapinya. Dewasa ini pengembangan kurikulum lebih berorientasi pada upaya penyiapan para peserta didik yang cerdas
melalui pengembangan keterampilan atau keahlian khusus sesuai dengan konsentrasi studinya. Sekolah memiliki peranan yang penting
untuk mencetak manusia-manusia yang terdidik. Tyler dan Seller dalam Hakim 2009, hlm.216 mengemukakan, program pendidikan yang
dilaksanakan oleh sekolah harus memberikan bekal dan pemahaman kepada siswa tentang kehidupan bermasyarakat yang mencakup dunia
kerja sebab pada dasarnya tujuan dari sekolah dan program pendidikan adalah untuk membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Banyak harapan dari para orang tua murid yang menyekolahkan anaknya agar anaknya memiliki bekal ilmu
pengetahuan, memiliki etika dan tatakrama, memiliki kemampuan dan life skill dengan harapan agar mereka dapat memiliki kehidupan yang
layak nantinya. Pengertian life skill menurut Suyono dan Hariyanto 2011,
hlm.174 jangan dimaknai secara sempit hanya dengan melihat keterampilan fisik saja, tetapi juga bermakna sebagai sikap, perilaku,
dan motivasi yang diperlukan para siswa untuk terampil menghadapi
berbagai persoalan hidup yang akan dihadapinya. Pendidikan life skill sangat luas cakupannya. Tidak hanya dari segi kesehatan, pendidikan
life skill juga dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Mutu pendidikan harus terus ditingkatkan guna untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan harus dapat mengembangkan potensi peserta didik untuk dapat mnghadapi berbagai
masalah yang akan dihadapinya. Pendidikan life skill sangat penting diberikan kepada para siswa untuk memberikan bekal agar mereka
dapat menyelesaikan berbagai macam tantangan hidup yang akan mereka hadapi nantinya. Pendidikan life skill melatih para siswa agar
mereka terampil dalam memecahkan masalah-masalah yang ada karena pendidikan life skill tidak hanya bergelut pada aspek kognitif saja,
namun afektif dan psikomorik pun merupakan bagian dari pendidikan life skill. Sehingga siswa akan dibekali dengan kemampuan dan life skill
yang cukup. Tim Broad Based Education Depdiknas 2003, hlm.2
menyatakan bahwa pendidikan life skill ini bukanlah suatu mata pelajaran baru, sehingga tidak perlu merubah kurikulum. Yang harus
dilakukan adalah reorientasi pendidikan yang semula subject mater oriented menjadi life skill oriented. Adanya reorientasi pendidikan
tersebut, diharapkan siswa dapat memiliki life skill pada dirinya. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan 2007, hlm. 356 merumuskan life skill
sebagai keterampilan para siswa untuk memahami dirinya sendiri serta potensi yang mereka miliki. Sehingga siswa tahu apa tujuan hidupnya
serta mereka mampu untuk memecahkan masalah serta dapat hidup bersama orang lain. Sehingga dengan adanya pendidikan life skill ini
siswa diharapkan mampu memasuki kehidupan sebagai orang dewasa yang sukses.
Pendidikan life skill merupakan pendidikan yang bersifat aplikatif dan konseptual. Peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu, namun
dengan adanya pendidikan life skill, siswa didorong untuk memiliki kemampuan lain dari ilmu yang telah mereka dapatkan. Sehingga