Indikator Pembelajaran KESIMPULAN DAN SARAN

partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan. Susu, es krim, pudingagar-agar, selai, mayonaise dan masih banyak lagi makanan lezat lainnya yang mungkin sudah biasa kita makan. Siapa sangka ternyata kesemua makanan lezat itu merupakan olahan yang dibuat berdasarkan pada prinsip kimia, yakni koloid. Sistem koloid memiliki beberapa sifat antara lain: 1. Efek Tyndall Untuk menentukan larutan sejati atau koloid, digunakan metode silika koloid. Jika cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari arah tegak lurus terhadap sinar tidak melihat cahaya. Tetapi, dalam suspensi koloid cahaya dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah. 2. Gerakan Brown Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang tinggi atau dengan mikroskop ultra akan terlihat partikel koloid yang bergerak terus-menerus dengan arah yang acak tak beraturan atau patah-patah gerak zig- zag. Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown. 3. Adsorpsi Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi. 4. Koagulasi Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Penggumpalan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara mekanis, fisis, dan kimia. Mekanis dilakukan dengan cara pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Agar- agar dan selai merupakan contoh dari sifat koloid koagulasi dengan cara mekanis, karena agar-agar dan selai akan menggumpal bila dipanaskan. Alat cottrel digunakan untuk menggumpalkan asap atau debu dari cerobong pabrik, hal ini merupakan contoh dari cara fisis. Sedangkan penggumpalan dengan cara kimia dilakukan dengan menambahkan elektrolit bermuatan lawan ke dalam koloid. 5. Koloid Pelindung Sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain disebut koloid pelindung. Yang berperan sebagai koloid pelindung disebut emulgator. Seperti pada susu, mayones, margarin, dan jeli. Mayones merupakan suatu emulsi lemak cair, seperti minyak zaitun atau minyak jagung dalam air. Kuning telur dalam mayones berfungsi sebagai bahan penstabil emulsi. Pembuatan selai buah menggunakan prinsip koloid yakni pembuatan koloid dengan cara mekanik dispersi langsung. Cara mekanik dilakukan dengan memperkecil ukuran butir-butir kasar dengan cara menggiling atau menggerus koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Pada pembuatan selai buah, buah yang awalnya berbentuk utuh, dipotong-potong kemudian dihaluskan dan diaduk, hingga menjadi selai.